Kenanganku di Auladi Parenting School 2008


Assalamualaikum wr. Wb.
Pak Ikhsan yang dirahmati Allah,
Aku adalah seorang ibu dari 3 orang anak berusia 5,5 tahun dan kembar perempuan laki-laki berusia 2,7 tahun.
1 minggu lebih telah berlalu sejak saya dan suami mengikuti APS (Auladi Parenting School) di Duri Riau.
Saya sangat bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberi kesempatan kepada saya mengikuti APS ini, ternyata APS ini adalah jawaban dari munajat saya kepada Allah. Saya sudah mengetahui kelemahan2 saya di dalam menjalani pengasuhan anak, tapi selama ini saya tidak tahu bagaimana ikhtiar saya selanjutnya.

Saat saya menerima informasi APS by email, hati saya langsung tergerak untuk mengikutinya, begitu juga dengan suami saya. Kami berdua merasa perlu untuk mengikuti APS ini, apapun kemasannya, kami tidak perduli…kemantapan hati kami semoga menjadi pertanda bahwa inilah petunjuk dari Allah menuju jalan yang diridhoi-Nya..amiin. Subhanallah,  Allah memang memberikan ‘lebih dari yang kubayangkan’ dari APS ini. Selama 2 hari saya menjalani APS ibaratnya seperti saya menonton film dosa-dosa saya sama anak selama ini.  Tetes-tetes air mata tak terbendung dari awal acara hingga akhir acara. Begitu banyak kesalahan yang saya perbuat, tapi terlewati begitu saja tanpa hikmah yang saya dapat..tapi dengan APS ini, saya menemukan hikmah dan solusinya.

Selama ini, aku sudah berbangga hati, karena sudah tidak ‘ingin lagi’ bekerja menjadi seorang pegawai fulltimer. Dulu, dengan jenjang pendidikan S2 dan nilai akademis yang saya raih, membuat ‘alam bawah sadar’ saya tertanam bahwa Yang hebat itu yang wanita karir. Sampai-sampai saya minder, kalo ketemu teman-teman dulu seperkuliahan, yang bekerja dengan penampilan modis dan wangi, sedang saya menjadi ibu rumahtangga, saya merasa terpuruk mengikuti suami di Duri. Di alam bawah sadar saya tertanam bahwa ibu rumah tangga itu rendahan dan buat apa capek-capek sekolah klo Cuma jadi Ibu rumah tangga. Suami dan anak sulung saya sering jadi sasaran ketidaknyamanan saya di Duri. 

Memang benar, seperti APS share-kan, bahwa energy negative ibu membuat anakku terinduksi negative pula. Dengan setengah hati aku urus anakku, aku anggap anak itu hanya perlu diberi makanan jasmani, masalah stimulasi gimana nanti.. malah yang kuberikan adalah energy negative dengan melakukan pemaksaan untuk tidur siang, pemaksaan untuk nurut…yang kadang jika kesabaran habis, sampai kepada membentak dan mencubit meskipun jarang, tapi ternyata bayangan saat kulakukan itu terus membekas di kalbu, dan  tanpa sadar aku sudah memiskinkan jiwanya. Alhamdulillah, Allah masih mau mencurahkan nur hidayah-Nya, seiring dengan aku menggunakan jilbab, dan mulai mau mentadaburi Al-Quran, saya mulai merasa ‘nyaman’ menjadi seorang ibu rumah tangga. Ibaratnya, lapis ego pertama, yaitu terpuruk tinggal di kota Duri mulai pupus. Aku mulai mampu menjauhkan diri dari kontak fisik, dan mulai ada pengendalian nafsu amarah. Ternyata rasa ‘nyaman’ yang saya rasakan itu semu. Ada lapisan ego berikutnya yang belum terkikis, yaitu ogah-ogahan mendampingi anak selama beraktivitas di rumah.

Yang membuat saya sangat bersyukur, ternyata di APS ini, hati saya tergugah bahwa menjadi ibu rumahtangga tanpa bekerja bukanlah berarti kita ini dekat dgn anak, karena begitu banyak ibu rumahtangga yg hanya bersama anaknya di rumah, tp tdk ‘mengajak anaknya berbicara, tdk mendampingi anaknya, melakukan aktivitas sendiri2”. ITULAH DIRI SAYA. Durasi waktu saya bersama anak tidak bisa bertahan lama, dan biasanya anak2 suka saya alihkan ke ‘mbak2’nya di rumah. Saya tahu itu salah, tapi saya merasa belum mampu bertahan lama dalam menghandle anak2. Saya lebih bertahan lama dengan aktivitas saya di depan computer atau diluar rumah melalui kegiatan-kegiatan social keagamaan.

Alhamdulillah, setelah mengikuti APS ini, saya mengibaratkan di hati saya ada batu karang EGO saya yang sudah mengeras bertahun-tahun, mulai melumer perlahan-lahan. Yang membuat saya menangis, saat di APS, disajikan kemampuan anak dengan stimulasi dan tanpa stimulasi. Betapa sel-sel saraf yang muncul baru terikat simpul satu dengan yang lain dengan stimulasi dari orangtuanya secara konsisten. Apalagi ternyata selama ini yang saya lakukan menyampaikan informasi dengan nada suruhan (energy negative), menggurui, tanpa membuat anak berfikir dan berbicara apa dirasakannya. Menstimulasi pun benar-benar seadanya.

Ada lagi yang membuat saya tercerahkan adalah makna pembelajaran itu sendiri. Di alam bawah sadar saya belajar itu artinya serius, akademik, duduk di meja, dan anak focus ke pelajaran, ternyata belajar itu bisa dimana saja..tidak hanya belajar akademis tapi juga belajar memahami kehidupan sampai membangun sikap mental positif. Dulu saya mengharuskan anak belajar, bukan membuat anak suka belajar. Saat saya praktekkan, saat anak sedang menjelajah kamar pribadi saya dan suami, meja rias di acakadut, dulu saya langsung bilang ‘baweeeeel’ ama anak2… tapi ternyata ada hal positif yang mereka lakukan adalah sedang ‘belajar’ mengeksplor hal-hal yang baru buat mereka. Saat sedang main-main air, ternyata mereka sedang ‘belajar mengeksplor’ sensasi dari air. Dari modul demi modul yang diajarkan, APS benar-benar membantu saya.

·         PRASANGKA BAIK. Di APS, saya mulai mengerti kenapa kita itu harus prasangka baik dulu sama anak, karena anak itu fitrah, fitrahnya anak memang untuk menguji saya, tapi yang saya lakukan seringnya menghakimi. Apalagi si sulung, seringnya saya salahkan jika bertengkar dengan adik2nya tanpa mengajaknya berdialog, begitu mudahnya menjudgement dia. Tapi subhanallah, sejak APS, saya berusaha untuk ‘menghargai dia dulu’… “ooohhh, kamu marah ya Nak sama adik…iya ma, adik ngganggu aku..mainanku diambil”.. tapi coba dech, klo kita ngobrol, kira-kira klo dipukul sakit ngga ya? sakit.. klo sakit adik sedih ga dipukul? Sedih… Kamu sayang ga sama adik?... klo sayang… ayoo’ kita maaf… Adik juga....kira-kira mas suka ga ga klo mainannya di ambil?.suka atau ga suka?...Adik sukanya melihat mas suka atau ga suka? Suka… nah..itu artinya adik sebenarnya sayang ama mas.. Klo sayang..ayoo kita maaf-maafan… saat mereka mau, aku puji dia dengan “Alhamdulillah, ya Allah..Terima kasih ya Allah… Engkau telah memberiku anak-anak yang sholeh”… Very good, good job..masya Allah..  Klo dulu, saya itu pelit sekali ama pujian sama anak. Ternyata imbas nya subhanallah, energy positif yang kami tebarkan, membuat anak nyaman bersama saya, dan mereka mulai terlihat makin ‘kritis’ karena pola asuh orangtuanya yang mulai membuat mereka rileks. Sayapun mulai perlahan-lahan bisa bertahan lama bersama anak. Alhamdulillah. Saya belajar untuk mencari karakter positif anak. Ga mungkin anak itu ga ada karakter positifnya. Di hari pertama APS, yang saya lakukan mengamati apa ya karakter positif anak2 saya. Terima kasih ya Allah, akhirnya aku makin banyak menemukannya. Si sulung, ternyata anak yang gampang minta maaf, yang kedua klo disuruh nurut, yang ketiga senang beberes. Semakin digali, semakin banyak, Allahuakbar..terima kasih ya Allah. Selama ini aku terhijab oleh kelemahan2 anak2ku, sehingga kadang membuatku senewe. 
·         MEAN OF LEARNING..Arti belajar ini..membuat saya lebih rileks dalam mengajarin anak. Sekarang dimana-mana ternyata saya bisa ‘belajar’ sama anak-anak, ternyata momen2 anak-anak bertanya, adalah momen2 belajar yang sayang jika terlewati, yang sayang jika saya abaikan. Subhanallah. Kadang anak sulungku suka bosen bermain sempoa, tapi sekarang momen ‘sempoa’ yang dia suka “di dalam perjalanan mobil, pakai papan jalan, dia dengan asyiknya bisa main sempoa, malah minta nambah soal lagi”… Saat anak-anakku yang lagi ngebelataknya muncul, saya langsung terngiang, “subhanallah, ternyata disaat itulah mereka sedang belajar”… Cuma setelah tenang, mereka saya arahkan sambil mengajak berfikir.
·         KONSISTENSI. Dulu saya sering melabel diri saya inkonsistensi. Ternyata hal ini membuat pembenaran dalam diri saya untuk membuat anak ikut2an ga tertib dalam menjalani peraturan di rumah. Saya amazing juga, kenapa tiba2 saya bisa termotivasi untuk lebih berjuang. Ternyata Alhamdulillah, mulai terasa dampaknya. Saat saya menerapkan main game 1 jam sehari, saat si sulung minta lagi “ma boleh main game…dengan tersenyum selebar-lebarnya, saya berkata “ kan udah”… boleh lah ma main game 1 jam lagi aja? boleh..tapi untuk besok lagi ya… full smile ternyata membuat anak lebih nyaman walau ‘permintaannya ditolak’. Saat menjawab Tidak..pun..senyuuum terus mengembang.
·         KARUNIA KIBLAT, KARUNIA PENDENGAR & KARUNIA SHAFFAAT. Selama ini saya seringnya yang teringat selalu sama anak2, saat tiba-tiba mereka berbuat ‘heboh’, adalah keburukan2nya. Wajar, kadang jadinya sewot saat anak2 berperilaku menyebalkan. Tapi subhanallah, disaat anak nyebelin, yang saya lakukan berusaha ‘menghargai’ dulu, baru dicegah. Saya yang suka melabel diri saya sebagai bad listener, jadi termotivasi untuk mendengarkan anak saya bercerita, merasakan apa yang ada di dalam jiwanya, bukannya menyalah-nyalahkannya. Hari ini saya benar-benar praktek. (notes : klo dulu..klo anak nangis cengeng, saya langsung reflek ngomong ihhh..malu ihhh..cengeng…makanya lain kali blablabla..pusing kali ya anakku ngedengerin mamanya yang bawel dan ga pengertian). “Tiba-tiba sampai di rumah, yang biasanya si sulung tersenyum gembira disambut mamanya, tapi kali ini dia pulang dengan wajah unhappy. Bulir-bulir air mata mau keluar, Dimas kenapa, “tempat minumku ketinggalan, ma”. (hehehe..wajar dia nangis, itu tempat minum baru dibeliin eyangnya). Oohh..ketinggalan..yuuukkk..ngobrol dulu sama mama. Kami duduk bersama. Iya ma, ketinggalan di sekolah. Oohh..jadi ketinggalan ya.. Dimas sedih? Iya ma..sedih..(wajahnya itu lho, terlihat sedih sekali, saya ga tega klo mau ngelobi agar bisa ditunda esok hari..bisa “mutung”nya panjang…aku paham karakter si sulung ini) mau mama temenin nak, ke sekolah? Iya ma..mau… akhirnya kami semua kembali ke sekolahan si sulung..alhamdulillah hati ini ikhlas melakukannya. Adik-adiknya pun turut serta. Saat tiba di sekolah, langsung ke ruang kelas.., “tadi..Dimas taruuh di mana”..disitu..kok ga ada. Wajah sedihnya membuat hati sang mama yang banyak salah ini jadi terenyuh. (Tempat minum yang dicari ga ada, bu guru wali kelasnya sudah tidak ada ditempat, ruang gurupun sudah terkunci..kata bu guru yang lain yang masih di sekolah ada kemungkinan disimpan sama wali kelasnya atau terbawa sama temannya.) Jadi Dimas maunya gimana? Telpon bu guru donk ma… aku mau ngomong. Maaf nak, hp mama ketinggalan. Klo nanti dari rumah kita telpon boleh ga? Kunci ruang guru dimana ma? Juga ga ada…bu guru kan lagi rapat. Gimana donk..kita telpon dari rumah gimana nak? Ga lama kok..nanti mama telpon bu guru.. Adik2 kasian nunggu di mobil. Akhirnya, Dimas dengan wajah yang masih agak sedih mau pulang dengan tangan hampa. Saat dijalan, setelah Dimas tenang, sang mama bertanya “Dimas…yuukkk ngobrol ama mama, mau. Dimas sedih ya kehilangan tempat minum? Iya ma..sedih.. jadi menurut Dimas, enakkan mana..kehilangan barang atau ga kehilangan barang? Enakkan ga kehilangan barang… jadi.. sbaiknya apa yang dilakukan supaya ga kehilangan barang? (Dimas terdiam..tenang kembali) akhirnya mama nya nyaut “ artinya..sebelum bubar sekolah, barang2 yang dibawa di tas Dimas dicek-cek lagi ya…”…semoga terdiamnya dia..artinya si sulung sedang ‘mengembangkan otak cortex nya ..otak berfikir’.
 Subhanallah… betapa nikmatnya kucicipi dialog demi dialog bersama anakku, titipan terbaik dari Allah… Dulu mana pernah aku merasakan seperti ini. Ternyata benar ada aksi ada reaksi. Selama ini aku hobinya merangsang otak reptile anakku, anak jadi beku mikirnya..semuanya doktrin, harus..jangan..makanya..panas kuping..otak berfikir ga berkembang..malah membuat ratusan ribu sel saraf otaknya putus. Semoga Allah mengampuni dosaku selama ini.   

Begitulah pengalamanku selama 1 minggu ini pak Ikhsan…Makin terasa, bahwa memang anak itu banyak memberi daripada menerima… lewat anak bisa mendapatkan ‘surga sbelum surga’.  Saya sadar pak, bahwa puluhan tahun bermain dengan otak reptile, tidaklah mudah seperti semudah membalikkan telapak tangan. Kadang karena sang mama puluhan tahun lbh banyak  ‘di otak reptilenya’, saya kehilangan kata-kata untuk ‘berbicara’ sama anak…. Apalagi kalo pas anak sedang ‘menguji’, istighfar dulu (jk masih emosi)…memohon kekuatan dari Allah.. baru bisa mengutarakan lagi…Hikmah yang saya dapat, ternyata mengajak anak berfikir menuju jalan yang diridhoi Allah membutuhkan kejernihan hati dari orangtuanya.

Tapi, lewat curhat ini, semoga bisa menambah pembenaman dalam diri saya. Subhanallah, saya sering merinding2 pak, karena pengaruh energy positif yang kami tebarkan kepada anak2 .. kamipun menjadi rileks, membuat mereka lebih ‘kritis’, lebih ceria, dan tambah sayang sama orangtuanya. Segala pujian kami kepada mereka, kami lemparkan lagi ke Allah, saat mereka berbuat kebaikan sedikit, kami mengucapkan rasa syukur di depan mereka. Saat anakku, menepati janjinya main game Cuma 1 jam, aku langsung berdoa, “Terima kasih ya Allah..Kau anugerahkan pada kami anak sholeh yang mau menepati janjinya..terima kasih ya Allah”… anakku terlihat senangg sekali mendengar untaian rasa syukur itu. Bahkan beberapa saat kemudian, dia berkata “ma.. tadi aku hebat ya.. bisa menepati janji”. Seperti di APS share-kan, jika berulang-ulang, maka akan terekam di kepalanya bahwa aku butuh melakukan kebaikan. Tapi biar dia ga geer, kubilang..semua itu bisa terjadi atas campur tangan Allah Nak… makanya kita selalu mengucapkan.. Alhamdulillah.. Segala puji hanya milik… (apa nak).. Allah…

Terima kasih ya Allah..Engkau masih MEMBERI KAMI KESEMPATAN MEMPERBAIKI DIRI..

YA ALLAH, IJINKANLAH HAMBA MU YG DHOIF INI...MEMPRAKTEKKAN ILMU YG SUBHANALLAH INI BERHARAP ENGKAU RIDHO TERHADAP APA YG AKU LAKUKAN...
YA ALLAH..TANPA BIMBINGAN-MU.. ujian anak ini serasa berat..
hanya DENGAN BIMBINGAN-MU YA ALLAH.. aku mampu bangkit lagi..berusaha menjadi ibu yg sdkt lebih baik semata2 berharap ridho-Mu ya Allah.
Ya Allah..begitu banyak dosa yg telah kuberbuat terhadap anakku. apakah engkau sudi mengampuni aku ya Allah?
Ya Allah... bantulah aku utk lebih serius dlm fokus mendidik anak2ku… focus tidak terpecah-pecah oleh perhatian2 yang lain.

Ya Allah…aku sadar..bahwa ujian ‘anak’ ini adalah satu dari banyak ujian yang lain…. Kuatkanlah punggungku dalam menghadapi semua ujian-Mu ya Allah.. bantulah kami untuk mencari solusi terbaik yang Engkau ridhoi..bantulah kami untuk lebih memprioritaskan sesuatu yang membuatku lebih taat kepada-Mu sebagai seorang benteng rumahtangga…memprioritaskan keluarga.
Ya Allah..tunjukanlah mana lagi kelemahan2ku..lbh baik sekarang..drpd saat ajal menjemput aku tak mampu lagi merubah diriku ini ya Allah..

Ya Allah... selama ini aku telah menyia2kan anugrah terindah dari-Mu ya Allah... ampunilah dosaku berilah aku petunjuk jalan-Mu yang lurus..yg Engkau ridhoi..dan bukan Jalan yng Engkau murkai..dan bukan pula jalan orang yg sesat..
Ya Allah…bimbinglah kami ya Allah… pandulah kami ya Allah…dengan setetes kemampuan kami ini ya Allah.. dalam mendidik anak2 kami agar menjadi penyejuk mata dan hati dan pemimpin orang-orang yang bertakwa. .tunjukilah kami jalan dalam menggapai-Nya ya Allah.. hamba-Mu ini hanya mampu berikhtiar, namun selebihnya kuserahkan hasilnya kepada-Mu ya Allah.

AMiin ya robbal alamiin..

Dari hati sanubari yang paling dalam, saya hanya bisa mengucapkan ‘jazakallahu khairon katsiiroon”…Begitu banyak hal yang menggugah saya lewat APS ini ta’ terkatakan. Sampai sekarang, jika share dengan teman2.. saya ga berhenti merinding bergetar hati saya..  Dan ternyata, pak.. praktek dari APS ini tidak hanya bisa saya terapkan kepada anak, tapi juga kepada suami, asisten (mbak di rumah), teman..dll..dan efeknya subhanallah. Mohon maaf lahir batin jika ada yang tidak berkenan.
Semoga Allah melipatgandakan kebaikan bapak kepada kami semua..
Semoga Allah selalu melimpahkan hidayah dan taufik-Nya kepada kita semua..amiiiin…


Salam persaudaraan dari kami di Duri..
Wassalamualaikum wr. Wb.
Eva Y. Dewantoro



Eve' dan Mentari Pagi

Duhai Allah,
Saat mentari pagi menjelang
Yang terlukis hanyalah keindahanMu
Angin dingin semilir
Alunan suara jangkrik menderik derik
Hamparan awan mengawan terhampar di langit membiru
Desahan pepohonan melambai dengan lembutnya
Rinainya embun menetes dari rerumputan
Burung-burung lompat melompat di rerumputan riang gembira
Menambah nuansa keindahanMu ya robb..

Duhai Allah,
Ijinkan aku menyapa mentari pagi
 

Eve': Dear mentari pagi. Apa kabarkah dirimu, 

Mentari pagi : aku baik2 saja Eva. Sudah lama kita ta' bersua.  Eva, aku mau bilang sesuatu padamu. 
Aku hanya ingin kamu selalu bertafakur seperti ini..Merenungi segala apa yang terjadi dan akhirnya ujung2nya berbuah ketaatan kpd Allah swt.. Apapun bisa kamu tafakuri eva. Alam semesta hingga Dia Yang Maha Indah.. Tafakur adalah kunci untuk bisa bertahan dari segala gangguan nafsu dan setan. Tiada yang dapat mencegahnya utkmu bisa merasakan kebahagiaan jk kamu bertafakur. Yakinlah dibalik semua apa yang terjadi ada Dia yang sangat menyayangimu, Dia yang akan selalu membelaimu dengan kasih sayangNya. Tafakurilah Eva segala apa yang terjadi pada dirimu, niscaya rasa tentram dan bahagialah yang mengada.  Sedemikian cukuplah apa yg kuutarakan ini. Ada yang mau kamu tanyakan padaku Eva. 


Eve':Bagaimana jk nafsu dan setannya sedang ganas2nya mengganggu?. 

Mentari pagi : Perbanyak tafakur eva..terus dan terus dan terus never stop tafakur... Meskipun kamu harus merangkak melakukannya. Nafsu dan setan itu akan kalah dengan sendirinya. Jangan dilawan, tafakur saja Eva. 

Eve':Jadi aku tdk perlu melawan mereka? 

Mentari pagi : Tdk, yg terpenting adalah bertafakur saja. Niscaya semua akan lebih mudah dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya. 

Eve':Maukah kamu mendoakanku mentari pagi agar aku termasuk hambaNya yang bertafakur sepanjang waktu..dan titipkanlah pesanku padaNya semoga aku diberiNya jalan dengan CahayaNya tuk terus bertafakur, karena sungguh kurasakan lewat tafakur semuanya menjadi indah..indah dengan keindahanNya. Dengan tafakur, sholatku, ibadahku hidupku dan persiapan matiku sungguh terasa indah..terasa nikmat.. dimana Dialah yang mengada...inilah anugrah terindah. 

Mentari pagi : Ya, aku doakanmu Eva, yakinlah Dia Maha Mendengar segala doa2mu..Dia Yang akan menguatkan azam mu tuk terus tafakur setiap saat waktu berlalu. 

Eve':Terimakasih mentari pagi, semoga Allah merahmatimu selalu. 

Mentari pagi :SemogaAllah merahmatimu selalu juga Eva. Assalamu'alaikum w w. 

Eve': Wa'alaikumsalam w w.

Cerpen : Raysha & Kisahnya...menyambut hari Ibu Kartini

Siapa sich yang ga kenal sama Raysha.  Seorang aktivis kampus di kampus Institut Teknologi ternama di Bandung. Ia terkenal sebagai sosok yang cerdas, supel, ceria super cuek rada tomboi dengan penampilan seadanya. Hobinya ngejins plus kaos oblong. Rambutnya di bob,bulu matanya lentik,  alisnya tebal menambah manis raut wajahnya yang natural itu dengan tubuh tinggi semampai. Namun, karena itulah ia mempunyai banyak secret admirer alias pengagum rahasia. Semuanya pada takut menyatakan cinta padanya, karena super cueknya itu, takut ditolak dot com, hehehe. Lagipula semua tahu ia mempunyai pengalaman traumatik karena ibunda tercinta ditinggal kawin sama sang ayahanda.  "Raysha, kamu sudah mengerjakan tugas Kalkulus 3 dari pak Martono?" Tanya Rahmat, teman seangkatannya yang ngefans sama Raysha. "Sudah, kamu udah belum?"Tanya Raysha kembali. "Belum nich, aku boleh pinjem ga tugas kamu?". "Boleh dong, sebentar ya"ujar Raysha sambil merogoh kertas tugasnya dari dalam tas ranselnya yang mulai blutuk itu.

Raysha sosok yang suka menolong, dia senang sekali berbagi. Namun satu hal, ia trauma pada lelaki, ia tidak mempunyai figur seorang ayah, bagi nya, semua lelaki itu sama, maunya menyakiti wanita. Rahmat beberapa kali pdkt (pendekatan red..) sama Raysha, tapi diabaikan begitu saja.
Sambil mencatat tugas, Rahmat mengajak Raysha bicara, "Rasyha, kamu sekarang ikutan pengajian sama ustadz Khairuddin di Masjid An Nur ya?". "Iya, kok tau sich?" "Tumben, kamu mau ikutan?"Tanya Rahmat. "Jujur, selama hidupku, aku sepertinya kelihatan ceria terus, padahal di hatiku, hampa. Ga enak sekali rasanya. Aku juga mau menghilangkan traumaku sama cowok. Bayanganku terhadap ayahku membuat aku jadi tidak mau membangun hubungan sama cowok manapun. Menurut teman-teman yang lain, pengajian disana seperti bengkel hati. Bersyukur deh, Zahra mengajak aku. subhanallah, baru sebentar aja aku sudah merasa lebih tenang, kehampaan diri berkurang". "Wah, kok kamu sekarang ngomongnya berubah sih, pake subhanallah"tanya Rahmat. "Iya nich, ga tau ya, mudah-mudahan untuk seterusnya". "Amiin, aku doakan semoga kamu semakin dapat apa yang kamu inginkan" makasih ya Rahmat. Jazakallahu khairan katsiira. Hehehe, baru dapat ucapan alternatif pengganti terima kasih. Artinya semoga Allah membalas kebaikanmu dengan kebaikan yang lebih banyak lagi, kira-kira gitu makna harfiahnya, maklum murid baru, qiqiqi, jadi malu"sambil menutupi wajahnya yang memerah, takut sotoy bener.

Tiba-tiba Zahra datang menghampiri Raysha dan Rahmat. Zahra adalah salah satu aktivis dakwah di kampus, ia sahabat Raysha. Jilbab yang digunakannya syar'i dan modis, menyenangkan deh saat melihat penampilan cewek cantik satu ini. Setelah 3 tahun kuliah, barulah Zahra dapat mengajak Raysha ke tempat pengajian ustadz Khairuddin.  "Assalamualaikum sista..bagaimana kabarmu hari ini?"." Alhamdulillah bertambah tenang hidupku Zahra. Semoga perlahan tapi pasti, trauma hidupku kepada sosok pria terkikis habis." "Kamu inget ga apa kata ustadz Khairuddin" Iya, aku masih ingat. Ar Ra'd:11, Allah ga akan mengubah suatu kaum, jika kaum itu tidak mau berubah." "Jadi hidayah memang ga ada yang gratisan, sista. Kita kudu berjuang. Kamu kan biasa jadi aktivis kampus, suka berjuang, sekarang saatnya kamu berjuang untuk dirimu sendiri. Allahuakbar".pekik Zahra.
"Kayaknya aku dicuekin deh sama 2 cewek cantik ini" kata Rahmat. "HIhihi, sorry, udah mulai diskusi sama Zahra, jadi lupa deh. Maaf ya". Ikut aja Rahmat, setiap hari Jum"at, ba'da Ashar sampai maghrib." Okay, nanti aku mau ikut yang minggu depan.

Raysha bersyukur bisa bersahabat dengan Zahra. Walau beda fakultas, mereka terus menjalin persahabatan, jalan bareng, makan bareng. Zahra tidak memilih teman, walau ia sudah berjilbab, ia tetap menyayangi Raysha apa adanya, sambil terus menyampaikan pesan dakwah secara perlahan kepada sahabatnya itu.

Hari jumat telah tiba. Raysha sudah tak sabar mendengarkan kajian dari ustadz Khairuddin. Beliau dapat menyampaikan tausiyah dengan istilah yang menyenangkan, sehingga buat orang awam atau baru belajar, tidak merasa takut belajar agama Islam. Kadang beliau bisa seperti motivator pelatihan emosional spiritual quotien gitu deh. Setelah membuka dengan doa pembuka majelis, beliau memulai tausiyahnya. "Kajian kita kali ini, adalah tentang ridho orangtua, ridho Allah." Selama pemaparannya, beliau menyebutkan surat Al-Isra' ayat 23-24, ALLAH berfirman: "Dan Robb-mu telah memerintahkan kepada manusia, janganlah ia beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya. Dan jika salah satu dari keduanya atau kedua-duanya telah berusia lanjut di sisimu, maka janganlah katakan kepada keduanya 'ah' dan janganlah kamu membentak kedua-nya. Dan katakanlah kepada keduanya perkataan yang mulia dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang. Dan katakanlah, 'Wahai Rabb-ku sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu kecil'. Ya, apapun, bagaimanapun orangtua kita, tetaplah ia adalah orangtua kita yang harus kita hormati dan kita sayangi.
Beliau juga menyampaikan bahwa Ridho ALLAH tergantung kepada ridho orang tua, sesuai sabda Rosululloh: "Ridho ALLAH tergantung kepada keridhoan orang tua dan murka ALLAH tergantung kepada kemurkaan orang tua" (HR Bukhori, Ibnu Hibban, Tirmidzi, Hakim).

"Pejamkan mata kita. Marilah kita rasakan orangtua kita, bayangkan wajahnya yang mulai renta, rasakan dari hatimu yang paling dalam. Bermunajatlah pada Allah." Raysha merenung selama mendengarkan tausiyah dari ustadz Khairuddin, ia merasa seperti ada gunung salju yang mencair di hatinya. Raysha sudah beberapa kali ikut pengajian ustadz Khairuddin, baginya saat bermunajat, adalah saat curhat lepas kepada Allah.  Dalam hati, ia menangis, "Ya Allah, apa yang sudah kulakukan terhadap orangtuaku. Aku begitu bencinya kepada ayahandaku sendiri bertahun-tahun. Astaghfirullahal adziim..ampuni dosaku Allah. Yang telah membenci ayahku sendiri. Ya Allah, aku tahu, ayahku sudah menyakiti ibuku sedemikian rupa. Ampunilah dosa ayahku kepada ibuku Allah. Lembutkan hati beliau agar bisa memohon maaf kepada ibuku tercinta. Ampunilah dosaku kepada ibuku ya Allah. Karena tidak mengindahkan nasihat beliau agar memaafkan ayahku. Ya Allah, ampunilah dosaku dan dosa kedua orangtuaku. Sayangi mereka ya Allah, sebagaimana mereka menyayangiku seumur hidupku." Zahra merasakan sahabatnya, Raysha. Dieluslah punggung sahabatnya, buliran airmata tak terbendung, semoga itu adalah pertanda kebencian kepada ayahnya telah sirna, subhanallah, "Kun fa yakun"..Jadi, maka jadilah".

Dengan mata yang masih sembab, Raysha pulang ke rumah diantar Toyota Yarisnya Zahra. "Jazakillahi khairan katsiira sista..makasih ya udah mau antar jemput aku..tak terkatakan deh"ucap Raysha. "Sama-sama sista, semoga masalahmu dgn ayahanda tercinta ada solusinya. Amiin. Salam sayang buat ibumu ya" Raysha berlari memasuki rumah sambil memanggil ibunya, "ibu, ibu, ibu dimana". "Ibu disini nak, sedang menyelesaikan pesanan jahitan keluarga bu Broto, besok mau diambil". Sambil sungkem kepada ibunya Raysha berkata, "Ibu, aku mohon maaf atas segala kesalahanku. Aku tidak menjalankan nasehat ibu agar memaafkan ayah. Sungguh, sekarang aku sudah memaafkannya bu." "Alhamdulillah ya Allah. Pas kebetulan sebentar lagi ayahmu mau datang ke rumah kita. Beliau mau meminta maaf kepada kita. Istri kedua ayahmu meninggalkannya pergi dengan laki-laki lain." Raysha, tak bisa membayangkan apa yang harus ia ucapkan kepada ayahnya yang sudah bertahun-tahun meninggalkannya dengan ibunya sendiri. "Oh iya bu, tadi ada salam sayang buat ibu dari Zahra". "Subhanallah, wa'alaikumsalam. Kamu harus bersyukur Raysha, mempunyai sahabat sebaik Zahra". "Iya bu, subhanallah, Zahra lah sahabat terbaikku".

Tak lama berselang, ayahanda Raysha, Pak Cokrodatang, "Assalamualaikum" dengan suara parau beliau datang dan sudah ada di depan pintu.
"Ayah?"
" Bu, ayah datang bu", Raysha dengan sumringahnya mendatangi ayahnya, dan mencium tangannya.
"Mas Cokro, akhirnya mas datang.", ibunda Raysha menyambutnya dengan senyum." Silakan duduk, mas".
"Terimakasih."
Raysha mau ke dapur dulu ya yah untuk membuatkan minum,"
 "Nanti saja anakku. Aku mau bicara kepada kalian."
Dengan suara parau karena perasaan menyesal yang mendalam beliau berkata, "Sungguh aku datang kesini untuk meminta maaf kepada kalian. Ayah sudah melakukan begitu banyak kesalahan. Maukah kalian memaafkan ayah?"

"Klo ibu sudah memaafkan ayah dari dulu"
Raysha tiba-tiba mendekat pada ayahnya, dan langsung "sungkem kepada ayahnya, "Maafkan aku ayah. Karena bertahun-tahun kumembenci ayah. Hingga tadi, aku mulai sadar, bagaimanapun ayah adalah ayahku, aku mohon maaf tidak menerima ayah apa adanya. Aku sayang sama ayah".
Bergetarlah hati pak Cokro, sambil menangis beliau berucap"Tidak anakku, kamu tidak salah. Ayahmulah yang salah."
"Ajeng, mas juga mau meminta maaf padamu. Maukah Ajeng memaafkan mas. Mas sungguh menyesal telah menikahinya. Ia telah berselingkuh dengan pria lain, mas ditinggalkannya. Sekarang mas tidak punya siapa-siapa lagi selain kalian. Ajeng, maukah kau menerima mas lagi sebagai suamimu?"  Pak Cokro mengiba kepada bu Ajeng.
"Iya mas. Walau sudah bertahun-tahun mas tinggalkan, aku masih  mencintai mas. Akupun bersyukur sekarang Raysha sudah memaafkan mas."
"Alhamdulillah ya Allah. Betapa besar anugerahMu padaku yang berlumuran dosa ini, Pak Cokro sujud syukur di lantai dengan berderai air mata kebahagiaan.

Subhanallah, betapa DIA kadang mentakdirkan sesuatu yang surprise, permasalahan bertahun-tahun, bisa "kun fa yakun, terselesaikan, dalam satu hari".

Babak baru telah dimulai. Raysha telah lengkap kembali orangtuanya, sekarang saatnya ia ingin berhijrah menggunakan jilbab, sebagai tanda syukurnya kepada Allah. Ia terinspirasi Zahra yang memakai jilbab tanpa mengurangi kebaikan-kebaikan yang telah ia lakukan. Raysha berharap ia bisa berjilbab bahkan lebih bersemangat menebar kebaikan untuk orang-orang di sekelilingnya.
Sebagaimana ia telah mempelajari dengan ustadz Khairuddin tentang ayat Al Quran tentang ayat perintahNya untuk berjilbab, "QS. Al-Ahzab: 59, “Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istri, anak-anak perempuan dan istri-istri orang Mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali, oleh sebab itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha Penyayang.” Sepulang dari pengajian ustadz Khairuddin, Raysha bercakap-cakap dengan Zahra.
"Zahra, rasanya sudah saatnya aku berjilbab" Raysha membuka pembicaraan.
"Wah, subhanallah, alhamdulillah, laailaha ilallah, Allahuakbar", seru Zahra.
"Aku sudah melakukan perenungan demi perenungan Zahra. Sesungguhnya jilbab itu adalah bukan sekedar kewajiban tapi juga wujud kasih sayang Allah, sebagai tanda penghormatan kepada kaum hawa. Aku butuh berjilbab Zahra, mulai esok akan kututup auratku semata-mata berharap keridhoanNya. Semoga dengan kukenakan jilbab esok, bertambah pula ketenangan batinku karena kuyakini Dia terasa lebih dekat. Allahuakbar".
"Baiklah, sekarang giliran aku yang akan membantu memilihkan jilbab yang syar'i, dan sesuai dengan kepribadianmu, okey".
"Thank you my best friend. I really appriciate that".

Usianya sekarang 22 tahun. Ia sudah lulus sekarang. Dan sambil mencari pekerjaan, Ia minta dicarikan jodoh kepada Zahra.. yg mrpkn aktivis dakwah..dimulailah kehidupan cinta Raysha..ta'aruf bknlah hal mudah. Semua ada prosesnya. Munajat demi munajat ia lakukan, sholat demi sholat ia lakukan, untuk menemukan takdir cintanya. Kenalan lwt email, dgn di cc kepada Zahra. Sampai akhirnya ia menemukan sosok yg dicarinya. Sosok sederhana dan bersahaja. Disaat ta'aruf ia merasakan desiran2 aneh..kenyamanan bersamanya. Raysha mentafakuri surat Ar Rum:21,"...Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." Ya, keywordnya tentram. Sosok itu bernama Ridho.
Tibalah saatnya Ridho mendatangi rumah Raysha untuk berkenalan dengan keluarganya. Zahra pun turut serta menemani Raysha. Ramah tamah dimulai. Sosok sederhana dan bersahaja itu mudah diterima oleh keluarganya, alhamdulillah.
"Ridho, bapak jujur bukanlah suami yang baik tapi sekarang tiada istilah terlambat bapak ingin berupaya menjadi yang terbaik. Menurutmu pernikahan itu apa, nanda?"
"Baiklah pak, Ridho akan berusaha menjawabnya. Pernikahan adalah bertemunya dua insan manusia yang saling mencintai karenaNya dalam ikatan suci yang diliputi oleh taliNya yang sangat kokoh dan tidak mudah putus. Dalam pernikahan, jika lillahi ta'ala perbedaan karakter bukanlah masalah, namun adanya keanekaragaman warna-warni kehidupan yang akan memperindah
kehidupan rumah tangga itu sendiri."
"Subhanallah, lalu apakah kamu sudah yakin bahwa Raysha adalah jodoh kamu"
"Insya Allah bapak. Walaupun kami baru beberapa kali bertemu dalam proses taaruf ditemani Zahra, Kedatangan saya kesini menandakan keyakinan saya setelah melalui proses dan pertimbangan yang matang."
"Raysha, bagaimana dengan kamu?"
"Insya Allah Raysha sudah mantap dengan pilihan Raysha yaitu mas Ridho".
"Ridho, apakah kamu siap menjadi imam atau nahkoda rumah tangga tuk berlayar mengarungi samudraNya Yang Maha Luas tak Bertepi?"
"Saya siap bapak, lahir batin untuk menjadi imam nahkoda rumah tangga buat Raysha."

Subhanallah, proses perkenalan dengan keluarga Raysha berjalan dengan lancar. Dan seterusnya proses lamaran dilaksanakan. Disaat yg sama, ia diterima bekerja di perusahaan bonafid yg dia harapkan, namun disisi lain ia harus mengikuti suaminya bertugas ke pulau terpencil.  Raysha memutuskan mengikuti suaminya. Ia mentafakuri surat ibu Kartini "ibu adalah sekolah pertama" untuk anak2nya. Ia tinggalkan jenjang karirnya, ia melangkah ke depan tuk mengabdi bersama suaminya tercinta.

Begitu besar peran seorang ibu dalam mendidik anak-anaknya, maka tidak dapat dipungkiri bahwa ibu adalah sekolah yang pertama. Seorang RA Kartini pun mengakui hal itu, yang diutarakan lewat sebuah surat kepada Prof. Anton dan istrinya : “Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak perempuan, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama. [Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1902]."

Kisah Ibu Kartini menginspirasi Raysha untuk fokus mengabdi kepada suaminya tercinta. Pendidikan boleh tinggi namun prioritas hidup tetaplah pengabdiannya kepada suami tercinta, "ridho suami ridho Allah". Hatinya ridho, tentram damai walau harus di pulau terpencil hidup bersama suaminya, mas Ridho, subhanallah. Jika saatnya kelak ditakdirkanNya mempunyai seorang anak, ia siap menjadi sekolah pertama bagi anak-anaknya. Ya Allah, jadikanlah kami hamba-hambaMu yang ikhlas mengabdi kepada suami kami semata-mata berharap ridhoMu, berharap MahabbahMu, amiin ya robbal alamiin.

Republika Online: "MUI: Isu Rohingya, Masalah Kemanusiaan Dunia"

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu Muslim Rohingya tidak luput dibahas oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) ketika melaksanakan syukuran ulang tahun yang ke-37, di kantor pusat yang terletak di Jalan Proklamasi No.51, Sabtu (28/7).

Sekretasris Jenderal Majelis Ulama Indonesia pusat, Muhammad Ihwan Syam, mengatakan MUI telah melakukan kajian mendalam mengenai latar belakang dan sejarah mengenai etnis Muslim Rohingya. Hingga menyimpulkan pasukan militer yang didukung dengan pemerintah Myanmar telah melakukan hal-hal yang dianggap banyak orang sebagai tindakan diskriminatif.

MUI juga menilai tindakan yang dilakukan pemerintah militer Myanmar terhadap Muslim Rohingya sebagai perbuatan anti kemanusiaan dan biadab. Keadaan ini dikatakan bisa memicu kebencian dan salah paham tentang masalah suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

"MUI melihat masalah Muslim Rohingya bukan semata-mata isu agama melainkan sebagai masalah kemanusiaan," kata Ihawan Syam setelah acara syukuran Milad MUI ke-37 dilaksanakan, Sabtu (28/7).

Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan MUI, pokok permasalahan Rohingya juga menyangkut banyak masalah lainnya yang telah lama ada, seperti pembagian tanah (agraria), diskriminasi etnis dimana terdapat lebih dari 100 etnis di Myanmar yang pengakuannya berdasarkan rasa suka dan tidak suka pemerintah, dan politis yang dibawa ke banyak bidang. Satu hal yang paling penting adalah masalah penggelapan sejarah etnis Muslim Rohingya.

MUI melihat di era demokrasi, dimana dunia menghormati kebebasan Hak Asasi Manusia (HAM), perbedaan etnis, anti politik rasis, pemerintah Myanmar justru melakukan hal sebaliknya terhadap etnis Muslim Rohingya. Karenanya MUI menyerukan perhatian Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN), juga pemerintah Indonesia untuk menangani permaslahan yang dialami etnis Muslim Rohingya dengan kesadaran maslaah kemanusiaan ini memiliki dampak besar.

MUI juga menyerukan pemerintah Indonesia sebagai salah satu negara anggota ASEAN yang memiliki peran besar untuk berdiplomasi dengan negara-negara ASEAN, agar menekan perlakuan pemerintah Myanmar yang baru saja diterima sebagai anggota ASEAN. Terlepas dari masalah agama, dunia harus melihat adanya masalah kemanusiaan yang harus segera diselesaikan dan keadilan yang harus ditegakkan di Myanmar.

Sumber : http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/07/28/m7vnq1-mui-isu-rohingya-masalah-kemanusiaan-dunia

Pesan Puasa dari Bintang

Alhamdulillah ya Robb, atas segala nikmat yang Kau berikan. Sampaikanlah shalawat beriring salam rindu kepada baginda Rasulullah saw, beserta keluarganya yang mulia, sahabatnya yang agung dan mudah2an kita sebagai pengikutnya sampai akhir zaman nanti. 
Fajar menjelang pagi masih terlihat bintang.
"Hellow bintang h r you. Sudah lama tak bertegur sapa."
"Aku baik2 sj Eva. Aku mau bilang tentang puasa. Aku memang ga puasa tapi aku tidak puasa karena memang Allah tidak menyuruhku puasa. Aku mau menyampaikan bahwa puasa itu membuat tubuh kita sehat lahir dan batin. Orang yang rajin puasa akan terpancar diwajahnya bercahaya karena sel darahnya selalu dibersihkan lewat puasa, sehingga membuat wajahnya bercahaya. Tapi Eva, ingatlah selalu bahwa itu bukanlah tujuan bpuasa, tapi menjadi orang yang bertakwa di mata Allah. Aku yakin semua orang sudah tau tapi di dalam itu makna takwa itu adalah saling berkasih sayang antar sesama, tidak iri tidak sombong. Menjalani perintahNya dan menjauhi laranganNya tidaklah ada artinya jika kita masih iri masih sombong karena segala amal kebaikan akan habis jika kita iri, dan sombong Allah murka karena memakai jubahNya."

"Jika kurenungi, kuselami makna takwa didalamnya itu kasih sayang memang dalam..alangkah indahnya hidup kita kita dalam nuansa berkasih sayang selalu, subhanallah..berkasih sayang karenaNya, sebagaimana baginda Rasulullah saw. Hati beliau selalu lapang melihat orang lain terpancar dari tauladannya dalam memperlakukan umatnya selalu berkasih sayang. Bintang, bagaimana puasa itu bisa membuat kita jd berkasih sayang?"

"Bisa Eva. Dengan saling memberi, saling mengasihi pada sesama shadaqah diperbanyak. Dan selama puasa kita merasakan orang miskin dan penderitaan orang lain. Puasa itu menahan lapar dan haus, tp tidak hanya itu juga menahan nafsu yang tidak dikehendaki Allah. Puasa itu adalah makanan buat jiwa yang lapar dan minuman buat jiwa yang haus. Manusia sesungguhnya dapat merasakan jika jiwanya lapar dan haus, puasalah makanan dan minumannya. Dan kamu harus tau Eva, puasa itu mengandung hikmah yang begitu besar, dimana banyak orang sudah tau lewat tausiyah2 itu kan. Jika jiwa sudah melepaskan lapar dan dahaga maka kita akan mudah berkasih sayang karenaNya."

"Tapi bgmn jk sdh mjlni puasa bertahun2 blm juga terasa takwanya?"
"Itu karena salah mereka sendiri. Sebagaimana dalam surat al araf ayat 179 mereka diberi mata, telinga, hati tidak untuk melihat mendengar merasakan kebesaran Allah. Akal tidak digunakan utk berfikir, indera hati tidak digunakan untuk merasakan puasa yg mereka jalani. Puasa yang difikirkan dan dirasakan..
"istilahnya ditafakuri ya.. "
"akan berbeda rasanya . Va, Dalam puasa, kita sesungguhnya sdh mendapat hidangan ilahiyah dariNya, semuanya nikmat jika difikirkan dan dirasakan. Jadi, tergantung kita, jika yang kita ingat hanya Allah selama puasa, semua hidanganNya akan terasa nikmat. Subhanallah."

"Jadi nikmat itulah indah..indah itulah berkasih sayang karenaNya.. Hati terasa lapang.. Lapang itulah bahagia, bahagia itu takwa..takwa itu masuk surga. Cocok dengan surat Al baqarah 38 dan Hud:108. Apakah begitu bintang?"

"Benar sekali Eva. Jiwa yang lapang sdh melepas lapar dahaganya, terpancar dari wajahnya bercahaya, dan akan mudah sekali berkasih sayang karenaNya.."

"Subhanallah.Cukup sampai sini bintang?"
"Iya Eva. Cukup dulu, kapan akan kita sambung lagi."

"Makasih bintang. Semoga Allah merahmatimu selalu. Titip pesan..betapa kumerinduNya."

"Iya Eva, akan aku sampaikan. Kamu juga Eva, smga Allah merahmati kalian semua."

"Assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam."

Wallahualam bissawab
Subhanakallahumma wabihamdika
Asyhadu alla ilaaha illa anta
Astaghfiruka wa'atubu illaik

Kisah Eve' dan Gurame

Alhamdulillah ya robb..atas segala hal yang kuketahui dan tak kuketahui..
Sampaikanlah shalawat dan salam kepada junjungan ku Nabi besar Muhammad SAW..

Kami punya peliharaan ikan, namanya Gurame. Kadang kupanggil Guram, kadang Rame, ternyata ia lebih seneng dipanggil Gurame. Ikannya guedee dech, sepanjang lengan smp siku.

Di sore ini, kumenjenguk para ikan di kolam di rumah.
"Helo Gurame."
"Hello Eva. Aku belum makan.. "
"Uppss..maafin aku ya..sbtr, aku ambilin makanan buatmu ya."
"Terima kasih Eva."
"Eva, kamu lagi ga puasa ya?"
" Iya, biasa dech wanita moon call..hehehe. "
"Va, walau kamu ga puasa, kamu tetep dapet pahala kok."
"Iya gitu?"
"Ya iya dong, kan kamu ga pernah mau ga puasa, tapi Allah kan yang ngasih kamu haid. Tapi Va, kamu tau ga, bahwa kita ga boleh meremehkan mereka yg ga puasa lho. Mereka belum tentu juga masuk neraka.
"Kenapa bisa begitu? Mereka itu bisa jadi punya amalan lain, Va."
"Oh iya Gurame?"
"Amalannya seperti, ya ga iri ga sombong, itu penting banget..sangat penting."
"Jadi Va, kamu harus menganggap mereka itu sama dalam hal mereka itu juga punya peluang masuk surga. Semuanya rahasia Allah Eva. Percaya sama aku. Karena aku ikan tak punya nafsu, aku ini ruh yang suci.  Dan Eva Gurame juga mau ngomong. Di bulan puasa ini, kamu memperbanyak amalan kamu, yang terpenting kamu harus menyayangi orang lain tidak terkecuali. Kamu yakin deh, banyak rahasia ilahi yang orang tak tau. Bahaya kita berbuat iri dan sombong kepada mereka, lebih berdampak kepada surga neraka kita. Dan Eva, untuk itu aku ingin kamu bisa menyampaikan ini di blog kamu. Kadang kita merasa diri kita lebih taat, lebih sholeh, lebih lebih...pdhl belum tentu kita ini termasuk ahli surga jika ada setetes biji zarah keirian kesombongan dalam diri kita.
"Subhanallah, Gurame...nasihatmu sungguh mengingatkan aku."
"Jadi, Va.. Gurame mau semua orang itu merasa sama di mata Allah. Jadi nanti, ada surprise dari DIA di masa keabadian nanti. Insya Allah."
"Oke Gurame temanku yg baik hati yg suka menghiburku. Ada lagi yg mau kamu sampaikan?"
"Cukup Va. Kami para binatang sangat menyayangi manusia dengan cara kami."
"Aku juga sayang deh sama kamu. Semoga Allah merahmati kita selalu. Amiin."
"Amiin."
"Asslamualaikum."
"Wa'alaikumsalam."

Wallahualam bissawab.
 Subhanakallahumma wabihamdika
Asyhadu alla ilaaha illla anta
Astaghfiruka wa"atubu illaik

I Miss U Allah


Alhamdulillah, so many thanks to U, Allah, for all the things U give to me
Please send my shalawat and salam to the prophet Muhammad saw

Allah..
I really miss U
With more than words can say
I wish I could show U how I feel for you
It keeps growing all the time

Allah..
When I miss U
The feeling is soo beautiful
Eventhough it's cheerful or painful situation I don't care
It's all coming back to U
The feeling is really turning my head..cried loud for U, laugh for U, smile for U..
It's priceless..

Allah..
I know my journey to U is still so far away
I don't know when it will over
I just want U to know only U can make me like this
The journey that makes me struggled to survive from all YOUR challenges and or obstacles in the crazy world

Allah..
I really miss U..to see U...
I just hope that U always by my side to accompany me and strengthen me
Because I'm so weak without U
Please don't leave me..Allah...


Allah..
I'm hoping that day will come
The day when I see The Most Beauty The Most Noble The Most..The Most... face I never never seen till I can't say anything
Please guide me to U, Allah...I'm so blind without U
Laahawla walaa quwwata illa billah

Subhanakallahumma wabihamdika
Asyhadu alla ilaaha illa anta
Astaghfiruka wa'atubu illaik

Menebar Cinta Rasulullah - Kelembutan Perasaan Rasulullah


Suatu hari beliau duduk-duduk dengan sahabatnya menunggu saat shalat tiba. Sahabatnya yang baru saja pulang dari pesta makan daging. Maka terciumlah bau yang kurang sedap dalam majelis itu. Rasulullah menyadari bau-bauan itu disebabkan oleh uap nafas akibat makan daging. Rasulullah juga menyadari bahwa orang yang bersangkutan ada dalam kedudukan sulit sekali. Mereka tentulah sudah berwudhu semua. Karena sebentar lagi akan sholat jamaah. Kalau orang yang berbau kurang sedap itu beranjak seorang diri pergi berwudhu', ketahuanlah ia sumber bau kurang sedap itu. Tentu dia bisa jadi malu dan gelisah. Beliau menginginkan pelaku yang sebenarnya merasakan pahit getir kesalahannya itu, tanpa diketahui oleh banyak orang.
Rasulullah saw melepaskan pandangnya pada semua yang hadir, seraya memerintahkan : "Siapa yang makan daging tadi hendaknya berwudhu!" Semua telah memakan daging ya, Rasulullah! Jawab para sahabat. Lalu beliau bersabda, "Kalau begitu, berwudhukah kalian semua".
Mereka bangkit semua pergi berwudhu. Termasuk orang yang merupakan sumber datangnya bau kurang sedap itu. Orang ini telah diselamatkan air mukanya dari rasa malu, berkat kecerdikan dan kelembutan perasaan Rasulullah saw.

[Demikianlah keluhuran budi pekerti Muhammad memperhitungkan tindakan sampai ke kecil-kecilnya pun agar tidak melukai perasaan orang dan kehormatan orang lain]

Disalin dari buku "Bahan Renungan Kalbu", Ir Permadi Alibasyah

Kisah Eve dengan Cicak


Alhamdulillah, terimakasih Allah, kubertemu dengan cicak malam ini...
Sampaikanlah shalawat beriring salam kepada nabiMu yang mulia Muhammad saw

Malam ini, kubertemu dengan cicak..Kutegur ia, "Cicak.."
Hellow Eva. Cicak mau ngomong. Eva, aku ini adalah binatang melata. Tapi aku juga bisa bicara tentang Tuhan. Cicak mau Eva yakin bahwa ini benar-benar di dinding itu. Aku sekarang sudah pergi, aku ngumpet dibalik itu.

Eva, aku mau bilang sama kamu. Aku pingin semua orang bisa melakukan sesuatu untuk Tuhan. (Kenapa kamu ga menyebutnya Allah cicak?) Karena Allah hanya milik golongan tertentu, sedangkan Tuhan adalah milik semua orang. (Kenapa milik?) Karena mmg milik adalah kepunyaan. Allah Tuhan memang dimiliki oleh makhlukNya. Tuhan sangat menyayangi hambaNya, sampai-sampai IA ingin dimiliki oleh hambaNya. Tapi ini adalah hal yang sesungguhnya. Tuhan sangat berharap kepada manusia agar tidak saling menyakiti satu sama lain. Jika saling menyakiti, alam semesta akan marah kepada kalian. Karena lewat itu, alam semesta tidak menyukai kalian itu saling menyakiti.
Yakinlah ini sungguh aku, Eva.
(Semoga Allah merahmatimu cicak). Ia Eva, terimakasih. Semoga Allah merahmatimu juga Eva.

Wallahualambissawab
Subhanakallahumma wabihamdika
Asyhadu alla ilaaha illa anta
Astaghfiruka wa'atubuillaik

Angel Principal - Ari Ginanjar ESQ

Alhamdulillah segala puji hanya milikMu Allah, saya dipertemukan dengan training ESQ yang subhanallah ini, yang diprakarsai oleh Bapak Ary Ginanjar Agustian. Shalawat beriring salam semoga tercurah kepada baginda Rasulullah saw, keluarganya yang mulia, sahabatnya yang agung, dan mudah-mudahan kita pengikutnya sampai akhir zaman nanti.

Saya dan suami mengikuti training ESQ sudah tiga tahun yang lalu (awal Maret 2009). Kami mengikuti training ESQ Eksekutif selama tiga hari di Hotel Ibis Pekanbaru Riau. Ibunda berharap agar kami mengikuti training ESQ terlebih dahulu sebelum beribadah haji 2009 lalu. Karena beliau sudah lebih dahulu mengikutinya, dan begitu tercerahkan oleh training ESQ ini. Memang setelah training ESQ waktu itu, hati kami sungguh tercharge oleh energi positif dari ESQ, dan lebih siap untuk berangkat ibadah haji. Subhanallah.

Begitu banyak pesan dan kesan lewat training ESQ, rasanya tak habis-habisnya saya bersyukur bisa ditakdirkanNya untuk mengikutinya. Materi demi materi, perenungan demi perenungan selama training membuat kalbu saya bergetar merasakan kebesaranNya dan keindahanNya yang disajikan tim ESQ. Penyampaian dengan istilah-istilah yang menyenangkan membuat saya jadi lebih mudah mengkaitkannya dalam ingatan dan hati saya.

Memang saya belum bertemu langsung dengan Pak Ari Ginanjar Agustian, hanya lewat layar sewaktu training ESQ pada waktu itu, namun buat saya seperti 'bertemu ruhani' dengan beliau. Ilmu yang diperoleh dari ESQ ini ngeklik buat saya, jadi lebih mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Satukan hati, enam prinsip dan lima langkah, yang subhanallahnya selaras dengan enam hal dalam rukun Iman dan lima hal dalam rukun Islam. Walau belum pernah bertemu, beliau adalah salah satu guru saya di Universitas kehidupan.

Membahas tentang kehidupan sehari-hari, ada dua kata yang paling berkesan di hati saya, yaitu Angel Principal, dimana malaikat mencatat perbuatan saya. Kemudian yang membuat saya jadi mudah mengingat, karena saat mengucapkan Angel Principal tangan disilangkan ke bahu, ada malaikat yang mencatat perbuatan saya sebesar biji zarrahpun, Allah Maha Mengetahui, tak perlu orang lain melihatnya. Saya juga mendengarkan penjelasan dari trainer ESQ yang memandu kami, bahwa bapak Ary Ginanjar mempunyai kebiasaan yang subhanallah, membersihkan wastafel di kamar mandi umum di manapun bapak Ary Ginanjar berada. Beliau tak sungkan-sungkan menyingsingkan lengan baju, di depan staf beliau, tuk melakukannya walaupun sesungguhnya tinggal menyuruh cleaning service di kantor beliau.

Mata saya membulat pada saat mendengarkan cerita ini, hati saya ikut merasakan, subhanallah menurut saya itulah contoh Angel Principal yang sesungguhnya. Suatu amalan yang tidak perlu dilihat orang lain, hanya Allah saja yang tahu, dan dicatat oleh malaikat sebesar biji zarrahpun, tak perlu mendapat pujian dari orang lain.

Jika meyakini tentang Angel Principal ini, sungguh kita tak butuh lagi penghargaan dari manusia, yang kita butuhkan adalah penghargaan dariNya. Kisah yang saya ceritakan tadi menginspirasi saya untuk mencari amalan 'rahasia' seperti yang Pak Ary Ginanjar Agustian lakukan, dan saat haji 2009 saya menemukannya. Baru kali ini saya ceritakan amalan 'rahasia' ini kepada orang lain. Semoga bermanfaat untuk diri sendiri, dan juga buat orang lain, akhirnya saya buka juga disini:-)

Saat menginap di tenda-tenda di Mina, dan melihat kamar mandi begitu kotornya, penuh dengan sampah tisu, pembalut dan lain-lain. Kebetulan waktu itu sedang tidak bisa sholat karena siklus biologis wanita, saya berfikir amalan apa yang bisa saya lakukan tuk menggantinya. Saya jadi teringat Angel Principal itu, tiba-tiba terbersit untuk mengecek kamar mandi, saat semua jamaah sedang menjalankan sholat maghrib. Suasana terlihat sepi, semua kamar mandi ada lima di sisi kiri dan lima di sisi kanan. Tanpa jijik, saya masuk ke kamar mandi, saya tutup pintunya, dan saya pungut sampah-sampah basah yang bertebaran dimana-mana (dengan harapan semoga inilah amalan pengganti sholat maghrib:-). Pada waktu itu saya pakai baju hitam hitam disangka orang saya ini petugas kebersihan, mereka menyuruh saya membersihkan yang lain:-), tapi saya tak perduli. Saya begitu menikmati amalan 'rahasia' yang terinspirasi dari kebiasaan bapak Ari Ginanjar Agustian. Terasa Dia begitu dekat, subhanallah, tak terkatakan.

Sejak itu, saya jadi menyukai amalan 'rahasia' tersebut di tempat-tempat kamar mandi umum yang lain. Namun sesungguhnya, ibu rumah tangga seperti saya mempunyai banyak peluang amalan 'rahasia'. Subhanallah, ternyata tak usah jauh-jauh, kembali ke rumah, untuk bisa dekat denganNya.

Demikianlah sedikit pengalaman saya saat 'bertemu ruhani' dengan Pak Ary Ginanjar Agustian lewat 'Angel Principal'nya. Semoga rahmat dan barokahNya senantiasa menyertai pak Ary Ginanjar Agustian dan tim ESQ lainnya untuk berjuang di jalanNya lewat ESQ Way 165. Amiin. Allahuakbar!

Subhanakallahumma wabihamdika, asyhadu alla ilaaha illa anta, astaghfiruka wa'atubu illaik.

Menebar Cinta Rasulullah - Kisah Rasulullah di Ta'if


Dua kali dalam tahun yang sama Rasulullah saw memperoleh hantaman duka cita yang amat besar. Mula-mula Abi Thalib, yaitu pamannya yang melindunginya dari kebengisan kaum Quraisy, meninggal dunia dalam keadaan masih musyrik. Lalu Siti Khadijah, yaitu istrinya yang selalu memberikan dukungan moril dan  materil yang amat besar. Tidaklah terperkirakan rasa duka cita yang menusuk kalbunya! Dalam keadaan demikian itu, perlakuan kaum Quraisy terhadapnya semakin mengila. Pernah suatu waktu mereka menyiramkan tanah ke atas kepalanya, namun Rasulullah tetap tabah. Akhirnya karena perlakuan kaum Quraisy semakin brutal, Muhammad saw pergi ke Ta'if dengan harapan semoga masyarakat disana mau mendukungnya. Namun ternyata orang-orang di Ta'if memperlakukannya seperti kepada bukan manusia saja layaknya. Ia diteriaki, dicaci maki, diludahi serta dilempari batu dan besi sehingga beberapa bagian tubuhnya tidak hanya memar, tetapi terluka dan mencucurkan darah.

Secepatnya Nabi pergi dari sana, berlindung di sebuah kebun anggur anak-anak Rabia, yaitu Utba dan Syaiba. Disana ia berdoa dengan khusuk :

Allahumma ya Allah,
Kepada Engkau jua aku mengadukan kelemahanku,
kurangnya kemampuanku serta kehinaan diriku di depan manusia,

O, Tuhan Maha Pengasih, Maha Penyayang
Engkaulah yang melindungi si lemah.
Dan Engkaulah pelindungku.

Kepada siapa hendaknya Kau serahkan diriku?
Kepada orang yang jauhkah yang berwajah muram kepadaku?
Ataukah kepada musuh yang akan menguasai diriku?

Asalkan Engkau tidak murka kepadaku,
aku tidak peduli.
Sebab sungguh luas kenikmatan yang Kau limpahkan kepadaku.
Aku berlindung kepada Nur wajah Engkau yang menyinari kegelapan (dan karenanya membawakan kebaikan bagi dunia dan akhirat) dari kemurkaan Engkau yang akan Kau tumpahkan kepadaku.

Engkaulah yang berhak menegur dengan berkenan kepada Engkau.
Dan tiada kuasa serta kekuatan selain dengan Engkau juga.

[Meskipun dalam kondisi yang amat nelangsa, Muhammad saw. dalam doanya tidak mendendam kepada orang-orang yang menyakitinya!]
Disalin dari buku "Bahan Renungan Kalbu" - Ir Permadi Alibasyah

Kenapa ku tulis komentar setiap hari di @sikapmerdeka


Alhamdulillah ya Allah berkat BB kubisa menuliskan kisah ini sambil belajar mengkaji tuk bekalku pulang.
Sampaikanlah shalawat beriring salam kepada nabi Muhammad saw..sosok pejuang, pembawa panji kebenaran yg membawa kami dari kegelapan menuju cahayaNya

Tak terasa sudah belasan kali kumenuliskan komentar mengenai SIKAP MERDEKA di koran RAKYAT MERDEKA, koran Political News Leader, yang dengan lugas, kritis dan terbuka berani mengungkapkan fakta yang ada. Aku mengikutinya lewat jejaring twitter @sikapmerdeka.

Bagiku, Sikap Merdeka adalah bentuk ekspresi kemerdekaan mengungkapkan suara hati rakyat, yang merupakan salah satu hak azazi manusia. So, freedom of speak n expression.

Namun buatku, aku juga harus mempunyai rambu yaitu norma dalam kehidupan, sebagaimana baginda Rasulullah dalam menyampaikan pendapat juga mempunyai norma seperti tidak menyakiti lawan bicara, tidak suukdzon, jika menyindir tidak to the point, dll.

Untuk mendapatkan serangkaian kalimat yang pas, bukanlah mudah. Aku membaca koran Rakyat Merdeka dulu, dan jika perlu koran2 lain untuk perbandingan. kemudian kulakukan studi literatur kecil via internet, biar ga asal nulis, karena kutau apa yang utarakan ini akan dipertanggung jawabkan di hadapanNya. Kumohon ampun padaMu Allah, jika masih ada setitik kesalahan dan kehilafan yang kulakukan, sudikan Engkau memaafkanku, ya Robb.

Mengapa aku ingin ada di jalan ini, karena sebagaimana Rasulullah bersabda, "Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat" (HR. Bukhari). Si debu ini, ingin ada setitik andil sebagai tanda cintaku kepada ibu pertiwi, semata2 karenaNya. Rasulullah menyayangi orang miskin, kuharapkan apa yang kusampaikan disana, sebagai cara si debu ini tuk membela rakyat miskin. Aku memohon ampun padaMu ya Robb, jika ada secuil kesalahan / kekhilafan yang membuatku malah tidak membela rakyat miskin. Akupun berharap, dengan secuil komentarku ini dapat mendukung siapapun yang harus didukung, disemangati, disupport, agar bisa terus berjuang menjalankan tugasnya dengan semangat juang yang tinggi dengan panji kebenaran dan keadilan.

Dalam jalan ini pula, aku si debu ini, dengan secuil komentar disana, bisa melakukan sesuatu terhadap yang namanya kemungkaran (ketidakbenaran dan ketidak adilan). Sebagaimana baginda Rasulullah bersabda, "Jika kamu melihat suatu kemungkaran, cegahlah dengan tanganmu, Jika kamu tak sanggup, cegahlah dengan lisanmu (mulutmu) dan jika kamu tak sanggup, cegahlah dengan hatimu. Dan itulah selemah – lemah Iman”. [HR Muslim]. Bagi sebuah harian besar seperti Rakyat Merdeka, kuyakini apa yang dituliskan sebelumnya oleh Rakyat Merdeka sudah diteliti, diklarifikasi dan dikaji, baru diterbitkan. Tugas kami, memberi komentar sesuai dengan hati nurani masing-masing. Semoga Tuhan, menyertai kami tuk terus berjuang di jalan ini.

Bagiku, ini adalah salah satu perjuangan, walau mungil kecil, aku ingin jadi lilin kecil mungil yang rela membakar dirinya demi penerangan. Bukanlah tak ada resiko menuliskannya, tapi laahawla walaa quwwata illa billah. Allahuakbar, Dia Maha Besar, aku hanya takut padaNya.
Ada satu hal yang penting buatku, Rasulullah selalu berkasih sayang kepada sesama, walaupun kepada orang kafir sekalipun. Meskipun kadang komentarku kecil-kecil cabe rawit, aku tidak membenci mereka (subjeknya), tapi perilaku mereka yang tidak kusukai. Sehingga bisa tetap berkasih sayang kepada mereka di dalam hatiku yang paling dalam. Allah, ingatkanlah aku, tuk mendoakan mereka agar kembali kepada kebenaran. Akupun juga hambaMu yang dhoif ini, pun tak luput dari kesalahan dan kekhilafan, ampunilah si lilin kecil yang berdebu ini.. laahawla walaa quwwata illa billah..

Demikianlah belajar mengkajiku, semoga Allah meridhoi jalan ini, entah sampai kapan, wallahualam bissawab.

Subhanakallahumma Wabihamdika
Asyhadu alla ilaaha illa anta
Astaghfiruka wa'atubu illaik

Menebar Cinta Rasulullah - Kisah Rasulullah Mengasihi Anak Yatim


Kisah ini terjadi di Madinah pada suatu pagi di hari raya Idul Fitri. Rasulullah saw seperti biasanya mengunjungi rumah demi rumah untuk mendo’akan para muslimin dan muslimah, mukminin dan mukminah agar merasa bahagia di hari raya itu.
Alhamdulillah, semua terlihat merasa gembira dan bahagia, terutama anak-anak. Mereka bermain sambil berlari-lari kesana kemari dengan mengenakan pakaian hari rayanya. Namun tiba-tiba Rasulullah saw melihat di sebuah sudut ada seorang gadis kecil sedang duduk bersedih. Ia memakai pakaian tambal-tambal dan sepatu yang telah usang.
Rasulullah saw lalu bergegas menghampirinya. Gadis kecil itu menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangannya, lalu menangis tersedu-sedu.
Rasulullah saw kemudian meletakkan tangannya yang putih sewangi bunga mawar itu dengan penuh kasih sayang di atas kepala gadis kecil tersebut, lalu bertanya dengan suaranya yang lembut : “Anakku, mengapa kamu menangis? Hari ini adalah hari raya bukan?”

Gadis kecil itu terkejut. Tanpa berani mengangkat kepalanya dan melihat siapa yang bertanya, perlahan-lahan ia menjawab sambil bercerita : “Pada hari raya yang suci ini semua anak menginginkan agar dapat merayakannya bersama orang tuanya dengan berbahagia. Anak-anak bermain dengan riang gembira. Aku lalu teringat pada ayahku, itu sebabnya aku menangis. Ketika itu hari raya terakhir bersamanya. Ia membelikanku sebuah gaun berwarna hijau dan sepatu baru. Waktu itu aku sangat bahagia. Lalu suatu hari ayahku pergi berjuang bersama Rasulullah saw. Dan kemudian ia meninggal dalam perjuangannya. Sekarang ayahku tidak ada lagi. Aku telah menjadi seorang anak yatim. Jika aku tidak menangis untuknya, lalu siapa lagi?”
Setelah Rasulullah saw mendengar cerita itu, seketika hatinya diliputi kesedihan yang mendalam. Dengan penuh kasih sayang ia membelai kepala gadis kecil itu sambil berkata: “Anakku, hapuslah air matamu… Angkatlah kepalamu dan dengarkan apa yang akan kukatakan kepadamu…. Apakah kamu ingin agar aku Rasulullah menjadi ayahmu? …. Dan apakah kamu juga ingin agar Fatimah menjadi kakak perempuanmu…. dan Hasan dan Husein menjadi adik-adikmu dan Aisyah menjadi ibumu ?. Bagaimana pendapatmu tentang usul dariku ini?”
Begitu mendengar kata-kata itu, gadis kecil itu langsung berhenti menangis. Ia memandang dengan penuh takjub orang yang berada tepat di hadapannya.
Masya Allah! Benar, ia adalah Rasulullah saw, orang tempat ia baru saja mencurahkan kesedihannya dan menumpahkan segala gundah di hatinya. Gadis yatim kecil itu sangat tertarik pada tawaran Rasulullah saw, namun entah mengapa ia tidak bisa berkata sepatah katapun. Ia hanya dapat menganggukkan kepalanya perlahan sebagai tanda persetujuannya. Gadis yatim kecil itu lalu bergandengan tangan dengan Rasulullah saw menuju ke rumah. Hatinya begitu diliputi kebahagiaan yang sulit untuk dilukiskan, karena ia diperbolehkan menggenggam tangan Rasulullah saw yang lembut seperti sutra itu.
Sesampainya di rumah, wajah dan kedua tangan gadis kecil itu lalu dibersihkan dan rambutnya disisir. Semua memperlakukannya dengan penuh kasih sayang. Gadis kecil itu lalu dipakaikan gaun yang indah dan diberikan makanan, juga uang saku untuk hari raya. Lalu ia diantar keluar, agar dapat bermain bersama anak-anak lainnya. Anak-anak lain merasa iri pada gadis kecil dengan gaun yang indah dan wajah yang berseri-seri itu. Mereka merasa keheranan, lalu bertanya :
“Gadis kecil, apa yang telah terjadi? Mengapa kamu terlihat sangat gembira?”
Sambil menunjukkan gaun baru dan uang sakunya gadis kecil itu menjawab :
“Akhirnya aku memiliki seorang ayah! Di dunia ini, tidak ada yang bisa menandinginya! Siapa yang tidak bahagia memiliki seorang ayah seperti Rasulullah? Aku juga kini memiliki seorang ibu, namanya Aisyah, yang hatinya begitu mulia. Juga seorang kakak perempuan, namanya Fatima Az`Zahra. Ia menyisir rambutku dan mengenakanku gaun yang indah ini. Aku merasa sangat bahagia dan bangga memiliki adik adikku yang menyenangkan bernama Hasan dan Husein. , dan ingin rasanya aku memeluk seluruh dunia beserta isinya.”
Rasulullah saw bersabda : ”Siapa yang memakaikan seorang anak pakaian yang indah dan mendandaninya pada hari raya, maka Allah SWT akan mendandani/menghiasinya pada hari Kiamat. Allah SWT mencintai terutama setiap rumah, yang di dalamnya memelihara anak yatim dan banyak membagi-bagikan hadiah. Barangsiapa yang memelihara anak yatim dan melindunginya, maka ia akan bersamaku di surga.”

Dalam kesempatan lain,Dari Ibnu Abbas r.a., Rasulullah bersabda :”Dan barangsiapa yang membelaikan tangannya pada kepala anak yatim di hari Assyura, maka Allah Ta’ala mengangkat derajat orang tersebut untuk untuk satu helai rambut satu derajat. Dan barangsiapa memberikan (makan dan minum) untuk berbuka bagi orang mukmin pada malam Asyuro, maka orang tersebut seperti memberikan makanan kepada seluruh umat Muhammad SAW dalam keadaan kenyang semuanya.”— Al Hadis.


*Diambil dari buku ‘Sayang Anak Yatim’, penulis Vani Diana P. (4.bp.blogspot.com)
http://ronamentari.blogspot.com/2011/11/kisah-rasulullah-mengasihi-anak-yatim.html
Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "