REFRESHING : MENGHAFAL ASMAUL HUSNA DENGAN METODE SMASH DAN DZIKIR 99 ASMAUL HUSNA ARI GINANJAR

Preface


Ba'da, tahmid, sholawat. 

Subhanallah...berkali-kali kubuka random alquran sejak ramadhan 1436H lalu hingga sekarang sepertinya Allah ingin kubelajar menghafal asmaul husna (Al A'raf:180). Berkali-kali kumenghafal dengan beberapa metode, akhirnya kembali kuingin mencoba metode SMASH yang pernah kuikuti pelatihannya tahun 2008 silam. Setelah rasanya sudah hafal (segala puji hanya milik Allah), baru kulatih dengan lagu Asmaul Husna ESQ bapak Ari Ginanjar, alhamdulillah. Kemudian kucoba-coba membuat melodi sendiri agar lebih ngelotok sambil meresapi maknanya agar bisa kupraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Kutulis kenangan menghafal ini yang merupakan pencerahan amazing buatku...tiada hentinya kupanjatkan syukur padaMu ya robb.


Metode SMASH ini dapat menghafal dan mengerti arti asmaul husna secara cepat, jika dilakukan dengan sungguh-sungguh dan membuat cerita sendiri berdasarkan 10 gambar ilustrasi (99 nama Allah dibagi dalam 10 gambar ilustrasi), dimana ada 99 nama benda beserta gambarnya yang harus diingat dan kita cantol dengan cerita yang kita pelajari di training dihubungkan dengan Asmaul Husna dan kemudian menurutku kita buat tambahan ala kita sendiri kisah panjangnya untuk lebih mengingat, karena biasanya dengan menulis sendiri lebih teringat (wallahualambissawab). Mari saja kita mulai bagaimana diri yang dhoif ini akhirnya bisa menghafal asmaul husna lewat metode SMASH dan kemudian lewat lagu Asmaul Husna ESQ, alhamdulillah...



RANTAIAN CERITA


Setelah sholat shubuh di MASJID, aku bermain BADMINTON untuk menjaga kebugaran. Sesampainya di rumah, aku membuat sarapan di DAPUR. Setelah siap pergi bekerja, aku berangkat naik BIS UMUM. Aku mampir ke BANK untuk mengambil uang, lalu aku melanjutkan pergi mengajar di sebuah KELAS. Selesai mengajar, aku memeriksakan diri ke DOKTER. Pulangnya rencana aku ke STASIUN KERETA API, namun bertemu teman yang mengajak naik MOBIL nya. Tiba di rumah, aku letih dan langsung masuk RUANG TIDUR.

MASJID
Sesampainya di masjid, aku mengasihkan sepatuku kepada Pak Rahman di 1. tempat penitipan sepatu (1. AR RAHMAAN).
Saat di tempat wudhu kumelihat seorang ibu hamil dengan perlahan berwudhu di 2. tempat wudhu karena sayangnya pada  calon bayinya (2. AR RAHIIM).
Selesai aku berwudhu, aku melihat rombongan King (Raja) Abdul Aziz di 3. tangga masjid (3. AL MALIK).
Sebelum masuk 4. pintu masjid, aku harus mensucikan diri tanpa najis di tubuhku (4. AL QUDDUUS).
Sesampainya di 5. tempat sholat, aku langsung sholat dan di tahiyat terakhir kumengucapkan assalamu’alamualaikum ww (5. AS SALAAM).
Kemudian kumelihat 6. jam besar yang terpercaya mereknya tidak sernit menunjukkan pukul 5.30 pagi (AL MU’MIN).
Kupandang  pula juga ada bapak Muhaimin Iskandar ceramah di 7. mimbar tempat khutbah dengan tentang Allah Maha Memelihara sesuai dengan nama beliau. (7. AL MUHAIMIN).
Sambil menunggu sholat shuruq, aku membuka buku di 8. rak buku tentang Umar Abdul Aziiz tentang keperkasaannya dalam menggiatkan shadaqah infak wakaf di jamannya. (8. AL AZIIZ)
Tiba-tiba seketika aku terkagetkan di pagi hari seperti ini ada suara keras seorang petugas keamanan masjid di 9. speaker meneriakkan bahwa ada seorang buronan terindikasi ada dalam masjid berkehendak/memaksa agar buronan tersebut menyerahkan diri. (9. AL JABBAAR).
Kekagetanku sirna dengan hembusan angin semilir dari 10. kipas angin gantung di masjid membuatku mudah berkontemplasi, kutundukkan kepalaku tuk mengingatNya betapa Dia dengan segala kebesaranNya membuatku bergetar karenaNya. (10. AL MUTAKABBIR).


BADMINTON
Betapa luar biasanya Allah dimana-mana ada DIA. Sesampainya di lapangan badminton, teman-temanku sudah mulai berdatangan. Aku cek 11. lampu sorot bersinar dengan indahnya siapakah yang menciptakanmu,memang tangan manusia tapi itu semua ilham dari Allah Sang Maha Pencipta (11. Al Khaliq).
Sebelum mengadakan pertandingan di pagi hari ini kami berbaris dulu dan melakukan pemanasan di 12. lapangan. (12. AL BAARI’).
Pak Mushawwir wasit pertandingan sudah duduk di 13. kursi wasit yang bentuknya petak berwarna putih mengingatkanku pada DIA. (13. AL MUSHAWWIR).
Mulailah pertandinganku, servis pertamaku lancar mampu melewati 14. net begitu juga seterusnya sampai servis ketiga, diri ini terus mohon ampunan agar terhindar dari rasa bangga. (14. AL GHOFFAAR).
Subhanallah, scoreku sekarang 10-8 aku masih mampu menguasai lapangan, namun tiba-tiba cock ku saat melakukan smash melenceng menyentuh 15. tiang net keluar, ya.. memang Allah yang Maha Menguasai semuanya (15. AL QOHHAR).
Kuseka keringatku, nampak di 16. kursi pemain ada Pak Wahhab yang suka memberi makanan dan minuman ringan sehingga suasana terlihat santai. (16. AL WAHHAAB)
17. Scoring board menunjukkan 15-11 terimakasih ya Allah Maha Pemberi rizki, kemenanganku di babak ini (17. AR RAZZAAQ)
Tak sadar ternyata 18. kursi penonton semakin penuh. Betapa Engkau ya robb yang telah membuka pintu rahmat buat kami…ukhuwah di dalam olahraga badminton. (18. AL FATTAH)
Di gelora badminton ini di lengkapi 19. kursi tribun VIP yang didesain dari luar negeri, betapa orang menciptakan terciprati ilmuMu duhai Engkau Yang Maha Mengetahui (19. AL ‘ALIIM).
Pertandinganku ini diliput oleh media sehingga ada 20. kamera televisi di beberapa lokasi stadion. Menang kalah bagiku sama saja ya robb yang penting sportivitas. Namun jujur ada rasa sempit di dada ini saat pertandingan  ini berakhir aku kalah. Laahawla walaa quwwata illa billah. (20. AL QAABIDH)

DAPUR
Alhamdulillah sudah selesai pertandingannya, kukembali ke rumah. Mulailah kusiapkan sarapan simple di dapur di 21. meja potong, yaitu salad buah. Pekerjaan yang menyenangkan membuat hatiku lapang karena Allah lah yang melapangkan. (21. AL BAASITH).
Selesai sarapan, ku 22. cuci piring. Bagi sebagian orang pekerjaan ini seperti merendahkan tapi tidak bagiku. (22. AL KHAAFIDH)
Kemudian kuletakkan piring yang sudah kucuci, di 23. rak piring karena rak piringnya ketinggian kunaik dengan bangku kecil. Puas diri ini selesai mencuci piring bahkan Allah meninggikan derajatku karena mau mencuci piring. (23. AL RAAFI’)
Setelah itu kusiapkan masakan untuk bekal makan siangku. Bahan mentahnya ayam kusiapkan. Kuhidupkan 24. kompor kubuka panelnya sehingga dapat memasak/memanaskan makanan, ibarat Allah memuliakan hambaNya dengan memuliakannya dengan dibuka tabirnya (24. AL MU’IZZ).
Sayangnya gasnya habis, jadi saat dihidupkan tidak menyala. Lalu kuganti 25. tabung gas nya dengan yang baru. Memang Allah yang Maha Menghinakan (25. AL MUDZILL)
Setelah itu kusiapkan alat penggorengan. Pegangan 26. alat penggorengan ku mengingatkanku pada kuping untuk mendengar. (26. AS SAMII’)
Keahlian memasak juga tergantung pada melihat 27. bumbu dapur secara cepat mana yang dipilih lada, garam, ketumbar, gula dll, jika tidak rasanya akan aneh. (27. AL BASHIIR)
Selesai memasak ayam goreng, lanjut memasak beras. Kutakar / kutimbang dulu secara tepat berapa takar yang kuambil di 28. tempat beras, yang harus kumasak jika tidak, akan berlebihan mubazir. Dialah Maha Menetapkan hukum (28. AL HAKAM)
Kemudian sebagian kutaruh di 29. lemari makanan, untuk adikku yang pulang sekolah, sebagian kubawa untuk bekalku makan siang. (AL ‘ADL)
Terakhir, sebelum berangkat ke kantor aku ambil minuman dingin untuk bekalku di jalan agar tidak kehausan di 30. kulkas, dan sekaligus kuseruput satu sloki es krim yang begitu lembutnya di lidah untuk memanjakan diri ini barang sebentar sebelum hectic day (AL LATHIIF).

BUS UMUM
My hectic day dimulai dengan naik bus umum. Kupandangi bis-bis yang berseliweran, tertulis jelas 31. trayek nya jurusan nya menuju tempat tujuanku bersyukur kubisa terciprati Allah Yang Maha Mengetahui sehingga bisa membaca trayek jurusan bis yang akan kupilih. (31. AL KHABIIR)
Dengan 32. kaca depan yang tembus pandang, di dalam bis tersebut sebelum kunaiki terdapat tukang pengamen, diri ini langsung bergegas masuk ke dalam bis dan ingin segera bersedekah menyantuni pengamen di dalam bis. (32. AL HALIIM)
Selama perjalanan, karena duduk di depan, kupandangi 33. kaca spion luar betapa indah keagungan Allah sambil berzikir terlihat semuanya indah walau cuaca sedang berasap. (33. AL AZHIIM)
Karena suasana sedang berasap, 34. lampu depan mobil dinyalakan walau masih pagi hari, sekali-kali kumelihat mobil di kiri kanan kumelihat mobil bapak Abdul Ghafuur lewat. Berkali-kali kumohon ampun padaNya memohon agar diberi keselamatan berkendara. (34. AL GHAFUUR)
Tiba-tiba, dari 35. pintu penumpang muncul Pak Syukur tetanggaku tersayang, Alhamdulillah ada teman seperjalanan. (35. AS SYAKUUR)
Bis berhenti sebentar, ada yang naik orangnya tinggi sekali dengan 2 langkah dia mampu melampaui 36. tangga masuk yang 4 step itu. Subhanallah jadi teringat Allah Yang Maha tinggi (36. AL ‘ALIYY)
Begitu banyak ayat kauniyah di sekitarku. 37. Pegangan tangan di bis ini untuk penumpang yang berdiri sungguh kokoh besar agar penumpang tidak mudah terjatuh. Membuatku teringat akan Allah Maha Besar (37. AL KABIIR)
38. Kursi penumpang nya pun terpelihara/terlestarikan oleh pengelolanya sungguh bis ini apik sekali. (38. AL HAFIIZH)
39. Jendela nya terjaga kebeningannya seperti aku dapat memandang keheningan alam semesta. (39. AL MUQIIT)
Walau ditengah asap, kami penumpang bis tidak merasakannya karena ada 40. Air Conditioning (AC) yang terus berhembus yang telah dibuat perhitungannya oleh pengelola bisnya, subhanallah jadi teringat Allah Maha Pembuat Perhitungan. (40. AL HASIIB)

BANK
Alhamdulillah bisa mampir dulu ke bank. Kumasuki 41. pintu kaca bank Al Husna terlihat direkturnya  bernama  bapak Matori Abdul Jaliil sedang mengsupervisi karyawannya, subhanallah akhlaknya terciprati sifat Allah Maha Penuh Keagungan/Maha Luhur (AL JALIIL)
Saat aku mengisi di 42. rak formulir, diri ku bersebelahan dengan Yang Mulia Hakim Agung Rifyal Ka’bah. (42. AL KARIIM)
Setelah itu, kudatangi satpam yang cekatan bertugas mengawasi antrian 43. meja customer service mengingat banyaknya customer yang harus dilayani. (43. AR RAQIIB)
Urusan dengan customer service selesai, saatnya kuikuti antrian di 44. kasir untuk melakukan transaksi keuangan setelah pihak bank mengabulkan pinjamanku untuk pembelian mobil kredit, Alhamdulillah sekaligus mengambil uang cash. (44. AL MUJIIB)
Sambil bertransaksi, kumemandang 45. logo bank yang sangat simple, AL HUSNA BANK, Husna itu baik itu definisinya begitu luasnya. (45. AL WASI’)
Di dalam bank Husna terdapat 46. tanaman hias bonsai yang indah sekali, tampak Hakiim Artejo yang dikenal dengan kebijaksanaannya walau unik sedang memandangnya. Beliau juga salah satu pelanggan bank Husna (46. AL HAKIIM)
Sambil menunggu antrian kumenonton 47. televisi Roja TV tentang kisah Nabi Muhammad yang juga mengasihi umat Yahudi walau berbeda keyakinan subhanallah. (47. AL WADUUD)
Bank Husna ini terkenal dengan kemuliaan sifat karyawannya juga para satpam nya diantaranya bernama Pak Abdul Majid yang siaga di 48. meja satpam melayani customer di bank Husna. (48. AL MAJIID)
Kududuk di 49. kursi tunggu nasabah sambil menunggu giliranku dipanggil ke kasir. Jika kupandang sekilas, bentuk kursinya seperti peti mati yang mengingatkanku pada Allah yang mematikan dan menghidupkan kembali dan membangkitkan manusia di alam akhir nanti. (49. AL BAA’ITS)
Tibalah kudipanggil, untuk maju ke baris antrian terlihat 50. batas antrian nya tidak bisa dimanipulasi. Subhanallah mengingatkanku pada sifat Allah Maha Menyaksikan setiap kejadian sebesar biji zarrah ia tahu, malu diri ini jika menyalip baris antrian karena DIA menyaksikanku. (50. ASY SYAHIID)

KELAS
Setelah mampir ke bank, kemudian tibalah aku mengajar di kelas 3-A SMA Husna. Alhamdulillah, aku tidak korupsi waktu, tiba pas jam 9 pagi karena lokasi bank yang besebrangan dengan SMA Husna. Memang jika kita berada di jalan yang haqq (benar) hati kita akan tenang, alhamdulillah. Kumasuki 51. pintu kelas 3-A dengan ucapan basmallah. (51. AL HAQQ)
Baiklah anak muridku, saatnya kita belajar matematika. Siapa yang giliran piket untuk mewakili kelas ini, silakan menghapus tulisan di 52. papan tulis nya. (52. AL WAKIIL)
Kupandangi 53. foto Presiden Indonesia bpk Jokowi, orang terkuat di Indonesia, tanpa debu pertanda sudah dibersihkan. (53. AL QAWIYY)
Saat murid-muridku menyelesaikan tugasnya, ku kadang2 mengecek kondisi 54. meja dan kursi guru. Alhamdulillah kokoh terbuat dari jati, tiada coretan itu semua berkat kerjakeras POMG yang selalu bersinergi sehingga menghasilkan kondisi belajar mengajar yang menyenangkan. (54. AL MATIIN)
Patriotisme pun senantiasa dikumandangkan di sekolah ini, dengan memasang 55. bendera di kelas masing-masing, menandakan bahwa Negara melindungi warga negaranya untuk mendapatkan haknya dalam menjalankan pendidikannya. (55. AL WALIYY)
Buku-buku tersusun rapih di 56. lemari buku berdasarkan alphabet dan dirawat bersama oleh kelas 3-A ini. Kelas 3-A salah satu kelas terpuji karena kerajinannya menyusun dan memelihara buku-buku di kelas mereka. Jadi Ingat Hamid Awaluddin (56. AL HAMIID)
Disaat piket kelas, ketua kelas menghitung hari kerja tiap siswa/i di kelas 3-A diantaranya membersihkan 57. jendela secara teratur. (57. AL MUHSHII)
58. Bangku murid senantiasa dilap dan dirawat tidak boleh dicorat-coret, dan yang harus memulai sebagai tauladan adalah ketua kelasnya. (58. AL MUBDI’)
Aku sebagai walas 3-A senantiasa mengecek benda-benda yang dipajang yang sempat dipinjam untuk pameran, seperti 59. peta yang kemarin dipinjam, siswa mengembalikannya dalam keadaan baik, alhamdulillah. (59. AL MU’IID)
Begitu juga dengan 60. lampu kelas, hanya dalam kondisi gelap, boleh menghidupkan lampu kelas, itulah makna kedisiplinan. (60. AL MUHYII)

DOKTER
Selesai mengajar, saatnya ke dokter. Aku sudah duduk di 61. kursi tunggu pasien. Diri ini sambil merenung ya Allah, Engkaulah Yang menentukan kehidupan dan kematianku, semoga Engkau anugerahilah aku kesembuhan yang barokah dengan berobat ke dokter ini. Aamiin. (61. AL MUMIIT) 
Saatnya aku masuk ke 62. pintu ruang praktek. Bismillah, ya Allah anugerahilah aku kehidupan ya barokah termasuk di dalamnya kesehatan yang barokah, aamiin (62. AL HAYY)
Tanganku berpangku di 63. meja dokter sambil berkonsultasi dengan beliau. Beliau adalah dokter yang mandiri walau mempunyai asisten seorang suster tidak mengandalkan asistennya. (63. AL QAYYUUM)
Di sekitar ruang praktek, kulihat 64. lemari obat-obatan lengkap jika sang dokter menemukan bahwa diperlukan tindak emergency yang membutuhkan P3K. (64. AL WAAJID)
Kupandangi 65. partisi untuk menjaga keprivasian pasien sebagai bentuk penghargaan atas mulianya dan agungnya seorang pasien. (65. AL MAAJID)  
66. Tempat tidur periksa pun hanya bisa untuk tunggal. Ingat Maha Tunggal ingat Gus Dur (Abdurrahman Wahid) yang mendapat cipratannya sebagai salah satu presiden RI. (66. AL WAAHID)
67. Tabung Oksigen pun pun disiapkan satu/esa untuk setiap ruangan. (67. AL AHAD)
 68. Rak alat dokter senantiasa dibutuhkan sudah SOP dari ruang praktek dokter. (68. ASH SHAMAD)
Setelah sang dokter memeriksaku, beliau langsung otomatis mencuci tangan di 69. tempat cuci tangan dan sang dokter berkuasa/mampu melakukan apa dikehendakinya itu walau memeriksa presiden / raja sekalipun. (69. AL QAADIR)
Selain itu, adanya sirkulasi udara yang baik tidak pengap dengan adanya fasilitas 70. kipas angin menentukan kenyamanan dari ruang praktek dokter tersebut. Alhamdulillah nyaman berada di dalamnya. (70. AL MUQTADIR)

STASIUN KERETA API
Pulangnya rencananya aku ke stasiun kereta api. Aku masuk ke 71. pintu masuk stasiun, aku tidak mau mendesak desak orang lain, jadi lebih baik mendahulukan orang lain. (71. AL MUQADDIM)
Saat tiba di 72. loket tiket KA, bagiku ini peluang amal sholeh memang rada aneh, aku mengakhirkan diri yang antrian terakhir ternyata tiket sudah habis. (72. AL MU’AKHKHIR)    
Akhirnya aku ditawarkan membeli tiket jam berikutnya. Aku mau, kemudian aku duduk di 73. kursi tunggu penumpang menunggu keberangkatan kereta api jam berikutnya dari permulaan lagi, Alhamdulillah ikhlas. (73. AL AWWAL)
Sambil menunggu, kubeli Koran di 74. kios Koran. Kumembaca Koran Republika tentang pertanda datangnya Akhir Jaman. (74. AL AAKHIR)
Kupandang 75. jam stasiun tampak nyata menunjukkan jam 2 siang. (75. AZH ZHAAHIR)
Tiba-tiba terasa lapar perutku, batinku berbicara saatnya aku makan di restoran di dalam stasiun ini saja, tapi bagaimana bekalku. Ternyata kutanya ke petugas 76. restoran boleh membuka bekal sendiri asal memesan sesuatu di restoran tersebut. Akhirnya kuputuskan memesan orange juice dan dessertnya cake tiramisu, wow. Mudah-mudahan tidak berlebihan, sekali-sekali gpp. (76. AL BAATHIN)
Saatnya aku sholat zhuhur di 77. musholla karena begitulah Allah memerintahkan, meskipun telat. (77. AL WAALII)
Selesai sholat, kulangsung naik elevator menuju perhentian kereta api. Kupandangi 78. rel kereta. Betapa rendah dan kecilnya diri ini disaat terlena terjatuh di rel kereta api, pakai taali pun utk menarik ku aku tak bisa..betapa DIA Maha Tinggi dan Besar. Laahawla walaa quwwata illa billah (78. AL MUTA’AALII)
Kereta 79. Lokomotif datang. Penumpang berdesak-desakkan masuk, sampai akhirnya aku dapat tempat duduk. Namun tiba-tiba kumelihat orang miskin papa seorang nenek bungkuk tak punya tiket tiba-tiba meminta tempat dudukku. Akhirnya aku berikan tempat dudukku dan tiketku, semoga diri ini tercatat sebagai orang yang dermawan. Aamiin (79. AL BARR)
Kuputuskan kukeluar dari 80. gerbong penumpang dan tak jadi naik kereta api, sambil beristighfar bertobat takut ada sedikit rasa riya di hati karena menolong nenek itu. (80. AT TAWWAAB)  

MOBIL
Keluar dari stasiun kereta api, diri ini kepanasan dan semakin lelah. Saat sedang bingung, kucek dompetku sudah tidak ada, dicopet orang dengan merobek tasku dengan silet. Subhanallah, ada teman menawarkan diri ikut di mobilnya. Mobil temanku berwarna biru. 81. Kap atas nya mengingatkanku pada kepala atasku sedang kepanasan, kubayangkan betapa belum seberapanya panasnya siksa api neraka. (81. AL MUNTAQIM)
Hatiku mulai mendingin setelah bertafakur tentang 82. Kap Mesin mengingatkanku pada dalaman kepalaku yaitu otakku yang marah kepada pencopet itu harus dapat memaafkan. (82. AL ‘AFUWW)
83. Roda depan nya pun mengingatkanku pada si Rauff (sama-sama RA) yang sahabatku yang terciprati sifat Maha Pengasih, senantiasa memberi walau dalam kesulitan sekalipun, aku akhirnya berikan temanku permen polo bulat seperti roda..plong…hehehe.. (83. AR RA’UUF)
Temanku ini orang kaya. Bak princess yang menguasai kerajaan, dia turun dari mobil porche nya dengan senyuman ikhlas membuka 84. pintu mobil nya. (MAALIKUL MULK)
Tanpa merasa sombong, dia tau aku sedang dalam kesulitan butuh dihibur, dibukanya 85. Bagasi nya diambilkannya minuman dingin, makanan ringan sambil duduk-duduk sebentar. Lalu diberinya aku uang dan ditelponnya seorang polisi untuk melaporkan kehilangan. Diri ini jadi teringat DIA yang Maha memiliki kebesaran dan kemuliaan, sepertinya dia tercipreti sifat Allah itu. (85. DZUL JALAALI WAL IKRAAM)
Kupandang 86. bemper belakangnya, tampak sempit namun sungguh sempurna. Betapa diri ini dari keluarga biasa, belum mampu membeli mobil sebagus ini, namun Allah Maha Adil, semua punya peluang sama ke surga. (86. AL MUQSITH) 
Akhirnya kudipersilahkan masuk, mari berkumpul di dalam mobil kecilnya katanya begitu. Kududuk di 87. jok kursi depan, (87. AL JAAMI’)
Betapa luxury nya alat 88. kemudi/stir temanku ini. Mengingatkanku pada Allah Maha Kaya. (88. AL GHANIYY)
Begitu pula dengan lekukan 89. dashboard nya yang ekslusif, mencukupi kebutuhan mobil porche yang mewah ini. (AL MUGHNII)   
90. Kaca spion dalam nya mencegah terjadi kecelakaan bisa melirik kendaraan belakang kita barangkali ada maniak yang menguntil kita. (90. AL MAANI’)



RUANG TIDUR
Tibalah aku di 91. pintu kamar (door). Hari ini Allah memberi kesukaran/kesulitan untukku namun membawa berkah yaitu harga sebuah ukhuwah. Semoga pertanda hukuman dariNya ditunaikan karena hamba ini berlumuran dosa. (91. ADH DHAARR)
Segera kumandi, dan kuambil baju bersih dari 92. Lemari pakaian agar dapat member manfaat untuk lebih merefresh diri. (92. AN NAAFI’)
Kemudian kuletakkan sepatu NIKE RUN ku yang tadi kutaruh sembarangan saja, ke 93. rak sepatu, agar suasana kamar ku lebih bercahaya karena Allah sang Maha Cahaya menyukai keindahan. (93. AN NUUR)
What a hectic day. Sambil menyisir rambut berkaca di 94. meja rias dengan toner dari Rudy Haadiisuwarno, kuberdoa semoga Allah memberiku petunjuk untuk selalu berada di jalanNya, sambil berkaca diri untuk introspeksi diri. (94. AL HAADII)
Alhamdulillah, kurebahkan diriku barang sebentar di 95. tempat tidur (bed) dimana seprainya ciptaan baru dari Jane creation membuatku bertambah nyaman karena kebaikan hatinya. (95. AL BAADII’)
Setelah itu kuberanjak dari 96. tempat tidur menuju meja belajar untuk menulis diari hikmah kisah perjalananku hari ini sebagai bekal persiapan menuju kehidupan yang kekal. (96. AL BAAQII)
Sambil menulis diari, kustel 97. radio tape,  kebetulan ada acara religi malam di radio Dakta FM tentang kiat-kiat agar terwarisi banyak hal yang baik-baik datang dari Allah. (97. AL WAARITS)
Disebutkan dalam sebuah hadits bahwa Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda “Orang yang hari ini sama dengan hari kemarin, atau orang yang hari esok sama dengan hari ini, orang itu akan merugi. Orang yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin orang itu sungguh celaka, tetapi apa bila hari ini lebih baik dari kemarin, atau hari esok lebih baik dari hari ini, maka orang itu akan beruntung” (al-Hadits). Dengan melihat 98. kalender esok kubuka rencana baru agar lebih baik dari hari ini, semoga Allah menciprati diri ini dengan Kemaha Pandai an Nya menyusun strategi agar senantiasa lulus ujianNya. (98. AR RASYIID)
Alhamdulillah kepenatan terbayarkan dengan bersujud padaNya di atas 99. sajadah di dalam sholat semuanya tumpah. QS Al Baqarah:153 Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yansabar. (99. ASH SHABUUR)

Setelah menghafal, aku mengetes hafalanku dengan Dzikir 99 asmaul husna Ary Ginanjar.



Laahawla walaa quwwata illa billah.
Subhanakallahumma wabihamdika
Asyhadu alla ilaaha illa anta
Astaghfiruka wa'atubu illaik

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "