Home / Archive for Maret 2012
I Miss U Allah
Alhamdulillah, so many thanks to U, Allah, for all the things U give to me
Please send my shalawat and salam to the prophet Muhammad saw
Allah..
I really miss U
With more than words can say
I wish I could show U how I feel for you
It keeps growing all the time
Allah..
When I miss U
The feeling is soo beautiful
Eventhough it's cheerful or painful situation I don't care
It's all coming back to U
The feeling is really turning my head..cried loud for U, laugh for U, smile for U..
It's priceless..
Allah..
I know my journey to U is still so far away
I don't know when it will over
I just want U to know only U can make me like this
The journey that makes me struggled to survive from all YOUR challenges and or obstacles in the crazy world
Allah..
I really miss U..to see U...
I just hope that U always by my side to accompany me and strengthen me
Because I'm so weak without U
Please don't leave me..Allah...
Allah..
I'm hoping that day will come
The day when I see The Most Beauty The Most Noble The Most..The Most... face I never never seen till I can't say anything
Please guide me to U, Allah...I'm so blind without U
Laahawla walaa quwwata illa billah
Subhanakallahumma wabihamdika
Asyhadu alla ilaaha illa anta
Astaghfiruka wa'atubu illaik
Menebar Cinta Rasulullah - Kelembutan Perasaan Rasulullah
Suatu hari beliau duduk-duduk dengan sahabatnya menunggu saat shalat tiba. Sahabatnya yang baru saja pulang dari pesta makan daging. Maka terciumlah bau yang kurang sedap dalam majelis itu. Rasulullah menyadari bau-bauan itu disebabkan oleh uap nafas akibat makan daging. Rasulullah juga menyadari bahwa orang yang bersangkutan ada dalam kedudukan sulit sekali. Mereka tentulah sudah berwudhu semua. Karena sebentar lagi akan sholat jamaah. Kalau orang yang berbau kurang sedap itu beranjak seorang diri pergi berwudhu', ketahuanlah ia sumber bau kurang sedap itu. Tentu dia bisa jadi malu dan gelisah. Beliau menginginkan pelaku yang sebenarnya merasakan pahit getir kesalahannya itu, tanpa diketahui oleh banyak orang.
Rasulullah saw melepaskan pandangnya pada semua yang hadir, seraya memerintahkan : "Siapa yang makan daging tadi hendaknya berwudhu!" Semua telah memakan daging ya, Rasulullah! Jawab para sahabat. Lalu beliau bersabda, "Kalau begitu, berwudhukah kalian semua".
Mereka bangkit semua pergi berwudhu. Termasuk orang yang merupakan sumber datangnya bau kurang sedap itu. Orang ini telah diselamatkan air mukanya dari rasa malu, berkat kecerdikan dan kelembutan perasaan Rasulullah saw.
[Demikianlah keluhuran budi pekerti Muhammad memperhitungkan tindakan sampai ke kecil-kecilnya pun agar tidak melukai perasaan orang dan kehormatan orang lain]
Disalin dari buku "Bahan Renungan Kalbu", Ir Permadi Alibasyah
Kisah Eve dengan Cicak
Alhamdulillah, terimakasih Allah, kubertemu dengan cicak malam ini...
Sampaikanlah shalawat beriring salam kepada nabiMu yang mulia Muhammad saw
Malam ini, kubertemu dengan cicak..Kutegur ia, "Cicak.."
Hellow Eva. Cicak mau ngomong. Eva, aku ini adalah binatang melata. Tapi aku juga bisa bicara tentang Tuhan. Cicak mau Eva yakin bahwa ini benar-benar di dinding itu. Aku sekarang sudah pergi, aku ngumpet dibalik itu.
Eva, aku mau bilang sama kamu. Aku pingin semua orang bisa melakukan sesuatu untuk Tuhan. (Kenapa kamu ga menyebutnya Allah cicak?) Karena Allah hanya milik golongan tertentu, sedangkan Tuhan adalah milik semua orang. (Kenapa milik?) Karena mmg milik adalah kepunyaan. Allah Tuhan memang dimiliki oleh makhlukNya. Tuhan sangat menyayangi hambaNya, sampai-sampai IA ingin dimiliki oleh hambaNya. Tapi ini adalah hal yang sesungguhnya. Tuhan sangat berharap kepada manusia agar tidak saling menyakiti satu sama lain. Jika saling menyakiti, alam semesta akan marah kepada kalian. Karena lewat itu, alam semesta tidak menyukai kalian itu saling menyakiti.
Yakinlah ini sungguh aku, Eva.
(Semoga Allah merahmatimu cicak). Ia Eva, terimakasih. Semoga Allah merahmatimu juga Eva.
Wallahualambissawab
Subhanakallahumma wabihamdika
Asyhadu alla ilaaha illa anta
Astaghfiruka wa'atubuillaik
Angel Principal - Ari Ginanjar ESQ
Alhamdulillah segala puji hanya milikMu Allah, saya dipertemukan dengan training ESQ yang subhanallah ini, yang diprakarsai oleh Bapak Ary Ginanjar Agustian. Shalawat beriring salam semoga tercurah kepada baginda Rasulullah saw, keluarganya yang mulia, sahabatnya yang agung, dan mudah-mudahan kita pengikutnya sampai akhir zaman nanti.
Saya dan suami mengikuti training ESQ sudah tiga tahun yang lalu (awal Maret 2009). Kami mengikuti training ESQ Eksekutif selama tiga hari di Hotel Ibis Pekanbaru Riau. Ibunda berharap agar kami mengikuti training ESQ terlebih dahulu sebelum beribadah haji 2009 lalu. Karena beliau sudah lebih dahulu mengikutinya, dan begitu tercerahkan oleh training ESQ ini. Memang setelah training ESQ waktu itu, hati kami sungguh tercharge oleh energi positif dari ESQ, dan lebih siap untuk berangkat ibadah haji. Subhanallah.
Begitu banyak pesan dan kesan lewat training ESQ, rasanya tak habis-habisnya saya bersyukur bisa ditakdirkanNya untuk mengikutinya. Materi demi materi, perenungan demi perenungan selama training membuat kalbu saya bergetar merasakan kebesaranNya dan keindahanNya yang disajikan tim ESQ. Penyampaian dengan istilah-istilah yang menyenangkan membuat saya jadi lebih mudah mengkaitkannya dalam ingatan dan hati saya.
Memang saya belum bertemu langsung dengan Pak Ari Ginanjar Agustian, hanya lewat layar sewaktu training ESQ pada waktu itu, namun buat saya seperti 'bertemu ruhani' dengan beliau. Ilmu yang diperoleh dari ESQ ini ngeklik buat saya, jadi lebih mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Satukan hati, enam prinsip dan lima langkah, yang subhanallahnya selaras dengan enam hal dalam rukun Iman dan lima hal dalam rukun Islam. Walau belum pernah bertemu, beliau adalah salah satu guru saya di Universitas kehidupan.
Membahas tentang kehidupan sehari-hari, ada dua kata yang paling berkesan di hati saya, yaitu Angel Principal, dimana malaikat mencatat perbuatan saya. Kemudian yang membuat saya jadi mudah mengingat, karena saat mengucapkan Angel Principal tangan disilangkan ke bahu, ada malaikat yang mencatat perbuatan saya sebesar biji zarrahpun, Allah Maha Mengetahui, tak perlu orang lain melihatnya. Saya juga mendengarkan penjelasan dari trainer ESQ yang memandu kami, bahwa bapak Ary Ginanjar mempunyai kebiasaan yang subhanallah, membersihkan wastafel di kamar mandi umum di manapun bapak Ary Ginanjar berada. Beliau tak sungkan-sungkan menyingsingkan lengan baju, di depan staf beliau, tuk melakukannya walaupun sesungguhnya tinggal menyuruh cleaning service di kantor beliau.
Mata saya membulat pada saat mendengarkan cerita ini, hati saya ikut merasakan, subhanallah menurut saya itulah contoh Angel Principal yang sesungguhnya. Suatu amalan yang tidak perlu dilihat orang lain, hanya Allah saja yang tahu, dan dicatat oleh malaikat sebesar biji zarrahpun, tak perlu mendapat pujian dari orang lain.
Jika meyakini tentang Angel Principal ini, sungguh kita tak butuh lagi penghargaan dari manusia, yang kita butuhkan adalah penghargaan dariNya. Kisah yang saya ceritakan tadi menginspirasi saya untuk mencari amalan 'rahasia' seperti yang Pak Ary Ginanjar Agustian lakukan, dan saat haji 2009 saya menemukannya. Baru kali ini saya ceritakan amalan 'rahasia' ini kepada orang lain. Semoga bermanfaat untuk diri sendiri, dan juga buat orang lain, akhirnya saya buka juga disini:-)
Saat menginap di tenda-tenda di Mina, dan melihat kamar mandi begitu kotornya, penuh dengan sampah tisu, pembalut dan lain-lain. Kebetulan waktu itu sedang tidak bisa sholat karena siklus biologis wanita, saya berfikir amalan apa yang bisa saya lakukan tuk menggantinya. Saya jadi teringat Angel Principal itu, tiba-tiba terbersit untuk mengecek kamar mandi, saat semua jamaah sedang menjalankan sholat maghrib. Suasana terlihat sepi, semua kamar mandi ada lima di sisi kiri dan lima di sisi kanan. Tanpa jijik, saya masuk ke kamar mandi, saya tutup pintunya, dan saya pungut sampah-sampah basah yang bertebaran dimana-mana (dengan harapan semoga inilah amalan pengganti sholat maghrib:-). Pada waktu itu saya pakai baju hitam hitam disangka orang saya ini petugas kebersihan, mereka menyuruh saya membersihkan yang lain:-), tapi saya tak perduli. Saya begitu menikmati amalan 'rahasia' yang terinspirasi dari kebiasaan bapak Ari Ginanjar Agustian. Terasa Dia begitu dekat, subhanallah, tak terkatakan.
Sejak itu, saya jadi menyukai amalan 'rahasia' tersebut di tempat-tempat kamar mandi umum yang lain. Namun sesungguhnya, ibu rumah tangga seperti saya mempunyai banyak peluang amalan 'rahasia'. Subhanallah, ternyata tak usah jauh-jauh, kembali ke rumah, untuk bisa dekat denganNya.
Demikianlah sedikit pengalaman saya saat 'bertemu ruhani' dengan Pak Ary Ginanjar Agustian lewat 'Angel Principal'nya. Semoga rahmat dan barokahNya senantiasa menyertai pak Ary Ginanjar Agustian dan tim ESQ lainnya untuk berjuang di jalanNya lewat ESQ Way 165. Amiin. Allahuakbar!
Subhanakallahumma wabihamdika, asyhadu alla ilaaha illa anta, astaghfiruka wa'atubu illaik.
Subhanakallahumma wabihamdika, asyhadu alla ilaaha illa anta, astaghfiruka wa'atubu illaik.
Menebar Cinta Rasulullah - Kisah Rasulullah di Ta'if
Dua kali dalam tahun yang sama Rasulullah saw memperoleh hantaman duka cita yang amat besar. Mula-mula Abi Thalib, yaitu pamannya yang melindunginya dari kebengisan kaum Quraisy, meninggal dunia dalam keadaan masih musyrik. Lalu Siti Khadijah, yaitu istrinya yang selalu memberikan dukungan moril dan materil yang amat besar. Tidaklah terperkirakan rasa duka cita yang menusuk kalbunya! Dalam keadaan demikian itu, perlakuan kaum Quraisy terhadapnya semakin mengila. Pernah suatu waktu mereka menyiramkan tanah ke atas kepalanya, namun Rasulullah tetap tabah. Akhirnya karena perlakuan kaum Quraisy semakin brutal, Muhammad saw pergi ke Ta'if dengan harapan semoga masyarakat disana mau mendukungnya. Namun ternyata orang-orang di Ta'if memperlakukannya seperti kepada bukan manusia saja layaknya. Ia diteriaki, dicaci maki, diludahi serta dilempari batu dan besi sehingga beberapa bagian tubuhnya tidak hanya memar, tetapi terluka dan mencucurkan darah.
Secepatnya Nabi pergi dari sana, berlindung di sebuah kebun anggur anak-anak Rabia, yaitu Utba dan Syaiba. Disana ia berdoa dengan khusuk :
Allahumma ya Allah,
Kepada Engkau jua aku mengadukan kelemahanku,
kurangnya kemampuanku serta kehinaan diriku di depan manusia,
O, Tuhan Maha Pengasih, Maha Penyayang
Engkaulah yang melindungi si lemah.
Dan Engkaulah pelindungku.
Kepada siapa hendaknya Kau serahkan diriku?
Kepada orang yang jauhkah yang berwajah muram kepadaku?
Ataukah kepada musuh yang akan menguasai diriku?
Asalkan Engkau tidak murka kepadaku,
aku tidak peduli.
Sebab sungguh luas kenikmatan yang Kau limpahkan kepadaku.
Aku berlindung kepada Nur wajah Engkau yang menyinari kegelapan (dan karenanya membawakan kebaikan bagi dunia dan akhirat) dari kemurkaan Engkau yang akan Kau tumpahkan kepadaku.
Engkaulah yang berhak menegur dengan berkenan kepada Engkau.
Dan tiada kuasa serta kekuatan selain dengan Engkau juga.
[Meskipun dalam kondisi yang amat nelangsa, Muhammad saw. dalam doanya tidak mendendam kepada orang-orang yang menyakitinya!]
Disalin dari buku "Bahan Renungan Kalbu" - Ir Permadi Alibasyah
Secepatnya Nabi pergi dari sana, berlindung di sebuah kebun anggur anak-anak Rabia, yaitu Utba dan Syaiba. Disana ia berdoa dengan khusuk :
Allahumma ya Allah,
Kepada Engkau jua aku mengadukan kelemahanku,
kurangnya kemampuanku serta kehinaan diriku di depan manusia,
O, Tuhan Maha Pengasih, Maha Penyayang
Engkaulah yang melindungi si lemah.
Dan Engkaulah pelindungku.
Kepada siapa hendaknya Kau serahkan diriku?
Kepada orang yang jauhkah yang berwajah muram kepadaku?
Ataukah kepada musuh yang akan menguasai diriku?
Asalkan Engkau tidak murka kepadaku,
aku tidak peduli.
Sebab sungguh luas kenikmatan yang Kau limpahkan kepadaku.
Aku berlindung kepada Nur wajah Engkau yang menyinari kegelapan (dan karenanya membawakan kebaikan bagi dunia dan akhirat) dari kemurkaan Engkau yang akan Kau tumpahkan kepadaku.
Engkaulah yang berhak menegur dengan berkenan kepada Engkau.
Dan tiada kuasa serta kekuatan selain dengan Engkau juga.
[Meskipun dalam kondisi yang amat nelangsa, Muhammad saw. dalam doanya tidak mendendam kepada orang-orang yang menyakitinya!]
Kenapa ku tulis komentar setiap hari di @sikapmerdeka
Alhamdulillah ya Allah berkat BB kubisa menuliskan kisah ini sambil belajar mengkaji tuk bekalku pulang.
Sampaikanlah shalawat beriring salam kepada nabi Muhammad saw..sosok pejuang, pembawa panji kebenaran yg membawa kami dari kegelapan menuju cahayaNya
Tak terasa sudah belasan kali kumenuliskan komentar mengenai SIKAP MERDEKA di koran RAKYAT MERDEKA, koran Political News Leader, yang dengan lugas, kritis dan terbuka berani mengungkapkan fakta yang ada. Aku mengikutinya lewat jejaring twitter @sikapmerdeka.
Bagiku, Sikap Merdeka adalah bentuk ekspresi kemerdekaan mengungkapkan suara hati rakyat, yang merupakan salah satu hak azazi manusia. So, freedom of speak n expression.
Namun buatku, aku juga harus mempunyai rambu yaitu norma dalam kehidupan, sebagaimana baginda Rasulullah dalam menyampaikan pendapat juga mempunyai norma seperti tidak menyakiti lawan bicara, tidak suukdzon, jika menyindir tidak to the point, dll.
Untuk mendapatkan serangkaian kalimat yang pas, bukanlah mudah. Aku membaca koran Rakyat Merdeka dulu, dan jika perlu koran2 lain untuk perbandingan. kemudian kulakukan studi literatur kecil via internet, biar ga asal nulis, karena kutau apa yang utarakan ini akan dipertanggung jawabkan di hadapanNya. Kumohon ampun padaMu Allah, jika masih ada setitik kesalahan dan kehilafan yang kulakukan, sudikan Engkau memaafkanku, ya Robb.
Mengapa aku ingin ada di jalan ini, karena sebagaimana Rasulullah bersabda, "Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat" (HR. Bukhari). Si debu ini, ingin ada setitik andil sebagai tanda cintaku kepada ibu pertiwi, semata2 karenaNya. Rasulullah menyayangi orang miskin, kuharapkan apa yang kusampaikan disana, sebagai cara si debu ini tuk membela rakyat miskin. Aku memohon ampun padaMu ya Robb, jika ada secuil kesalahan / kekhilafan yang membuatku malah tidak membela rakyat miskin. Akupun berharap, dengan secuil komentarku ini dapat mendukung siapapun yang harus didukung, disemangati, disupport, agar bisa terus berjuang menjalankan tugasnya dengan semangat juang yang tinggi dengan panji kebenaran dan keadilan.
Dalam jalan ini pula, aku si debu ini, dengan secuil komentar disana, bisa melakukan sesuatu terhadap yang namanya kemungkaran (ketidakbenaran dan ketidak adilan). Sebagaimana baginda Rasulullah bersabda, "Jika kamu melihat suatu kemungkaran, cegahlah dengan tanganmu, Jika kamu tak sanggup, cegahlah dengan lisanmu (mulutmu) dan jika kamu tak sanggup, cegahlah dengan hatimu. Dan itulah selemah – lemah Iman”. [HR Muslim]. Bagi sebuah harian besar seperti Rakyat Merdeka, kuyakini apa yang dituliskan sebelumnya oleh Rakyat Merdeka sudah diteliti, diklarifikasi dan dikaji, baru diterbitkan. Tugas kami, memberi komentar sesuai dengan hati nurani masing-masing. Semoga Tuhan, menyertai kami tuk terus berjuang di jalan ini.
Bagiku, ini adalah salah satu perjuangan, walau mungil kecil, aku ingin jadi lilin kecil mungil yang rela membakar dirinya demi penerangan. Bukanlah tak ada resiko menuliskannya, tapi laahawla walaa quwwata illa billah. Allahuakbar, Dia Maha Besar, aku hanya takut padaNya.
Ada satu hal yang penting buatku, Rasulullah selalu berkasih sayang kepada sesama, walaupun kepada orang kafir sekalipun. Meskipun kadang komentarku kecil-kecil cabe rawit, aku tidak membenci mereka (subjeknya), tapi perilaku mereka yang tidak kusukai. Sehingga bisa tetap berkasih sayang kepada mereka di dalam hatiku yang paling dalam. Allah, ingatkanlah aku, tuk mendoakan mereka agar kembali kepada kebenaran. Akupun juga hambaMu yang dhoif ini, pun tak luput dari kesalahan dan kekhilafan, ampunilah si lilin kecil yang berdebu ini.. laahawla walaa quwwata illa billah..
Demikianlah belajar mengkajiku, semoga Allah meridhoi jalan ini, entah sampai kapan, wallahualam bissawab.
Subhanakallahumma Wabihamdika
Asyhadu alla ilaaha illa anta
Astaghfiruka wa'atubu illaik
Menebar Cinta Rasulullah - Kisah Rasulullah Mengasihi Anak Yatim
Kisah ini terjadi di Madinah pada suatu pagi di hari raya Idul Fitri. Rasulullah saw seperti biasanya mengunjungi rumah demi rumah untuk mendo’akan para muslimin dan muslimah, mukminin dan mukminah agar merasa bahagia di hari raya itu.
Alhamdulillah, semua terlihat merasa gembira dan bahagia, terutama anak-anak. Mereka bermain sambil berlari-lari kesana kemari dengan mengenakan pakaian hari rayanya. Namun tiba-tiba Rasulullah saw melihat di sebuah sudut ada seorang gadis kecil sedang duduk bersedih. Ia memakai pakaian tambal-tambal dan sepatu yang telah usang.
Rasulullah saw lalu bergegas menghampirinya. Gadis kecil itu menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangannya, lalu menangis tersedu-sedu.
Rasulullah saw kemudian meletakkan tangannya yang putih sewangi bunga mawar itu dengan penuh kasih sayang di atas kepala gadis kecil tersebut, lalu bertanya dengan suaranya yang lembut : “Anakku, mengapa kamu menangis? Hari ini adalah hari raya bukan?”
Gadis kecil itu terkejut. Tanpa berani mengangkat kepalanya dan melihat siapa yang bertanya, perlahan-lahan ia menjawab sambil bercerita : “Pada hari raya yang suci ini semua anak menginginkan agar dapat merayakannya bersama orang tuanya dengan berbahagia. Anak-anak bermain dengan riang gembira. Aku lalu teringat pada ayahku, itu sebabnya aku menangis. Ketika itu hari raya terakhir bersamanya. Ia membelikanku sebuah gaun berwarna hijau dan sepatu baru. Waktu itu aku sangat bahagia. Lalu suatu hari ayahku pergi berjuang bersama Rasulullah saw. Dan kemudian ia meninggal dalam perjuangannya. Sekarang ayahku tidak ada lagi. Aku telah menjadi seorang anak yatim. Jika aku tidak menangis untuknya, lalu siapa lagi?”
Setelah Rasulullah saw mendengar cerita itu, seketika hatinya diliputi kesedihan yang mendalam. Dengan penuh kasih sayang ia membelai kepala gadis kecil itu sambil berkata: “Anakku, hapuslah air matamu… Angkatlah kepalamu dan dengarkan apa yang akan kukatakan kepadamu…. Apakah kamu ingin agar aku Rasulullah menjadi ayahmu? …. Dan apakah kamu juga ingin agar Fatimah menjadi kakak perempuanmu…. dan Hasan dan Husein menjadi adik-adikmu dan Aisyah menjadi ibumu ?. Bagaimana pendapatmu tentang usul dariku ini?”
Begitu mendengar kata-kata itu, gadis kecil itu langsung berhenti menangis. Ia memandang dengan penuh takjub orang yang berada tepat di hadapannya.
Masya Allah! Benar, ia adalah Rasulullah saw, orang tempat ia baru saja mencurahkan kesedihannya dan menumpahkan segala gundah di hatinya. Gadis yatim kecil itu sangat tertarik pada tawaran Rasulullah saw, namun entah mengapa ia tidak bisa berkata sepatah katapun. Ia hanya dapat menganggukkan kepalanya perlahan sebagai tanda persetujuannya. Gadis yatim kecil itu lalu bergandengan tangan dengan Rasulullah saw menuju ke rumah. Hatinya begitu diliputi kebahagiaan yang sulit untuk dilukiskan, karena ia diperbolehkan menggenggam tangan Rasulullah saw yang lembut seperti sutra itu.
Sesampainya di rumah, wajah dan kedua tangan gadis kecil itu lalu dibersihkan dan rambutnya disisir. Semua memperlakukannya dengan penuh kasih sayang. Gadis kecil itu lalu dipakaikan gaun yang indah dan diberikan makanan, juga uang saku untuk hari raya. Lalu ia diantar keluar, agar dapat bermain bersama anak-anak lainnya. Anak-anak lain merasa iri pada gadis kecil dengan gaun yang indah dan wajah yang berseri-seri itu. Mereka merasa keheranan, lalu bertanya :
“Gadis kecil, apa yang telah terjadi? Mengapa kamu terlihat sangat gembira?”
Sambil menunjukkan gaun baru dan uang sakunya gadis kecil itu menjawab :
“Akhirnya aku memiliki seorang ayah! Di dunia ini, tidak ada yang bisa menandinginya! Siapa yang tidak bahagia memiliki seorang ayah seperti Rasulullah? Aku juga kini memiliki seorang ibu, namanya Aisyah, yang hatinya begitu mulia. Juga seorang kakak perempuan, namanya Fatima Az`Zahra. Ia menyisir rambutku dan mengenakanku gaun yang indah ini. Aku merasa sangat bahagia dan bangga memiliki adik adikku yang menyenangkan bernama Hasan dan Husein. , dan ingin rasanya aku memeluk seluruh dunia beserta isinya.”
Rasulullah saw bersabda : ”Siapa yang memakaikan seorang anak pakaian yang indah dan mendandaninya pada hari raya, maka Allah SWT akan mendandani/menghiasinya pada hari Kiamat. Allah SWT mencintai terutama setiap rumah, yang di dalamnya memelihara anak yatim dan banyak membagi-bagikan hadiah. Barangsiapa yang memelihara anak yatim dan melindunginya, maka ia akan bersamaku di surga.”
Dalam kesempatan lain,Dari Ibnu Abbas r.a., Rasulullah bersabda :”Dan barangsiapa yang membelaikan tangannya pada kepala anak yatim di hari Assyura, maka Allah Ta’ala mengangkat derajat orang tersebut untuk untuk satu helai rambut satu derajat. Dan barangsiapa memberikan (makan dan minum) untuk berbuka bagi orang mukmin pada malam Asyuro, maka orang tersebut seperti memberikan makanan kepada seluruh umat Muhammad SAW dalam keadaan kenyang semuanya.”— Al Hadis.
*Diambil dari buku ‘Sayang Anak Yatim’, penulis Vani Diana P. (4.bp.blogspot.com)
http://ronamentari.blogspot.com/2011/11/kisah-rasulullah-mengasihi-anak-yatim.html
Alhamdulillah, semua terlihat merasa gembira dan bahagia, terutama anak-anak. Mereka bermain sambil berlari-lari kesana kemari dengan mengenakan pakaian hari rayanya. Namun tiba-tiba Rasulullah saw melihat di sebuah sudut ada seorang gadis kecil sedang duduk bersedih. Ia memakai pakaian tambal-tambal dan sepatu yang telah usang.
Rasulullah saw lalu bergegas menghampirinya. Gadis kecil itu menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangannya, lalu menangis tersedu-sedu.
Rasulullah saw kemudian meletakkan tangannya yang putih sewangi bunga mawar itu dengan penuh kasih sayang di atas kepala gadis kecil tersebut, lalu bertanya dengan suaranya yang lembut : “Anakku, mengapa kamu menangis? Hari ini adalah hari raya bukan?”
Gadis kecil itu terkejut. Tanpa berani mengangkat kepalanya dan melihat siapa yang bertanya, perlahan-lahan ia menjawab sambil bercerita : “Pada hari raya yang suci ini semua anak menginginkan agar dapat merayakannya bersama orang tuanya dengan berbahagia. Anak-anak bermain dengan riang gembira. Aku lalu teringat pada ayahku, itu sebabnya aku menangis. Ketika itu hari raya terakhir bersamanya. Ia membelikanku sebuah gaun berwarna hijau dan sepatu baru. Waktu itu aku sangat bahagia. Lalu suatu hari ayahku pergi berjuang bersama Rasulullah saw. Dan kemudian ia meninggal dalam perjuangannya. Sekarang ayahku tidak ada lagi. Aku telah menjadi seorang anak yatim. Jika aku tidak menangis untuknya, lalu siapa lagi?”
Setelah Rasulullah saw mendengar cerita itu, seketika hatinya diliputi kesedihan yang mendalam. Dengan penuh kasih sayang ia membelai kepala gadis kecil itu sambil berkata: “Anakku, hapuslah air matamu… Angkatlah kepalamu dan dengarkan apa yang akan kukatakan kepadamu…. Apakah kamu ingin agar aku Rasulullah menjadi ayahmu? …. Dan apakah kamu juga ingin agar Fatimah menjadi kakak perempuanmu…. dan Hasan dan Husein menjadi adik-adikmu dan Aisyah menjadi ibumu ?. Bagaimana pendapatmu tentang usul dariku ini?”
Begitu mendengar kata-kata itu, gadis kecil itu langsung berhenti menangis. Ia memandang dengan penuh takjub orang yang berada tepat di hadapannya.
Masya Allah! Benar, ia adalah Rasulullah saw, orang tempat ia baru saja mencurahkan kesedihannya dan menumpahkan segala gundah di hatinya. Gadis yatim kecil itu sangat tertarik pada tawaran Rasulullah saw, namun entah mengapa ia tidak bisa berkata sepatah katapun. Ia hanya dapat menganggukkan kepalanya perlahan sebagai tanda persetujuannya. Gadis yatim kecil itu lalu bergandengan tangan dengan Rasulullah saw menuju ke rumah. Hatinya begitu diliputi kebahagiaan yang sulit untuk dilukiskan, karena ia diperbolehkan menggenggam tangan Rasulullah saw yang lembut seperti sutra itu.
Sesampainya di rumah, wajah dan kedua tangan gadis kecil itu lalu dibersihkan dan rambutnya disisir. Semua memperlakukannya dengan penuh kasih sayang. Gadis kecil itu lalu dipakaikan gaun yang indah dan diberikan makanan, juga uang saku untuk hari raya. Lalu ia diantar keluar, agar dapat bermain bersama anak-anak lainnya. Anak-anak lain merasa iri pada gadis kecil dengan gaun yang indah dan wajah yang berseri-seri itu. Mereka merasa keheranan, lalu bertanya :
“Gadis kecil, apa yang telah terjadi? Mengapa kamu terlihat sangat gembira?”
Sambil menunjukkan gaun baru dan uang sakunya gadis kecil itu menjawab :
“Akhirnya aku memiliki seorang ayah! Di dunia ini, tidak ada yang bisa menandinginya! Siapa yang tidak bahagia memiliki seorang ayah seperti Rasulullah? Aku juga kini memiliki seorang ibu, namanya Aisyah, yang hatinya begitu mulia. Juga seorang kakak perempuan, namanya Fatima Az`Zahra. Ia menyisir rambutku dan mengenakanku gaun yang indah ini. Aku merasa sangat bahagia dan bangga memiliki adik adikku yang menyenangkan bernama Hasan dan Husein. , dan ingin rasanya aku memeluk seluruh dunia beserta isinya.”
Rasulullah saw bersabda : ”Siapa yang memakaikan seorang anak pakaian yang indah dan mendandaninya pada hari raya, maka Allah SWT akan mendandani/menghiasinya pada hari Kiamat. Allah SWT mencintai terutama setiap rumah, yang di dalamnya memelihara anak yatim dan banyak membagi-bagikan hadiah. Barangsiapa yang memelihara anak yatim dan melindunginya, maka ia akan bersamaku di surga.”
Dalam kesempatan lain,Dari Ibnu Abbas r.a., Rasulullah bersabda :”Dan barangsiapa yang membelaikan tangannya pada kepala anak yatim di hari Assyura, maka Allah Ta’ala mengangkat derajat orang tersebut untuk untuk satu helai rambut satu derajat. Dan barangsiapa memberikan (makan dan minum) untuk berbuka bagi orang mukmin pada malam Asyuro, maka orang tersebut seperti memberikan makanan kepada seluruh umat Muhammad SAW dalam keadaan kenyang semuanya.”— Al Hadis.
*Diambil dari buku ‘Sayang Anak Yatim’, penulis Vani Diana P. (4.bp.blogspot.com)
http://ronamentari.blogspot.com/2011/11/kisah-rasulullah-mengasihi-anak-yatim.html
IBF, Ajang Pemersatu dalam Ukhuwah Islamiyah
Sejak mendapat berbagai informasi dari twitter @republikaonline, sebagai "Islamic book lover", saya kepingin sekali bisa datang ke Islamic Book Fair (IBF) 2012. Alhamdulillah, ibunda tercinta mau menemani hari ini, 14 Maret 2012. Tapi, ada syaratnya, menemani ibunda saya dulu untuk memenuhi keperluannya ke bagian stand busana muslimah.
Subhanallah, beraneka ragam busana muslim dan muslimah dengan pernak perniknya, jilbab, gamis, CD Islami, dan lain-lain dijual di arena IBF lantai 2. Itu artinya, IBF bukan hanya menawarkan buku, tapi sekaligus "one stop" kebutuhan untuk kaum muslim/muslimah.
Saya amati stand demi stand, baik senyumannya maupun pelayanannya. Rata-rata, melayani pengunjung dengan ramah, senyum dan sabar. Semoga pertanda, adanya ukhuwah Islamiyah di dalam IBF ini.
Setelah menemani ibunda tercinta, barulah kami turun ke lantai bawah. Nah, momen inilah yang saya tunggu. Kesan pertama, saat berkunjung ke IBF stand perbukuan di lantai bawah, wow, subhanallah, ribuan buku terhampar di stand-stand penerbit buku. Bingung mau pilih yang mana. Akhirnya saya putuskan, saya mau mencari buku kisah motivasi Islami dan kisah cerita anak-anak Islam. Barulah saya mulai hunting bersama ibu saya. Sayangnya, saya ketinggalan mendengarkan sharing knowledge dengan Asma Nadia di panggung utama IBF.
Saya amati stand-stand dari satu penerbit ke penerbit yang lain, semua sibuk melayani pengunjung. Ada yang serius, ada yang full smile, ada yang biasa saja dan ada juga yang cuek.
Diskon-diskon buku-buku Islami yang menggiurkan, cukup menarik perhatian saya. Kehendak diri pingin borong sebanyak-banyaknya. Suasana IBF sungguh dinamis, dengan segala keanekaragamannya. Salut buat panitia yang bertumpus lumus sehingga berhasil merangkul 350 penerbit buku Islami, from A to Z, untuk terlibat di dalam IBF 2012 ini, two thumbs up.
Sempat kami menanyakan lokasi stand penerbit yang sedang saya cari, ke suatu stand penerbit buku lainnya, dan ia bilang tidak tahu. Kemudian, kami tanyakan lagi ke stand penerbit lainnya, ia pun bilang tidak tahu, dan tanya lagi ke tempat lain juga menjawab hal yang sama. Hal ini, yang membuat saya jadi berpikir.
Saya sempat membaca mengenai IBF di republika.co.id. Jika boleh saya pakai bahasa sendiri, sesungguhnya IBF ini merupakan ajang saling sayangnya antar penerbit dengan penerbit lainnya; Penerbit dengan pembaca; Penulis dengan pembaca; Penulis dengan penulis lainnya; Pembaca dengan pembaca lainnya (interaksi antar penerbit, penulis, pembaca, dan stake holders dalam industri perbukuan Islam).
Saya sedikit berharap, sesungguhnya mereka sedikitnya bisa membantu, jika mereka tidak tahu, dengan berkata, "Ibu bisa melihat di papan informasi disana." Tapi berkali-kali kami tanyakan, jawabannya sama, "tidak tahu, Bu." Pada waktu itu, kami tidak tahu ada papan informasi lokasi stand penerbit.
Semangat dari IBF, salah satunya adalah pemersatu. IBF adalah ajang pemersatu, dalam ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam). Saya membayangkan, setiap harinya ribuan pengunjung dalam 10 hari, dengan berbagai tujuan datang berbondong-bondong. Baik menggunakan alat transportasi umum maupun pribadi, hingga puluhan bis besar rombongan siswa-siswi dari berbagai sekolah Islam, parkir di depan Istora Senayan. Belum ditambah ribuan peserta, dan panitia IBF, subhanallah, betapa banyak jumlah stake holders dalam industri perbukuan Islam yang hadir disana. Jika ini dijadikan momen ber-ukhuwah Islamiyah, subhanallah akan terasa "sesuatu" yang menjadi penyemangat di dalam IBF.
Ukhuwah Islamiyah, begitu ditekankan oleh baginda Rasulullah saw. Sebagaimana hadits Rasulullah Saw, “Seorang muslim dengan muslim lainnya, bagaikan bangunan yang saling mengikat dan menguatkan satu sama lainnya.“ Dan begitu juga, sebagaimana sabda Rasulullah Saw lainnya, “Belum dikatakan beriman salah seorang diantara kamu, sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari).
Nuansa ukhuwah Islamiyah, bisa dirasakan di saat saling menyapa dengan keceriaan dan senyuman, berjabat tangan erat (untuk sesama muhrim), mengucapkan salam, saling membantu, dan banyak lagi akhlak Rasulullah yang bisa kita teladani dalam ber-ukhuwah Islamiyah. Di saat nuansa ukhuwah Islamiyah terasa, suasana lingkungan akan menyenangkan, dan pengunjung pun merasa nyaman di stand-nya. Antar penerbit pun bisa saling sapa, saling bantu dalam nuansa ukhuwah Islamiyah.
Memanglah disadari, tidak bisa dalam sekejap mata ada peningkatan nuansa ukhuwah Islamiyah. Namun, jika ada yang turut berperan serta menjadi lilin-lilin kecilnya, awalnya, itulah yang akan menjadi cahaya yang akan bersinar hingga mulai terang, hingga terang benderang.
Insya Allah IBF akan menjadi momen penting dalam ukhuwah Islamiyah di negeri tercinta ini. Sebagaimana juga, ada peribahasa menyatakan, "sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit," yang artinya, usaha yang terus-menerus dilakukan, walaupun hanya berawal dari hal kecil tapi akhirnya pasti akan memberikan hasil.
Dengan peserta terdiri dari 350 penerbit terlibat di dalamnya pada tahun ini, bahkan dari manca negara ikut serta di dalamnya, IBF bisa menjadi ajang pemersatu dalam ukhuwah Islamiyah. Untuk menambah nuansa ukhuwah Islamiyah, jika berkenan, izinkanlah saya memberikan saran mengenai pelaksanaan IBF.
Saran pertama, sosialisasi dari awal lewat panitia IBF mengenai betapa pentingnya nuansa ukhuwah Islamiyah. Hal ini disampaikan kepada jajaran panitia dan peserta IBF.
Saran kedua, agar IBF semakin semarak, diadakan acara kebersamaan untuk mendeklarasikan bahwa meskipun berbeda-beda, tapi tetap satu di dalam IBF. Semua penerbit mempunyai keunggulan masing-masing. Kelemahannya bisa dibantu oleh penerbit yang lain dengan saling bantu membantu satu sama lain. Itulah message yang ingin disampaikan dalam acara kebersamaan sesama penerbit tersebut. Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta.
Saran ketiga, para pengunjung disambut dengan panitia khusus. Panitia yang profesional, ramah, dan siap membantu pengunjung tentang lokasi stand penerbit, jadwal acara dan informasi lainnya yang dibutuhkan pengunjung dengan nuansa ukhuwah Islamiyah yang kental.
Saran keempat, melibatkan Kementerian Agama (dalam hal ini Ditjen Bimas Islam) sebagai salah satu stake holders dalam industri perbukuan Islam. Di mana juga bertanggung jawab dalam hal ukhuwah Islamiyah di Indonesia, untuk membagikan selebaran mengenai betapa pentingnya ukhuwah Islamiyah kepada semua pengunjung, peserta dan panitia IBF. Caranya dengan menyediakan petugas khusus, dan meminta kepada pengunjung yang menerima selebaran itu agar dapat menyebarkan pesan ukhuwah Islamiyah tersebut kepada yang lain.
Demikianlah sedikit kesan, pesan dan saran dari saya. Sudilah memaafkan, jika ada yang kurang berkenan atau kurang sesuai dengan fakta yang ada secara keseluruhan. Ini hanyalah berdasar pengamatan selama beberapa jam di IBF 2012 dan membaca serba serbi IBF di republika.co.id.
Semoga, IBF berikutnya semakin berkembang dari sisi kuantitas peserta, pengunjung dan stake holders industri perbukuan Islami yang terlibat. Serta, dari sisi kualitas juga semakin baik dan barokah, senantiasa dalam nuansa ukhuwah Islamiyah yang kental. Amiin ya robbal alamiin. Wallahualam bissawab.
Eva Yulianti
Redaktur: Miftahul Falah
http://www.republika.co.id/berita/senggang/islamic-book-fair/12/03/15/m0wvgi-islamic-book-fair-ajang-pemersatu-dalam-ukhuwah-islamiyah
Langganan:
Postingan
(
Atom
)
Diberdayakan oleh Blogger.
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "