Alhamdulillah ya Allah, atas semua keindahanMu yang tak terkatakan
Sampaikanlah sholawat beriring salam kepada baginda Rasulullah Saw.
Kemarin, aku menelpon sahabatku temanku 'seperjalanan'. Aku menceritakan tentang kisahku bisa berbicara dengan alam semesta. Tapi sayangnya, dengan yakinnya beliau bilang itu adalah ilusi. Aku dalam hati berkata, apa benar itu ilusi? Lalu kubertanya, bagaimana dengan teman mas yang waktu itu bisa bicara dengan tanaman? Lalu beliau menjawab, "kalo itu dengan bahasa rasa, bukan berkomunikasi". Jika sudah sampai berkomunikasi, itu adalah ilusi. Aku terdiam, bukanlah hal tepat bagiku tuk berargumentasi.
Akhirnya kucoba searching arti dari ilusi.
***
Definisi ilusi. Ilusi berasal dari bahasa latin yaitu illusio yang berarti cemooh, illudere yang berarti mencemoohkan, menggaburkan, dan menyesatkan. Ilusi merupakan keadaan salah tafsir dari indra terhadap rangsangan suatu objek atau pengamatan yg tidak sesuai dng pengindraan. Misalnya ilusi optic, tidak lain merupakan tipuan mata pada saar melihat benda. Jadi seolah-olah mata tersesat dalam mengamati suatu objek, karena mata bukanlah alat pengukur yang baik. Ilusi juga bias berarti tidak dapat dipercaya atau palsu. Ilusi juga dapat berarti sesuatu yang hanya dalam angan-angan atau dengan kata lain adalah khayalan.
***
Waduhh...khayalan? Aku ga berupaya tuk berkhayal apa2. Aku hanya merindukan Dia dengan semua keindahanNya.. Semuanya awalnya dengan bahasa rasa..baiklah aku mau menceritakan bagaimana mekanisme akhirnya kubisa berbicara dengan alam semesta.
Untuk berbicara dengan makhluk Allah yang lain selain manusia, ibaratnya frekuensi radio, dicari-cari gelombangnya sampai dapat sinyal suara yang pas. Namun, jelas, untuk mendapatkan sinyal suara yang pas, diperlukan radio yang 'sehat', alias tidak rusak. Tuk mendapatkan radio yang 'sehat', harus dirawat dan dibersihkan.
Hati itu ibaratnya radio. Terpaksa kuharus menceritakan tentang apa yang kulakukan. Allah, lindungilah diri ku dari sifat sombong dan takabbur. Ini sekedar tuk menjelaskan analisisnya. Aku ikuti majelis ilmu dengan metode bertafakur, yang kuyakini bisa membersihkan pola fikir di kepala (akal tanpa alquran, tertipu, alquran tanpa akal lumpuh) dan juga membersihkan hati (tafakur juga menggunakan hati tuk merasakan). Hati yang awalnya tidak peka, lama kelamaan menjadi peka untuk merasakan. Sejak itu, majelis ilmu lain juga kuikuti sebagai sarana untuk bertafakur. Dimana-mana kubisa bertafakur, "bertafakur sejenak, lebih baik dari ibadah 1 tahun" (HR).
Beberapa pelatihan spiritual kuikuti yang bisa membersihkan hatiku. Hingga berguru menyebrang pulau, karena kuyakini zikrullah adalah salah satu cara tuk membersihkan hatiku. Amalan ....(maaf kutak bisa menyebutkannya) kuyakini juga bisa membersihkan hatiku. Akupun sempat bertahun-tahun menjadi aktivis dakwah di sekitar tempat tinggalku kuniatkan tuk berjihad, "barangsiapa yang menolong agama Allah, maka Allah akan menolongnya". Saat berhaji ke tanah suci, dalam perenunganku di Padang Arafah, kumenemukan hikmah "Allah berada dalam kebaikan yang aku lakukan". Ohh, subhanallah, berarti jika banyak melakukan kebaikan, Allah akan memberiku jawaban atas pertanyaan2 yang bergelayutan dalam diriku. Selama berhaji, doaku "ya Allah, detoksifikasilah jiwa ragaku sambil sebanyak-banyaknya minum air zam2"..agak aneh ya doanya, tapi biarlah inilah rasaku...tuk membersihkan jiwa ragaku.. Aku tidak mau terpaku pada satu pakem, tapi memang caraku rada nyeleneh, dan kupadukan, karena betapa kumerindukan keindahanNya, bergetar merasakan Dia di alam semesta ini.
Jika ditanya, kamu membersihkan hati dengan cara yang mana? Semuanya yang bisa kulakukan, kulakukan. Jujur, lewat perjalanan hidupku, cita-citaku ingin memfitrahkan hatiku, alias membersihkan hatiku. Aku terinsipirasi oleh sosok wajah mulia wajahnya seperti bayi, "syekh Hisyam", wajahnya begitu fitrah, bercahaya, ia mencintai semua orang, tak pandang bulu, dari wajahnya terlihat keindahan hatinya. Tak bisa kubayangkan bagaimana dengan kemuliaan baginda rasulullah saw..subhanallah, tak terkatakan saat ku di raudhah, saat umrah, ku ditampakkanNya senyumannya yang tampak kelihatan giginya, Allahuakbar, indahnya beliau. Saat berhaji, ku ditampakkanNya tatapan beliau yang begitu teduh. Subhanallah, rasanya tak terkatakan deraian tangis dan getaran kebahagiaan. Sungguh, ini adalah nyata, bukan halusinasiku, detak jantungku getaran hatiku menjadi saksi betapa momen itu adalah momen yang begitu tak terkatakan buatku, si debu kotor yang berhembus di muka bumi ini.
Hijab, adalah penghalang ke Allah. Lakukanlah semua apa yang bisa dilakukan, shadaqah, berbuat kebaikan, zikrullah dan amalan sholeh sunnah lainnya yang dapat dilakukan (dapat membuka hijab kita ke Allah). Klo istilahku, "yuk, kita menipiskan hijab kita". Jika terbuka, Dia akan membuka rahasiaNya pada kita.
Kembali ke radio. Jika radio sudah dibersihkan, untuk mencari frekuensi gelombang/sinyal suara akan lebih mudah, ga kresek-kresek. Awalnya memang benar, dengan bahasa rasa. Sungguh rasa di hati ini yang bicara, sunyi, senyap. Suaranya belum jelas, remeng-remeng. Tapi lama kelamaan jelas semakin jelas, suaranya sungguh diluar kita. Bukan lagi di kepala atau di dada.
Selain itu, kita harus saling sayang menyayangi kepada alam semesta. Kata teman seperjalananku, "ajak bicara terus mba, biar aja kayak orang gila." Awalnya kumeminta maaf kepada tanamanku, ikanku, agak seperti orgil, biarkanlah, jika selama ini kumengabaikannya. Kuajak bicara matahari, bulan, bintang dll meskipun mereka blum menjawab dengan bicara, tapi kubisa merasakan mereka menjawabnya dengan caranya. Sampai akhirnya tanamanku berubah warna jadi cerah ceria, bunga-bunga mulai subur, terasa memang mereka hidup...mereka ingin mengucapkan terimakasih. Ikan juga...seneng nyiumin tanganku jadi mulai akrab. Kadang saat kuajak bicara matahari, anakku silau, ia langsung menutup dirinya dibalik awan, lalu kemudian muncul lagi. Begitu juga bulan, saat kuajak bicara, bisa ber'ciluk ba' juga, subhanallah..terasa mereka itu hidup. Sapalah mereka dengan kasih sayang, maka mereka akan menyapamu (kuistilahkan dengan nama ta'aruf, pdkt alias pendekatan biar akrab). Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta.
Hingga waktu berlalu, semakin kumerindukan Dia, semakin banyak tantangan menghadang di depanku, inilah ujian dariNya.. Tuk menguji segala kerinduanku padaNya. Kutak perduli. Namun bicara ku dengan alam semesta semakin nyata, subhanallah... Sungguh semakin nyata. Sempat dibilang halusinasi, tapi hatiku bahagia, karena halusinasi biasanya was-was..hayoo dokter n keluarga pada nuduh..biarin dech, untung ada Al baqarah:38 yang membuat diriku yakin...mereka sangka aku ini error..penyakit gituan kan was2 terus...lagipula Di alquran disebutkan "Allah memberi petunjuk kepada siapa yang DIa kehendaki ke jalan yang lurus" (2:213)apakah harus orang terkenal, seorang ustadz dll, bisa jadi orang biasa seperti aku...wallahualam...
Kembali ke radio. Frekuensi tumbuhan, binatang, alam semesta berbeda-beda. Berikut petikan info yang saya ambil dari internet.
***
Frekuensi suara yang dapat didengar manusia adalah terletak diantara 20 dan 20,000 Hz. Range ini berbeda-beda secara individu dan umumnya tergantung usia. Biasanya manusia mendengar pada frekuensi sekitar 3,500 Hz. Diatas kemampuan dasar pendengaran ataupun dibawahnya kita sebut sebagai ultrasound dan infrasound.
Ultrasound adalah suara dengan frekuansi diatas batas atas pendengaran manusia 20 KHz. Beberapa binatang seperti anjing, ikan lumba-lumba, kelelawar dan tikus, dapat mendengarkan frekuensi tsb. Hal ini dimungkinkan karena telinga bagian tengahnya memiliki kemampuan lowpass filter, sehingga frekuensi sampai dengan 200 kHz dapat didengar. Hal ini disebut pendengaran ultrasonik.
Infrasound adalah suara dengan frekuansi dibawah batas bawah pendengaran manusia. Beberapa penelitian mengenai suara rendah ini bekerja pada 16 s/d 17 Hz mengarah kepada 0,001 Hz. Pada range frekuensi ini, seismograf digunakan untuk memonitoring terjadinya gempa bumi. Bahkan gelombang laut, gunung meletus, dan pergerakan meteor. Beberapa binatang dapat mendengar frekuensi ini, diantaranya Ikan Paus, Gajah, Badak, Jerapah dan Buaya, walaupun sumber suara tersebut berada jauh dari binatang tersebut.
Sumber:
ucuparmantya.blogspot.com/
Matahari, bulan, bintang, angin dll semua adalah 'hidup', semua mempunyai ruh yang bisa berkomunikasi pada frekuensi yang sangat rendah. Frekuensinya lebih rendah dari binatang. Nabi Ibrahim as juga suka berbicara dengan alam semesta bahkan memerintahkan mereka untuk melakukan sesuatu yang diinginkan beliau. Namun aku, hanya mengajak mereka bicara lewat mekanisme 'frekuensi radio' itu. Sedangkan untuk berbicara dengan bangsa jin, pada frekuensi tinggi (lebih tinggi dari manusia). Tapi aku hanya bicara, belum mampu memerintah seperti nabi Sulaiman..emang aku orang biasa...bukan siapa-siapa.. Tubuh kita, hati kita, bisa dikendalikan, bisa diperintah, karena mereka itu hidup. Jika kita sedang marah, frekuensi suara sedang tinggi, coba saja kita bilang, "turunkan frekuensinya"... Aku sering mencoba juga pada anakku, jika ia sedang marah, "Nano, turunkan frekuensinya, sambil kuelus dadanya".. Sungguh inilah tanda kebesaranNya, Nano langsung turun emosinya, ia bisa menyampaikan sesuatu tanpa marah lagi, sungguh ajaib, subhanallah. (notes:frekuensi setan itu frekuensi tinggi..)
Untuk bisa berkomunikasi dengan mereka, hati kita yang akan mengadjust sendiri di frekuensi berapa kita harus berbicara dengan mereka. Jika sudah kenal, sayang dan cinta, dipanggil saja sudah menyahut. Nabi Sulaiman as sudah sangat dekat dengan binatangnya hingga bisa memerintahkan mereka untuk melakukan sesuatu yang diinginkan beliau. Beliau sungguh dekat dengan mereka. Klo aku belum sampai memerintahkan, tapi berbicara kepada mereka. Jadi, apa yang terjadi padaku, bukanlah suatu kehebatan, tapi merupakan suatu mekanisme 'frekuensi radio'. Dan satu hal, menyepi adalah hal yang bisa mempercepat proses mekanismenya terjadi. Sungguh, lewat ini aku percaya Dia memang ada.. Semuanya tanda-tanda kebesaranNya. Siapakah yang telah menyambungkan perbedaan bahasa antara bahasa manusia dengan bahasa binatang? Adalah Dia..subhanallah Dialah yang membukanya, sehingga terjadi komunikasi diantara makhluk Allah yang berbeda. Semut sekecil itupun, bisa berbicara, sungguh ia adalah sahabat kecilku. Hingga ikan paus yang nun jauh dari tempatku, jika kupanggil pada frekuensi mereka, merekapun menyahut. Jika ada diantara teman2 yang membacanya, silakan dipraktekkan mekanisme 'acak kadul' ku..niatkan, "Ya Allah, ijinkan aku menyamakan frekuensiku dengan ...".. Kemudian ajak bicara.. Tapi prasyaratnya seperti yang di atas.. Namun yang kuyakini, Kun fayakun...jadi, maka jadilah.. Pengalaman spiritualku ini bisa jadi berbeda dengan teman-teman yang berkenan membacanya...
Mhn dimaafkan ya...klo ga terstruktur.. Klo ada yang mau ditanyakan monggo.. Bisa via blog ini...mau protes, mau ngasih saran dll..asal berkasih sayang ya syaratnya, agar rahman rahimNya senantiasa meliputi kita semua..amiin..
Allahu ya anta.. Ijinkanlah aku..tuk berbagi apa yang bisa kubagi...tuk membuka diriku..semoga ada manfaatnya..Allah..
emailku evayulianti@yahoo.com
YM user: evayulianti
Klo disini aku bisa bebas merdeka menuliskan curahan hatiku, tapi segala isi dari blogku ini akan kupertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt..
...Barangsiapa mengikuti petunjukKu, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati (Al baqarah:38)
Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya, sungguh beruntung orang yang menyucikan (Jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya
(As syam 8-10)
Ya Allah, jika memang jalanku adalah jalan yang benar, terus hidupkanlah aku dalam kasih sayang dan ridhoMu, tuk menuliskan isi hati kerinduanku padaMu dan berkasih sayang antar sesama lewat pesan alam semestaMu.
Namun... Jika memang jalanku adalah jalan yang sesat, cukupkanlah umurku sampai disini, dan ijinkanlah aku bertaubat padaMu atas segala kesalahan sebelum kumati..karena aku hanyalah hambaMu yang dhoif..si debu kotor yang berhembus di muka bumi....
Lahawla walaa quwwata illabillah
Wallahualam bissawab..
Subhanakallahumma wabihamdika
Asyhadu alla ilaaha illa anta
Astaghfiruka wa'atubu illaik