Rasa Roti (8 Oktober 2014)

Dear Allah
Aku punya sepotong roti yang lezat
Aku yang membuatnya sendiri
Resepnya pun kudapat dari coba-coba sendiri
Berjibaku dibuatnya hingga mendapat resep seperti itu

Kemudian Allah..
Kuberitahu resep itu kepada someone
Sampai kapanpun itu hanya jadi resep
Yang tidak membuahkan roti
Diperlukan praktek membuat roti dari resep yang kuberikan kepada someone
Agar ia juga mempunyai roti lezat seperti aku

Allah...
Bisa saja kucekoki ia dengan membuatkannya roti tapi nanti ia tidak memjadi mahir
Ia harus membuat roti itu sendiri
PROSES...proses inilah yang membuat kesan demi kesan hingga akhirnya ia tahu mana jalan yang terbaik untuk membuat rasa roti yang lezat

Dear Allah,
Begitu juga dengan Engkau
Engkau tidak mencekoki aku dengan karunia hikmah demi hikmah secara instan
Engkau suruh aku mencari karunia hikmah yang begitu banyak bertebaran dialam semesta raya dalam jejak kehidupan yang kulalui secara mandiri melalui proses yang tidak instan

Dear Allah,
Engkau suruh aku renungi dan renungi dan renungi sehingga akhirnya kumenemukan karunia hikmah dariMu yang nilainya prizeless even a milyun zilyun trilyun.
Berjibaku tuk menemukannya sampai akhirnya kumenemukan keheningan,... kesunyian.........diam....... terus........terus ...dan terus.. ternyata disanalah aku menemukannya
Allahu ya anta,.,ijinkanlah aku untuk terus menggali RASA ini..

Amiin ya robbal alamiin
Subhanakallahumma wabihamdika
Asyhadu alla ilaaha ilaa anta astaghfiruka wa'atubu illaik

Cerpen...Raysha dan Kisahnya (Menyambut hari Kartini) 18 April 2013



Siapa sich yang ga kenal sama Raysha.  Seorang aktivis kampus di kampus Institut Teknologi ternama di Bandung. Ia terkenal sebagai sosok yang cerdas, supel, ceria super cuek rada tomboi dengan penampilan seadanya. Hobinya ngejins plus kaos oblong. Rambutnya di bob,bulu matanya lentik,  alisnya tebal menambah manis raut wajahnya yang natural itu dengan tubuh tinggi semampai. Namun, karena itulah ia mempunyai banyak secret admirer alias pengagum rahasia. Semuanya pada takut menyatakan cinta padanya, karena super cueknya itu, takut ditolak dot com, hehehe. Lagipula semua tahu ia mempunyai pengalaman traumatik karena ibunda tercinta ditinggal kawin sama sang ayahanda.  "Raysha, kamu sudah mengerjakan tugas Kalkulus 3 dari pak Martono?" Tanya Rahmat, teman seangkatannya yang ngefans sama Raysha. "Sudah, kamu udah belum?"Tanya Raysha kembali. "Belum nich, aku boleh pinjem ga tugas kamu?". "Boleh dong, sebentar ya"ujar Raysha sambil merogoh kertas tugasnya dari dalam tas ranselnya yang mulai blutuk itu.

Raysha sosok yang suka menolong, dia senang sekali berbagi. Namun satu hal, ia trauma pada lelaki, ia tidak mempunyai figur seorang ayah, bagi nya, semua lelaki itu sama, maunya menyakiti wanita. Rahmat beberapa kali pdkt (pendekatan red..) sama Raysha, tapi diabaikan begitu saja.
Sambil mencatat tugas, Rahmat mengajak Raysha bicara, "Rasyha, kamu sekarang ikutan pengajian sama ustadz Khairuddin di Masjid An Nur ya?". "Iya, kok tau sich?" "Tumben, kamu mau ikutan?"Tanya Rahmat. "Jujur, selama hidupku, aku sepertinya kelihatan ceria terus, padahal di hatiku, hampa. Ga enak sekali rasanya. Aku juga mau menghilangkan traumaku sama cowok. Bayanganku terhadap ayahku membuat aku jadi tidak mau membangun hubungan sama cowok manapun. Menurut teman-teman yang lain, pengajian disana seperti bengkel hati. Bersyukur deh, Zahra mengajak aku. subhanallah, baru sebentar aja aku sudah merasa lebih tenang, kehampaan diri berkurang". "Wah, kok kamu sekarang ngomongnya berubah sih, pake subhanallah"tanya Rahmat. "Iya nich, ga tau ya, mudah-mudahan untuk seterusnya". "Amiin, aku doakan semoga kamu semakin dapat apa yang kamu inginkan" makasih ya Rahmat. Jazakallahu khairan katsiira. Hehehe, baru dapat ucapan alternatif pengganti terima kasih. Artinya semoga Allah membalas kebaikanmu dengan kebaikan yang lebih banyak lagi, kira-kira gitu makna harfiahnya, maklum murid baru, qiqiqi, jadi malu"sambil menutupi wajahnya yang memerah, takut sotoy bener.

Tiba-tiba Zahra datang menghampiri Raysha dan Rahmat. Zahra adalah salah satu aktivis dakwah di kampus, ia sahabat Raysha. Jilbab yang digunakannya syar'i dan modis, menyenangkan deh saat melihat penampilan cewek cantik satu ini. Setelah 3 tahun kuliah, barulah Zahra dapat mengajak Raysha ke tempat pengajian ustadz Khairuddin.  "Assalamualaikum sista..bagaimana kabarmu hari ini?"." Alhamdulillah bertambah tenang hidupku Zahra. Semoga perlahan tapi pasti, trauma hidupku kepada sosok pria terkikis habis." "Kamu inget ga apa kata ustadz Khairuddin" Iya, aku masih ingat. Ar Ra'd:11, Allah ga akan mengubah suatu kaum, jika kaum itu tidak mau berubah." "Jadi hidayah memang ga ada yang gratisan, sista. Kita kudu berjuang. Kamu kan biasa jadi aktivis kampus, suka berjuang, sekarang saatnya kamu berjuang untuk dirimu sendiri. Allahuakbar".pekik Zahra.
"Kayaknya aku dicuekin deh sama 2 cewek cantik ini" kata Rahmat. "HIhihi, sorry, udah mulai diskusi sama Zahra, jadi lupa deh. Maaf ya". Ikut aja Rahmat, setiap hari Jum"at, ba'da Ashar sampai maghrib." Okay, nanti aku mau ikut yang minggu depan.

Raysha bersyukur bisa bersahabat dengan Zahra. Walau beda fakultas, mereka terus menjalin persahabatan, jalan bareng, makan bareng. Zahra tidak memilih teman, walau ia sudah berjilbab, ia tetap menyayangi Raysha apa adanya, sambil terus menyampaikan pesan dakwah secara perlahan kepada sahabatnya itu.

Hari jumat telah tiba. Raysha sudah tak sabar mendengarkan kajian dari ustadz Khairuddin. Beliau dapat menyampaikan tausiyah dengan istilah yang menyenangkan, sehingga buat orang awam atau baru belajar, tidak merasa takut belajar agama Islam. Kadang beliau bisa seperti motivator pelatihan emosional spiritual quotien gitu deh. Setelah membuka dengan doa pembuka majelis, beliau memulai tausiyahnya. "Kajian kita kali ini, adalah tentang ridho orangtua, ridho Allah." Selama pemaparannya, beliau menyebutkan surat Al-Isra' ayat 23-24, ALLAH berfirman: "Dan Robb-mu telah memerintahkan kepada manusia, janganlah ia beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya. Dan jika salah satu dari keduanya atau kedua-duanya telah berusia lanjut di sisimu, maka janganlah katakan kepada keduanya 'ah' dan janganlah kamu membentak kedua-nya. Dan katakanlah kepada keduanya perkataan yang mulia dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang. Dan katakanlah, 'Wahai Rabb-ku sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu kecil'. Ya, apapun, bagaimanapun orangtua kita, tetaplah ia adalah orangtua kita yang harus kita hormati dan kita sayangi.
Beliau juga menyampaikan bahwa Ridho ALLAH tergantung kepada ridho orang tua, sesuai sabda Rosululloh: "Ridho ALLAH tergantung kepada keridhoan orang tua dan murka ALLAH tergantung kepada kemurkaan orang tua" (HR Bukhori, Ibnu Hibban, Tirmidzi, Hakim).

"Pejamkan mata kita. Marilah kita rasakan orangtua kita, bayangkan wajahnya yang mulai renta, rasakan dari hatimu yang paling dalam. Bermunajatlah pada Allah." Raysha merenung selama mendengarkan tausiyah dari ustadz Khairuddin, ia merasa seperti ada gunung salju yang mencair di hatinya. Raysha sudah beberapa kali ikut pengajian ustadz Khairuddin, baginya saat bermunajat, adalah saat curhat lepas kepada Allah.  Dalam hati, ia menangis, "Ya Allah, apa yang sudah kulakukan terhadap orangtuaku. Aku begitu bencinya kepada ayahandaku sendiri bertahun-tahun. Astaghfirullahal adziim..ampuni dosaku Allah. Yang telah membenci ayahku sendiri. Ya Allah, aku tahu, ayahku sudah menyakiti ibuku sedemikian rupa. Ampunilah dosa ayahku kepada ibuku Allah. Lembutkan hati beliau agar bisa memohon maaf kepada ibuku tercinta. Ampunilah dosaku kepada ibuku ya Allah. Karena tidak mengindahkan nasihat beliau agar memaafkan ayahku. Ya Allah, ampunilah dosaku dan dosa kedua orangtuaku. Sayangi mereka ya Allah, sebagaimana mereka menyayangiku seumur hidupku." Zahra merasakan sahabatnya, Raysha. Dieluslah punggung sahabatnya, buliran airmata tak terbendung, semoga itu adalah pertanda kebencian kepada ayahnya telah sirna, subhanallah, "Kun fa yakun"..Jadi, maka jadilah".

Dengan mata yang masih sembab, Raysha pulang ke rumah diantar Toyota Yarisnya Zahra. "Jazakillahi khairan katsiira sista..makasih ya udah mau antar jemput aku..tak terkatakan deh"ucap Raysha. "Sama-sama sista, semoga masalahmu dgn ayahanda tercinta ada solusinya. Amiin. Salam sayang buat ibumu ya" Raysha berlari memasuki rumah sambil memanggil ibunya, "ibu, ibu, ibu dimana". "Ibu disini nak, sedang menyelesaikan pesanan jahitan keluarga bu Broto, besok mau diambil". Sambil sungkem kepada ibunya Raysha berkata, "Ibu, aku mohon maaf atas segala kesalahanku. Aku tidak menjalankan nasehat ibu agar memaafkan ayah. Sungguh, sekarang aku sudah memaafkannya bu." "Alhamdulillah ya Allah. Pas kebetulan sebentar lagi ayahmu mau datang ke rumah kita. Beliau mau meminta maaf kepada kita. Istri kedua ayahmu meninggalkannya pergi dengan laki-laki lain." Raysha, tak bisa membayangkan apa yang harus ia ucapkan kepada ayahnya yang sudah bertahun-tahun meninggalkannya dengan ibunya sendiri. "Oh iya bu, tadi ada salam sayang buat ibu dari Zahra". "Subhanallah, wa'alaikumsalam. Kamu harus bersyukur Raysha, mempunyai sahabat sebaik Zahra". "Iya bu, subhanallah, Zahra lah sahabat terbaikku".

Tak lama berselang, ayahanda Raysha, Pak Cokrodatang, "Assalamualaikum" dengan suara parau beliau datang dan sudah ada di depan pintu.
"Ayah?"
" Bu, ayah datang bu", Raysha dengan sumringahnya mendatangi ayahnya, dan mencium tangannya.
"Mas Cokro, akhirnya mas datang.", ibunda Raysha menyambutnya dengan senyum." Silakan duduk, mas".
"Terimakasih."
Raysha mau ke dapur dulu ya yah untuk membuatkan minum,"
 "Nanti saja anakku. Aku mau bicara kepada kalian."
Dengan suara parau karena perasaan menyesal yang mendalam beliau berkata, "Sungguh aku datang kesini untuk meminta maaf kepada kalian. Ayah sudah melakukan begitu banyak kesalahan. Maukah kalian memaafkan ayah?"

"Klo ibu sudah memaafkan ayah dari dulu"
Raysha tiba-tiba mendekat pada ayahnya, dan langsung "sungkem kepada ayahnya, "Maafkan aku ayah. Karena bertahun-tahun kumembenci ayah. Hingga tadi, aku mulai sadar, bagaimanapun ayah adalah ayahku, aku mohon maaf tidak menerima ayah apa adanya. Aku sayang sama ayah".
Bergetarlah hati pak Cokro, sambil menangis beliau berucap"Tidak anakku, kamu tidak salah. Ayahmulah yang salah."
"Ajeng, mas juga mau meminta maaf padamu. Maukah Ajeng memaafkan mas. Mas sungguh menyesal telah menikahinya. Ia telah berselingkuh dengan pria lain, mas ditinggalkannya. Sekarang mas tidak punya siapa-siapa lagi selain kalian. Ajeng, maukah kau menerima mas lagi sebagai suamimu?"  Pak Cokro mengiba kepada bu Ajeng.
"Iya mas. Walau sudah bertahun-tahun mas tinggalkan, aku masih  mencintai mas. Akupun bersyukur sekarang Raysha sudah memaafkan mas."
"Alhamdulillah ya Allah. Betapa besar anugerahMu padaku yang berlumuran dosa ini, Pak Cokro sujud syukur di lantai dengan berderai air mata kebahagiaan.

Subhanallah, betapa DIA kadang mentakdirkan sesuatu yang surprise, permasalahan bertahun-tahun, bisa "kun fa yakun, terselesaikan, dalam satu hari".

Babak baru telah dimulai. Raysha telah lengkap kembali orangtuanya, sekarang saatnya ia ingin berhijrah menggunakan jilbab, sebagai tanda syukurnya kepada Allah. Ia terinspirasi Zahra yang memakai jilbab tanpa mengurangi kebaikan-kebaikan yang telah ia lakukan. Raysha berharap ia bisa berjilbab bahkan lebih bersemangat menebar kebaikan untuk orang-orang di sekelilingnya.
Sebagaimana ia telah mempelajari dengan ustadz Khairuddin tentang ayat Al Quran tentang ayat perintahNya untuk berjilbab, "QS. Al-Ahzab: 59, “Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istri, anak-anak perempuan dan istri-istri orang Mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali, oleh sebab itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha Penyayang.” Sepulang dari pengajian ustadz Khairuddin, Raysha bercakap-cakap dengan Zahra.
"Zahra, rasanya sudah saatnya aku berjilbab" Raysha membuka pembicaraan.
"Wah, subhanallah, alhamdulillah, laailaha ilallah, Allahuakbar", seru Zahra.
"Aku sudah melakukan perenungan demi perenungan Zahra. Sesungguhnya jilbab itu adalah bukan sekedar kewajiban tapi juga wujud kasih sayang Allah, sebagai tanda penghormatan kepada kaum hawa. Aku butuh berjilbab Zahra, mulai esok akan kututup auratku semata-mata berharap keridhoanNya. Semoga dengan kukenakan jilbab esok, bertambah pula ketenangan batinku karena kuyakini Dia terasa lebih dekat. Allahuakbar".
"Baiklah, sekarang giliran aku yang akan membantu memilihkan jilbab yang syar'i, dan sesuai dengan kepribadianmu, okey".
"Thank you my best friend. I really appriciate that".

Usianya sekarang 22 tahun. Ia sudah lulus sekarang. Dan sambil mencari pekerjaan, Ia minta dicarikan jodoh kepada Zahra.. yg mrpkn aktivis dakwah..dimulailah kehidupan cinta Raysha..ta'aruf bknlah hal mudah. Semua ada prosesnya. Munajat demi munajat ia lakukan, sholat demi sholat ia lakukan, untuk menemukan takdir cintanya. Kenalan lwt email, dgn di cc kepada Zahra. Sampai akhirnya ia menemukan sosok yg dicarinya. Sosok sederhana dan bersahaja. Disaat ta'aruf ia merasakan desiran2 aneh..kenyamanan bersamanya. Raysha mentafakuri surat Ar Rum:21,"...Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." Ya, keywordnya tentram. Sosok itu bernama Ridho.
Tibalah saatnya Ridho mendatangi rumah Raysha untuk berkenalan dengan keluarganya. Zahra pun turut serta menemani Raysha. Ramah tamah dimulai. Sosok sederhana dan bersahaja itu mudah diterima oleh keluarganya, alhamdulillah.
"Ridho, bapak jujur bukanlah suami yang baik tapi sekarang tiada istilah terlambat bapak ingin berupaya menjadi yang terbaik. Menurutmu pernikahan itu apa, nanda?"
"Baiklah pak, Ridho akan berusaha menjawabnya. Pernikahan adalah bertemunya dua insan manusia yang saling mencintai karenaNya dalam ikatan suci yang diliputi oleh taliNya yang sangat kokoh dan tidak mudah putus. Dalam pernikahan, jika lillahi ta'ala perbedaan karakter bukanlah masalah, namun adanya keanekaragaman warna-warni kehidupan yang akan memperindah
kehidupan rumah tangga itu sendiri."
"Subhanallah, lalu apakah kamu sudah yakin bahwa Raysha adalah jodoh kamu"
"Insya Allah bapak. Walaupun kami baru beberapa kali bertemu dalam proses taaruf ditemani Zahra, Kedatangan saya kesini menandakan keyakinan saya setelah melalui proses dan pertimbangan yang matang."
"Raysha, bagaimana dengan kamu?"
"Insya Allah Raysha sudah mantap dengan pilihan Raysha yaitu mas Ridho".
"Ridho, apakah kamu siap menjadi imam atau nahkoda rumah tangga tuk berlayar mengarungi samudraNya Yang Maha Luas tak Bertepi?"
"Saya siap bapak, lahir batin untuk menjadi imam nahkoda rumah tangga buat Raysha."

Subhanallah, proses perkenalan dengan keluarga Raysha berjalan dengan lancar. Dan seterusnya proses lamaran dilaksanakan. Disaat yg sama, ia diterima bekerja di perusahaan bonafid yg dia harapkan, namun disisi lain ia harus mengikuti suaminya bertugas ke pulau terpencil.  Raysha memutuskan mengikuti suaminya. Ia mentafakuri surat ibu Kartini "ibu adalah sekolah pertama" untuk anak2nya. Ia tinggalkan jenjang karirnya, ia melangkah ke depan tuk mengabdi bersama suaminya tercinta.

Begitu besar peran seorang ibu dalam mendidik anak-anaknya, maka tidak dapat dipungkiri bahwa ibu adalah sekolah yang pertama. Seorang RA Kartini pun mengakui hal itu, yang diutarakan lewat sebuah surat kepada Prof. Anton dan istrinya : “Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak perempuan, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama. [Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1902]."

Kisah Ibu Kartini menginspirasi Raysha untuk fokus mengabdi kepada suaminya tercinta. Pendidikan boleh tinggi namun prioritas hidup tetaplah pengabdiannya kepada suami tercinta, "ridho suami ridho Allah". Hatinya ridho, tentram damai walau harus di pulau terpencil hidup bersama suaminya, mas Ridho, subhanallah. Jika saatnya kelak ditakdirkanNya mempunyai seorang anak, ia siap menjadi sekolah pertama bagi anak-anaknya. Ya Allah, jadikanlah kami hamba-hambaMu yang ikhlas mengabdi kepada suami kami semata-mata berharap ridhoMu, berharap MahabbahMu, amiin ya robbal alamiin.

Angkat Beban (22 April 2013)


Stp manusia melewati fase demi fase kehidupan dan itu butuh ujian utk melewati fase berikutnya
Tak ada manusia yg dpt menolak ujianNya..
Tinggal bgmn cara menghadapinya
Ujian itu ibaratnya latihan angkat beban
Jk tbiasa dg latihan angkat beban, otot akan tbentuk shg lama2 jk diberi beban yg sama akan ringan..
Jika kurikulumNya masihlah ujian yg sama... bukannya merasa bosan dgn ujian yg sama, namun jd malah menikmati menjiwai krn tbiasa mjlaninya...
Pengulangan adalah gurunya kemahiran
Diri ini akan mampu memasteri jawaban ujianNya dan mampu lulus dgn predikat gold medal
Jika bebannya dinaikkan lagi namun masih ujian yg sama, itu artinya kita diberi kesempatan olehNya latihan lagi tuk melatih otot berikutnya..
Sehingga menelurkan buah sabar dan ikhlas menjalaniNya
So, keep the spirit up n never give up
Allahuakbar
Allahuakbar
Allahuakbar
Laahawla walaa quwwata illa billah...
Subhanakallahumma wabihamdika
Asyhadu alla ilaaha illa anta
Astaghfiruka wa'atubu illaik

Semua Engkau (22 April 2013)


Putaran tasbih mengalun
Mengingat Engkau
Begitu indah
Tak terasa
Rembesan airmata
Semakin meleleh
Kupandang sekitarku
Mengapa Engkau, semua Engkau
Pecahlah tangisku
(((Allah)))
(((Allah)))
(((Allah)))
Desahan itu yang terucap di lisan dan batinku
Segala puji hanyakah milikMu
Duhai Pemilik Segala Pujian
Laahawla walaa quwwata illa billah
Subhanakallahumma wabihamdika
Asyhadu alla illaha illa anta
Astaghfiruka wa'atubu illaik

REFRESHING : MENGHAFAL ASMAUL HUSNA DENGAN METODE SMASH DAN DZIKIR 99 ASMAUL HUSNA ARI GINANJAR

Preface


Ba'da, tahmid, sholawat. 

Subhanallah...berkali-kali kubuka random alquran sejak ramadhan 1436H lalu hingga sekarang sepertinya Allah ingin kubelajar menghafal asmaul husna (Al A'raf:180). Berkali-kali kumenghafal dengan beberapa metode, akhirnya kembali kuingin mencoba metode SMASH yang pernah kuikuti pelatihannya tahun 2008 silam. Setelah rasanya sudah hafal (segala puji hanya milik Allah), baru kulatih dengan lagu Asmaul Husna ESQ bapak Ari Ginanjar, alhamdulillah. Kemudian kucoba-coba membuat melodi sendiri agar lebih ngelotok sambil meresapi maknanya agar bisa kupraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Kutulis kenangan menghafal ini yang merupakan pencerahan amazing buatku...tiada hentinya kupanjatkan syukur padaMu ya robb.


Metode SMASH ini dapat menghafal dan mengerti arti asmaul husna secara cepat, jika dilakukan dengan sungguh-sungguh dan membuat cerita sendiri berdasarkan 10 gambar ilustrasi (99 nama Allah dibagi dalam 10 gambar ilustrasi), dimana ada 99 nama benda beserta gambarnya yang harus diingat dan kita cantol dengan cerita yang kita pelajari di training dihubungkan dengan Asmaul Husna dan kemudian menurutku kita buat tambahan ala kita sendiri kisah panjangnya untuk lebih mengingat, karena biasanya dengan menulis sendiri lebih teringat (wallahualambissawab). Mari saja kita mulai bagaimana diri yang dhoif ini akhirnya bisa menghafal asmaul husna lewat metode SMASH dan kemudian lewat lagu Asmaul Husna ESQ, alhamdulillah...



RANTAIAN CERITA


Setelah sholat shubuh di MASJID, aku bermain BADMINTON untuk menjaga kebugaran. Sesampainya di rumah, aku membuat sarapan di DAPUR. Setelah siap pergi bekerja, aku berangkat naik BIS UMUM. Aku mampir ke BANK untuk mengambil uang, lalu aku melanjutkan pergi mengajar di sebuah KELAS. Selesai mengajar, aku memeriksakan diri ke DOKTER. Pulangnya rencana aku ke STASIUN KERETA API, namun bertemu teman yang mengajak naik MOBIL nya. Tiba di rumah, aku letih dan langsung masuk RUANG TIDUR.

MASJID
Sesampainya di masjid, aku mengasihkan sepatuku kepada Pak Rahman di 1. tempat penitipan sepatu (1. AR RAHMAAN).
Saat di tempat wudhu kumelihat seorang ibu hamil dengan perlahan berwudhu di 2. tempat wudhu karena sayangnya pada  calon bayinya (2. AR RAHIIM).
Selesai aku berwudhu, aku melihat rombongan King (Raja) Abdul Aziz di 3. tangga masjid (3. AL MALIK).
Sebelum masuk 4. pintu masjid, aku harus mensucikan diri tanpa najis di tubuhku (4. AL QUDDUUS).
Sesampainya di 5. tempat sholat, aku langsung sholat dan di tahiyat terakhir kumengucapkan assalamu’alamualaikum ww (5. AS SALAAM).
Kemudian kumelihat 6. jam besar yang terpercaya mereknya tidak sernit menunjukkan pukul 5.30 pagi (AL MU’MIN).
Kupandang  pula juga ada bapak Muhaimin Iskandar ceramah di 7. mimbar tempat khutbah dengan tentang Allah Maha Memelihara sesuai dengan nama beliau. (7. AL MUHAIMIN).
Sambil menunggu sholat shuruq, aku membuka buku di 8. rak buku tentang Umar Abdul Aziiz tentang keperkasaannya dalam menggiatkan shadaqah infak wakaf di jamannya. (8. AL AZIIZ)
Tiba-tiba seketika aku terkagetkan di pagi hari seperti ini ada suara keras seorang petugas keamanan masjid di 9. speaker meneriakkan bahwa ada seorang buronan terindikasi ada dalam masjid berkehendak/memaksa agar buronan tersebut menyerahkan diri. (9. AL JABBAAR).
Kekagetanku sirna dengan hembusan angin semilir dari 10. kipas angin gantung di masjid membuatku mudah berkontemplasi, kutundukkan kepalaku tuk mengingatNya betapa Dia dengan segala kebesaranNya membuatku bergetar karenaNya. (10. AL MUTAKABBIR).


BADMINTON
Betapa luar biasanya Allah dimana-mana ada DIA. Sesampainya di lapangan badminton, teman-temanku sudah mulai berdatangan. Aku cek 11. lampu sorot bersinar dengan indahnya siapakah yang menciptakanmu,memang tangan manusia tapi itu semua ilham dari Allah Sang Maha Pencipta (11. Al Khaliq).
Sebelum mengadakan pertandingan di pagi hari ini kami berbaris dulu dan melakukan pemanasan di 12. lapangan. (12. AL BAARI’).
Pak Mushawwir wasit pertandingan sudah duduk di 13. kursi wasit yang bentuknya petak berwarna putih mengingatkanku pada DIA. (13. AL MUSHAWWIR).
Mulailah pertandinganku, servis pertamaku lancar mampu melewati 14. net begitu juga seterusnya sampai servis ketiga, diri ini terus mohon ampunan agar terhindar dari rasa bangga. (14. AL GHOFFAAR).
Subhanallah, scoreku sekarang 10-8 aku masih mampu menguasai lapangan, namun tiba-tiba cock ku saat melakukan smash melenceng menyentuh 15. tiang net keluar, ya.. memang Allah yang Maha Menguasai semuanya (15. AL QOHHAR).
Kuseka keringatku, nampak di 16. kursi pemain ada Pak Wahhab yang suka memberi makanan dan minuman ringan sehingga suasana terlihat santai. (16. AL WAHHAAB)
17. Scoring board menunjukkan 15-11 terimakasih ya Allah Maha Pemberi rizki, kemenanganku di babak ini (17. AR RAZZAAQ)
Tak sadar ternyata 18. kursi penonton semakin penuh. Betapa Engkau ya robb yang telah membuka pintu rahmat buat kami…ukhuwah di dalam olahraga badminton. (18. AL FATTAH)
Di gelora badminton ini di lengkapi 19. kursi tribun VIP yang didesain dari luar negeri, betapa orang menciptakan terciprati ilmuMu duhai Engkau Yang Maha Mengetahui (19. AL ‘ALIIM).
Pertandinganku ini diliput oleh media sehingga ada 20. kamera televisi di beberapa lokasi stadion. Menang kalah bagiku sama saja ya robb yang penting sportivitas. Namun jujur ada rasa sempit di dada ini saat pertandingan  ini berakhir aku kalah. Laahawla walaa quwwata illa billah. (20. AL QAABIDH)

DAPUR
Alhamdulillah sudah selesai pertandingannya, kukembali ke rumah. Mulailah kusiapkan sarapan simple di dapur di 21. meja potong, yaitu salad buah. Pekerjaan yang menyenangkan membuat hatiku lapang karena Allah lah yang melapangkan. (21. AL BAASITH).
Selesai sarapan, ku 22. cuci piring. Bagi sebagian orang pekerjaan ini seperti merendahkan tapi tidak bagiku. (22. AL KHAAFIDH)
Kemudian kuletakkan piring yang sudah kucuci, di 23. rak piring karena rak piringnya ketinggian kunaik dengan bangku kecil. Puas diri ini selesai mencuci piring bahkan Allah meninggikan derajatku karena mau mencuci piring. (23. AL RAAFI’)
Setelah itu kusiapkan masakan untuk bekal makan siangku. Bahan mentahnya ayam kusiapkan. Kuhidupkan 24. kompor kubuka panelnya sehingga dapat memasak/memanaskan makanan, ibarat Allah memuliakan hambaNya dengan memuliakannya dengan dibuka tabirnya (24. AL MU’IZZ).
Sayangnya gasnya habis, jadi saat dihidupkan tidak menyala. Lalu kuganti 25. tabung gas nya dengan yang baru. Memang Allah yang Maha Menghinakan (25. AL MUDZILL)
Setelah itu kusiapkan alat penggorengan. Pegangan 26. alat penggorengan ku mengingatkanku pada kuping untuk mendengar. (26. AS SAMII’)
Keahlian memasak juga tergantung pada melihat 27. bumbu dapur secara cepat mana yang dipilih lada, garam, ketumbar, gula dll, jika tidak rasanya akan aneh. (27. AL BASHIIR)
Selesai memasak ayam goreng, lanjut memasak beras. Kutakar / kutimbang dulu secara tepat berapa takar yang kuambil di 28. tempat beras, yang harus kumasak jika tidak, akan berlebihan mubazir. Dialah Maha Menetapkan hukum (28. AL HAKAM)
Kemudian sebagian kutaruh di 29. lemari makanan, untuk adikku yang pulang sekolah, sebagian kubawa untuk bekalku makan siang. (AL ‘ADL)
Terakhir, sebelum berangkat ke kantor aku ambil minuman dingin untuk bekalku di jalan agar tidak kehausan di 30. kulkas, dan sekaligus kuseruput satu sloki es krim yang begitu lembutnya di lidah untuk memanjakan diri ini barang sebentar sebelum hectic day (AL LATHIIF).

BUS UMUM
My hectic day dimulai dengan naik bus umum. Kupandangi bis-bis yang berseliweran, tertulis jelas 31. trayek nya jurusan nya menuju tempat tujuanku bersyukur kubisa terciprati Allah Yang Maha Mengetahui sehingga bisa membaca trayek jurusan bis yang akan kupilih. (31. AL KHABIIR)
Dengan 32. kaca depan yang tembus pandang, di dalam bis tersebut sebelum kunaiki terdapat tukang pengamen, diri ini langsung bergegas masuk ke dalam bis dan ingin segera bersedekah menyantuni pengamen di dalam bis. (32. AL HALIIM)
Selama perjalanan, karena duduk di depan, kupandangi 33. kaca spion luar betapa indah keagungan Allah sambil berzikir terlihat semuanya indah walau cuaca sedang berasap. (33. AL AZHIIM)
Karena suasana sedang berasap, 34. lampu depan mobil dinyalakan walau masih pagi hari, sekali-kali kumelihat mobil di kiri kanan kumelihat mobil bapak Abdul Ghafuur lewat. Berkali-kali kumohon ampun padaNya memohon agar diberi keselamatan berkendara. (34. AL GHAFUUR)
Tiba-tiba, dari 35. pintu penumpang muncul Pak Syukur tetanggaku tersayang, Alhamdulillah ada teman seperjalanan. (35. AS SYAKUUR)
Bis berhenti sebentar, ada yang naik orangnya tinggi sekali dengan 2 langkah dia mampu melampaui 36. tangga masuk yang 4 step itu. Subhanallah jadi teringat Allah Yang Maha tinggi (36. AL ‘ALIYY)
Begitu banyak ayat kauniyah di sekitarku. 37. Pegangan tangan di bis ini untuk penumpang yang berdiri sungguh kokoh besar agar penumpang tidak mudah terjatuh. Membuatku teringat akan Allah Maha Besar (37. AL KABIIR)
38. Kursi penumpang nya pun terpelihara/terlestarikan oleh pengelolanya sungguh bis ini apik sekali. (38. AL HAFIIZH)
39. Jendela nya terjaga kebeningannya seperti aku dapat memandang keheningan alam semesta. (39. AL MUQIIT)
Walau ditengah asap, kami penumpang bis tidak merasakannya karena ada 40. Air Conditioning (AC) yang terus berhembus yang telah dibuat perhitungannya oleh pengelola bisnya, subhanallah jadi teringat Allah Maha Pembuat Perhitungan. (40. AL HASIIB)

BANK
Alhamdulillah bisa mampir dulu ke bank. Kumasuki 41. pintu kaca bank Al Husna terlihat direkturnya  bernama  bapak Matori Abdul Jaliil sedang mengsupervisi karyawannya, subhanallah akhlaknya terciprati sifat Allah Maha Penuh Keagungan/Maha Luhur (AL JALIIL)
Saat aku mengisi di 42. rak formulir, diri ku bersebelahan dengan Yang Mulia Hakim Agung Rifyal Ka’bah. (42. AL KARIIM)
Setelah itu, kudatangi satpam yang cekatan bertugas mengawasi antrian 43. meja customer service mengingat banyaknya customer yang harus dilayani. (43. AR RAQIIB)
Urusan dengan customer service selesai, saatnya kuikuti antrian di 44. kasir untuk melakukan transaksi keuangan setelah pihak bank mengabulkan pinjamanku untuk pembelian mobil kredit, Alhamdulillah sekaligus mengambil uang cash. (44. AL MUJIIB)
Sambil bertransaksi, kumemandang 45. logo bank yang sangat simple, AL HUSNA BANK, Husna itu baik itu definisinya begitu luasnya. (45. AL WASI’)
Di dalam bank Husna terdapat 46. tanaman hias bonsai yang indah sekali, tampak Hakiim Artejo yang dikenal dengan kebijaksanaannya walau unik sedang memandangnya. Beliau juga salah satu pelanggan bank Husna (46. AL HAKIIM)
Sambil menunggu antrian kumenonton 47. televisi Roja TV tentang kisah Nabi Muhammad yang juga mengasihi umat Yahudi walau berbeda keyakinan subhanallah. (47. AL WADUUD)
Bank Husna ini terkenal dengan kemuliaan sifat karyawannya juga para satpam nya diantaranya bernama Pak Abdul Majid yang siaga di 48. meja satpam melayani customer di bank Husna. (48. AL MAJIID)
Kududuk di 49. kursi tunggu nasabah sambil menunggu giliranku dipanggil ke kasir. Jika kupandang sekilas, bentuk kursinya seperti peti mati yang mengingatkanku pada Allah yang mematikan dan menghidupkan kembali dan membangkitkan manusia di alam akhir nanti. (49. AL BAA’ITS)
Tibalah kudipanggil, untuk maju ke baris antrian terlihat 50. batas antrian nya tidak bisa dimanipulasi. Subhanallah mengingatkanku pada sifat Allah Maha Menyaksikan setiap kejadian sebesar biji zarrah ia tahu, malu diri ini jika menyalip baris antrian karena DIA menyaksikanku. (50. ASY SYAHIID)

KELAS
Setelah mampir ke bank, kemudian tibalah aku mengajar di kelas 3-A SMA Husna. Alhamdulillah, aku tidak korupsi waktu, tiba pas jam 9 pagi karena lokasi bank yang besebrangan dengan SMA Husna. Memang jika kita berada di jalan yang haqq (benar) hati kita akan tenang, alhamdulillah. Kumasuki 51. pintu kelas 3-A dengan ucapan basmallah. (51. AL HAQQ)
Baiklah anak muridku, saatnya kita belajar matematika. Siapa yang giliran piket untuk mewakili kelas ini, silakan menghapus tulisan di 52. papan tulis nya. (52. AL WAKIIL)
Kupandangi 53. foto Presiden Indonesia bpk Jokowi, orang terkuat di Indonesia, tanpa debu pertanda sudah dibersihkan. (53. AL QAWIYY)
Saat murid-muridku menyelesaikan tugasnya, ku kadang2 mengecek kondisi 54. meja dan kursi guru. Alhamdulillah kokoh terbuat dari jati, tiada coretan itu semua berkat kerjakeras POMG yang selalu bersinergi sehingga menghasilkan kondisi belajar mengajar yang menyenangkan. (54. AL MATIIN)
Patriotisme pun senantiasa dikumandangkan di sekolah ini, dengan memasang 55. bendera di kelas masing-masing, menandakan bahwa Negara melindungi warga negaranya untuk mendapatkan haknya dalam menjalankan pendidikannya. (55. AL WALIYY)
Buku-buku tersusun rapih di 56. lemari buku berdasarkan alphabet dan dirawat bersama oleh kelas 3-A ini. Kelas 3-A salah satu kelas terpuji karena kerajinannya menyusun dan memelihara buku-buku di kelas mereka. Jadi Ingat Hamid Awaluddin (56. AL HAMIID)
Disaat piket kelas, ketua kelas menghitung hari kerja tiap siswa/i di kelas 3-A diantaranya membersihkan 57. jendela secara teratur. (57. AL MUHSHII)
58. Bangku murid senantiasa dilap dan dirawat tidak boleh dicorat-coret, dan yang harus memulai sebagai tauladan adalah ketua kelasnya. (58. AL MUBDI’)
Aku sebagai walas 3-A senantiasa mengecek benda-benda yang dipajang yang sempat dipinjam untuk pameran, seperti 59. peta yang kemarin dipinjam, siswa mengembalikannya dalam keadaan baik, alhamdulillah. (59. AL MU’IID)
Begitu juga dengan 60. lampu kelas, hanya dalam kondisi gelap, boleh menghidupkan lampu kelas, itulah makna kedisiplinan. (60. AL MUHYII)

DOKTER
Selesai mengajar, saatnya ke dokter. Aku sudah duduk di 61. kursi tunggu pasien. Diri ini sambil merenung ya Allah, Engkaulah Yang menentukan kehidupan dan kematianku, semoga Engkau anugerahilah aku kesembuhan yang barokah dengan berobat ke dokter ini. Aamiin. (61. AL MUMIIT) 
Saatnya aku masuk ke 62. pintu ruang praktek. Bismillah, ya Allah anugerahilah aku kehidupan ya barokah termasuk di dalamnya kesehatan yang barokah, aamiin (62. AL HAYY)
Tanganku berpangku di 63. meja dokter sambil berkonsultasi dengan beliau. Beliau adalah dokter yang mandiri walau mempunyai asisten seorang suster tidak mengandalkan asistennya. (63. AL QAYYUUM)
Di sekitar ruang praktek, kulihat 64. lemari obat-obatan lengkap jika sang dokter menemukan bahwa diperlukan tindak emergency yang membutuhkan P3K. (64. AL WAAJID)
Kupandangi 65. partisi untuk menjaga keprivasian pasien sebagai bentuk penghargaan atas mulianya dan agungnya seorang pasien. (65. AL MAAJID)  
66. Tempat tidur periksa pun hanya bisa untuk tunggal. Ingat Maha Tunggal ingat Gus Dur (Abdurrahman Wahid) yang mendapat cipratannya sebagai salah satu presiden RI. (66. AL WAAHID)
67. Tabung Oksigen pun pun disiapkan satu/esa untuk setiap ruangan. (67. AL AHAD)
 68. Rak alat dokter senantiasa dibutuhkan sudah SOP dari ruang praktek dokter. (68. ASH SHAMAD)
Setelah sang dokter memeriksaku, beliau langsung otomatis mencuci tangan di 69. tempat cuci tangan dan sang dokter berkuasa/mampu melakukan apa dikehendakinya itu walau memeriksa presiden / raja sekalipun. (69. AL QAADIR)
Selain itu, adanya sirkulasi udara yang baik tidak pengap dengan adanya fasilitas 70. kipas angin menentukan kenyamanan dari ruang praktek dokter tersebut. Alhamdulillah nyaman berada di dalamnya. (70. AL MUQTADIR)

STASIUN KERETA API
Pulangnya rencananya aku ke stasiun kereta api. Aku masuk ke 71. pintu masuk stasiun, aku tidak mau mendesak desak orang lain, jadi lebih baik mendahulukan orang lain. (71. AL MUQADDIM)
Saat tiba di 72. loket tiket KA, bagiku ini peluang amal sholeh memang rada aneh, aku mengakhirkan diri yang antrian terakhir ternyata tiket sudah habis. (72. AL MU’AKHKHIR)    
Akhirnya aku ditawarkan membeli tiket jam berikutnya. Aku mau, kemudian aku duduk di 73. kursi tunggu penumpang menunggu keberangkatan kereta api jam berikutnya dari permulaan lagi, Alhamdulillah ikhlas. (73. AL AWWAL)
Sambil menunggu, kubeli Koran di 74. kios Koran. Kumembaca Koran Republika tentang pertanda datangnya Akhir Jaman. (74. AL AAKHIR)
Kupandang 75. jam stasiun tampak nyata menunjukkan jam 2 siang. (75. AZH ZHAAHIR)
Tiba-tiba terasa lapar perutku, batinku berbicara saatnya aku makan di restoran di dalam stasiun ini saja, tapi bagaimana bekalku. Ternyata kutanya ke petugas 76. restoran boleh membuka bekal sendiri asal memesan sesuatu di restoran tersebut. Akhirnya kuputuskan memesan orange juice dan dessertnya cake tiramisu, wow. Mudah-mudahan tidak berlebihan, sekali-sekali gpp. (76. AL BAATHIN)
Saatnya aku sholat zhuhur di 77. musholla karena begitulah Allah memerintahkan, meskipun telat. (77. AL WAALII)
Selesai sholat, kulangsung naik elevator menuju perhentian kereta api. Kupandangi 78. rel kereta. Betapa rendah dan kecilnya diri ini disaat terlena terjatuh di rel kereta api, pakai taali pun utk menarik ku aku tak bisa..betapa DIA Maha Tinggi dan Besar. Laahawla walaa quwwata illa billah (78. AL MUTA’AALII)
Kereta 79. Lokomotif datang. Penumpang berdesak-desakkan masuk, sampai akhirnya aku dapat tempat duduk. Namun tiba-tiba kumelihat orang miskin papa seorang nenek bungkuk tak punya tiket tiba-tiba meminta tempat dudukku. Akhirnya aku berikan tempat dudukku dan tiketku, semoga diri ini tercatat sebagai orang yang dermawan. Aamiin (79. AL BARR)
Kuputuskan kukeluar dari 80. gerbong penumpang dan tak jadi naik kereta api, sambil beristighfar bertobat takut ada sedikit rasa riya di hati karena menolong nenek itu. (80. AT TAWWAAB)  

MOBIL
Keluar dari stasiun kereta api, diri ini kepanasan dan semakin lelah. Saat sedang bingung, kucek dompetku sudah tidak ada, dicopet orang dengan merobek tasku dengan silet. Subhanallah, ada teman menawarkan diri ikut di mobilnya. Mobil temanku berwarna biru. 81. Kap atas nya mengingatkanku pada kepala atasku sedang kepanasan, kubayangkan betapa belum seberapanya panasnya siksa api neraka. (81. AL MUNTAQIM)
Hatiku mulai mendingin setelah bertafakur tentang 82. Kap Mesin mengingatkanku pada dalaman kepalaku yaitu otakku yang marah kepada pencopet itu harus dapat memaafkan. (82. AL ‘AFUWW)
83. Roda depan nya pun mengingatkanku pada si Rauff (sama-sama RA) yang sahabatku yang terciprati sifat Maha Pengasih, senantiasa memberi walau dalam kesulitan sekalipun, aku akhirnya berikan temanku permen polo bulat seperti roda..plong…hehehe.. (83. AR RA’UUF)
Temanku ini orang kaya. Bak princess yang menguasai kerajaan, dia turun dari mobil porche nya dengan senyuman ikhlas membuka 84. pintu mobil nya. (MAALIKUL MULK)
Tanpa merasa sombong, dia tau aku sedang dalam kesulitan butuh dihibur, dibukanya 85. Bagasi nya diambilkannya minuman dingin, makanan ringan sambil duduk-duduk sebentar. Lalu diberinya aku uang dan ditelponnya seorang polisi untuk melaporkan kehilangan. Diri ini jadi teringat DIA yang Maha memiliki kebesaran dan kemuliaan, sepertinya dia tercipreti sifat Allah itu. (85. DZUL JALAALI WAL IKRAAM)
Kupandang 86. bemper belakangnya, tampak sempit namun sungguh sempurna. Betapa diri ini dari keluarga biasa, belum mampu membeli mobil sebagus ini, namun Allah Maha Adil, semua punya peluang sama ke surga. (86. AL MUQSITH) 
Akhirnya kudipersilahkan masuk, mari berkumpul di dalam mobil kecilnya katanya begitu. Kududuk di 87. jok kursi depan, (87. AL JAAMI’)
Betapa luxury nya alat 88. kemudi/stir temanku ini. Mengingatkanku pada Allah Maha Kaya. (88. AL GHANIYY)
Begitu pula dengan lekukan 89. dashboard nya yang ekslusif, mencukupi kebutuhan mobil porche yang mewah ini. (AL MUGHNII)   
90. Kaca spion dalam nya mencegah terjadi kecelakaan bisa melirik kendaraan belakang kita barangkali ada maniak yang menguntil kita. (90. AL MAANI’)



RUANG TIDUR
Tibalah aku di 91. pintu kamar (door). Hari ini Allah memberi kesukaran/kesulitan untukku namun membawa berkah yaitu harga sebuah ukhuwah. Semoga pertanda hukuman dariNya ditunaikan karena hamba ini berlumuran dosa. (91. ADH DHAARR)
Segera kumandi, dan kuambil baju bersih dari 92. Lemari pakaian agar dapat member manfaat untuk lebih merefresh diri. (92. AN NAAFI’)
Kemudian kuletakkan sepatu NIKE RUN ku yang tadi kutaruh sembarangan saja, ke 93. rak sepatu, agar suasana kamar ku lebih bercahaya karena Allah sang Maha Cahaya menyukai keindahan. (93. AN NUUR)
What a hectic day. Sambil menyisir rambut berkaca di 94. meja rias dengan toner dari Rudy Haadiisuwarno, kuberdoa semoga Allah memberiku petunjuk untuk selalu berada di jalanNya, sambil berkaca diri untuk introspeksi diri. (94. AL HAADII)
Alhamdulillah, kurebahkan diriku barang sebentar di 95. tempat tidur (bed) dimana seprainya ciptaan baru dari Jane creation membuatku bertambah nyaman karena kebaikan hatinya. (95. AL BAADII’)
Setelah itu kuberanjak dari 96. tempat tidur menuju meja belajar untuk menulis diari hikmah kisah perjalananku hari ini sebagai bekal persiapan menuju kehidupan yang kekal. (96. AL BAAQII)
Sambil menulis diari, kustel 97. radio tape,  kebetulan ada acara religi malam di radio Dakta FM tentang kiat-kiat agar terwarisi banyak hal yang baik-baik datang dari Allah. (97. AL WAARITS)
Disebutkan dalam sebuah hadits bahwa Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda “Orang yang hari ini sama dengan hari kemarin, atau orang yang hari esok sama dengan hari ini, orang itu akan merugi. Orang yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin orang itu sungguh celaka, tetapi apa bila hari ini lebih baik dari kemarin, atau hari esok lebih baik dari hari ini, maka orang itu akan beruntung” (al-Hadits). Dengan melihat 98. kalender esok kubuka rencana baru agar lebih baik dari hari ini, semoga Allah menciprati diri ini dengan Kemaha Pandai an Nya menyusun strategi agar senantiasa lulus ujianNya. (98. AR RASYIID)
Alhamdulillah kepenatan terbayarkan dengan bersujud padaNya di atas 99. sajadah di dalam sholat semuanya tumpah. QS Al Baqarah:153 Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yansabar. (99. ASH SHABUUR)

Setelah menghafal, aku mengetes hafalanku dengan Dzikir 99 asmaul husna Ary Ginanjar.



Laahawla walaa quwwata illa billah.
Subhanakallahumma wabihamdika
Asyhadu alla ilaaha illa anta
Astaghfiruka wa'atubu illaik
Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "