Kidung Rumekso Ing Wengi


Ana kidung rumekso ing wengi
Teguh hayu luputa ing lara
luputa bilahi kabeh
jim setan datan purun
paneluhan tan ana wani
niwah panggawe ala
gunaning wong luput
geni atemahan tirta
maling adoh tan ana ngarah ing mami
guna duduk pan sirno

Sakehing lara pan samya bali
Sakeh ngama pan sami mirunda
Welas asih pandulune
Sakehing braja luput
Kadi kapuk tibaning wesi
Sakehing wisa tawa
Sato galak tutut
Kayu aeng lemah sangar
Songing landhak guwaning
Wong lemah miring
Myang pakiponing merak

Pagupakaning warak sakalir
Nadyan arca myang segara asat
Temahan rahayu kabeh
Apan sarira ayu
Ingideran kang widadari
Rineksa malaekat
Lan sagung pra rasul
Pinayungan ing Hyang Suksma
Ati Adam utekku baginda Esis
Pangucapku ya Musa

Napasku nabi Ngisa linuwih
Nabi Yakup pamiryarsaningwang
Dawud suwaraku mangke
Nabi brahim nyawaku
Nabi Sleman kasekten mami
Nabi Yusuf rupeng wang
Edris ing rambutku
Baginda Ngali kuliting wang
Abubakar getih daging Ngumar singgih
Balung baginda ngusman

Sumsumingsun Patimah linuwih
Siti aminah bayuning angga
Ayup ing ususku mangke
Nabi Nuh ing jejantung
Nabi Yunus ing otot mami
Netraku ya Muhammad
Pamuluku Rasul
Pinayungan Adam Kawa
Sampun pepak sakathahe para nabi
Dadya sarira tunggal

……………………………………..

Terjemahan dalam bahasa indonesia:
 
Ada kidung rumekso ing wengi
Yang menjadikan kuat selamat, terbebas dari semua penyakit
Terbebas dari segala petaka
Jin dan setanpun tidak mau
Segala jenis sihir tidak berani
Apalagi perbuatan jahat
Guna-guna tersingkir
Api menjadi air
Pencuripun menjauh dariku
Segala bahaya akan lenyap

Semua penyakit pulang ketempat asalnya
Semua hama menyingkir dengan pandangan kasih
Semua senjata tidak mengena
Bagaikan kapuk jatuh dibesi
Segenap racun menjadi tawar
Binatang buas menjadi jinak
Pohon ajaib, tanah angker
Lubang landak, gua orang,
Tanah miring dan sarang merak

Kandangnya semua badak
Meski batu dan laut mengering
Pada akhirnya semua selamat
Sebab badannya selamat
Dikelilingi oleh bidadari,
Yang dijaga oleh malaikat,
Dan semua para nabi dan rasul
Dalam lindungan Tuhan
Hatiku Adam dan otakku nabi Sis
Ucapanku adalah nabi Musa

Nafasku nabi Isa yang teramat mulia
Nabi Yakup pendenganranku
Nabi Daud menjadi suaraku
Nabi Ibrahim sebagai nyawaku
Nabi sulaiman menjadi kesaktianku
Nabi Yusuf menjadi rupaku
Nabi Idris menjadi rambutku
Ali sebagai kulitku
Abubakar darahku dan Umar dagingku
Sedangkan Usman sebagai tulangku

Sumsumku adalah Fatimah yang amat mulia
Siti fatimah sebagai kekuatan badanku
Nabi Ayub ada didalam ususku
Nabi Nuh didalam jantungku
Nabi Yunus didalam otakku
Mataku ialah Nabi Muhammad.
Airl mukaku rasul dalam lindungan Adam dan Hawa
Maka lengkaplah semua rasul
Yang menjadi satu badan

…………………………………

Bersatu


Seringkali kita mendengar kata bersatu. Namun ternyata kata itu hanyalah sebatas slogan belaka. Slogan yang seringkali diutarakan tapi dalam hati masih jauh dari makna itu. Padahal jika sampai menelusup ke dalam hati subhanallah akan terpancar cahaya dari insan kamil, membuat hidup kita menjadi terang benderang sehingga semua masalah bukanlah masalah tapi solusi akan terbuka.

Sesungguhnya bersatu adalah cahaya. Namun untuk memperolehnya bukanlah mudah tapi bisa. Lawan bersatu adalah bercerai berai. Bercerai berai itu terjadi karena adanya perbedaan dalam hal persepsi, pandangan, keinginan, wawasan, budaya, suku, agama, ras, golongan dan lain sebagainya. Manusia itu kecenderungannya mengedepankan perbedaan mereka dalam berinteraksi dengan orang lain, karena kecenderungan mereka ingin menang sendiri; itulah egois. Hanya segelintir orang yang tidak egois, yang mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan ego. Mereka anggap itu bahagia disaat kepentingan ego berhasil didapat. Padahal itu salah besar, disaat kepentingan ego menang, hati nurani menangis karena mereka ingin kepentingan bersama yang didahulukan. Jiwapun menangis karena mereka tidak mau ada yang menang dan kalah tapi yang jiwa inginkan bersama-sama demi kepentingan bersama.

Tahukah saudara-saudariku bahwa sebenarnya ada satu hal yang secara universal bisa membuat kita bersatu? Yaitu tauhid atau berketuhanan. Semua insan kamil pada hakikatnya merindukan Tuhan. Tapi memang karena perilaku nya menjadi terhalang oleh mereka sendiri. Insan kamil didesain Dia dari laul mahfuz merindukan Tuhannya karena inna lillahi wainna ilaihi rojiun, segala sesuatu milik Allah dan kembali pada Allah. Semuanya merindukan kembali padaNya termasuk merindukan perjumpaan denganNya, karena begitulah Allah mendesain.

Bersatu sangatlah mungkin karena itulah kehendak Tuhan, karena Dia menginginkan semuanya masuk surga. Karena jika bersatu, artinya surga semakin terbuka lebar pada semua orang. Tidak ada yang buruk disaat bersatu, semuanya akan menjadi indah sebagaimana keindahan Sang Maha Indah dengan jamaliyahNya yang ada di bumi, langit dan seluruh alam semesta beserta seisinya, subhanallah. Bersatu in the name of Allah The most precious the most merciful, adalah kebutuhan umat manusia. Disaat bersatu, cahayaNya akan terpancar kepada semua umat di bumi langit alam semesta raya dan seluruh isinya sehingga membuat hati kita bahagia, damai, tentram, jiwa dan raga.

Bersatu dalam berketuhanan adalah kunci keselamatan dan berkah Allah bagi semuanya, di dunia dan di akhirat, sebagaimana kita mengucapkan salam assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.Aura alam semestapun akan akan indah dengan kehijauannya, melambangkan surga di dunia, membuat hati manusia bertambah tentram, subhanallah. Sedangkan kebalikannya, jika bercerai berai, aura alam semeata akan memerah, melambangkan neraka di dunia, membuat hati manusia menjadi gundah gulana, was-was dan gelisah, naudzubillah minzalik. Bersatu itu saling mendoakan yang artinya berkasih sayang dengan rahman rahimNya menyelimuti kita semua. Hati kita tertautkan oleh taliNya yang sangat kuat dan tak mudah putus.alangkah indahnya jika semua bisa merasakan itu.

Semua manusia fitrahnya merindukan Tuhannya. Ya, dengan tauhid semuanya akan indah. Semua insan mempunyai rasa berketuhanan, siapapun ia, karena demikianlah Tuhan menciptakan makhlukNya. Semua perbedaan yang ada di muka bumi dapat dibaurkan dengan rasa berketuhanan. Nabi Muhammad bersabda, "perbedaan itu rahmat". Perbedaan itu indah, warna warni cahayaNya. Rahmat itu indah, karena rahmat itu cahaya yang menyinari semua makhluk yang ada di bumi, langit dan seluruh alam semesta beserta isinya. Jika semua bercahaya warna warni karena keaneka ragaman perbedaan, semua akan terkesima dengan keindahanNya, jamaliyahNya. Perbedaan itu akan menjadi indah dengan sendirinya.

Manusia tak akan bersatu jika belum merasakan makna kebahagiaan. Betapa nikmatnya artinya momen manis bersama bahagia. Dimana disebutkan di alquran surat al Baqarah:38,"...barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati." Yang makna harfiahnya, barangsiapa mengikuti petunjukNya, akan bahagia, tiada rasa khawatir, was-was dan gelisah. Bersatu adalah petunjukNya, sebagaimana disebutkan di Alquran surat Annisa:100, "Dan barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan (rejeki) yang banyak...". Salah cara berhijrah di jalan Allah adalah dengan bersatu tanpa pandang bulu, siapapun, dimanapun, berapapun, semuanya bersatu. Salah satu cara bersatu dengan mendahulukan kepentingan bersama, disaat itu pula, "KRAK" ke Allah. Ada hijab/tabir yang menghalangi kita ke Dia terpatahkan, sehingga kita lebih mudah "melihatNya dan merasakanNya" dengan mata batin
kita, membuat hati kita lebih mudah merasakan kebahagiaan bersamaNya, subhanallah. Karena, sebagaimanapun sebesar apapun nikmat-nikmat duniawi yang berbau materi, tiada lebih nikmat daripada nikmat bahagia bersamaNya, speechless. Dengan bersatu karena Nya, kita akan merasakan kebahagiaan bersamaNya. Ya, bersatulah karena Tuhan, full of light, in the world and the heaven, akhirat dapat dunia dapatkan. Tapi jika bersatu karena dunia saja, hanya dunia yang kita dapat, dan akhirnya tiada yang dibawa mati. Wallahualam bissawab.

Semoga Allah mentakdirkan diri kita untuk bersatu di bumi, langit dan alam semesta beserta isinya. Sehingga nur NYa senantiasa menyinari jiwa raga kita semua, untuk terus berkarya dalam rangka pengabdian kita kepadaNya. Amin ya robbal alamin. Lahawla walaa quwwata illa billahil aliyyil adzim.

Puisi-puisi sufi rabiah al adawiyah




I
Alangkah sedihnya perasaan dimabuk cinta
Hatinya menggelepar menahan dahaga rindu
Cinta digenggam walau apapun terjadi
Tatkala terputus, ia sambung seperti mula
Lika-liku cinta, terkadang bertemu surga
Menikmati pertemuan indah dan abadi
Tapi tak jarang bertemu neraka
Dalam pertarungan yang tiada berpantai

II
Aku mencintai-Mu dengan dua cinta
Cinta karena diriku dan cinta karena diri-Mu
Cinta karena diriku, adalah keadaan senantiasa mengingat-Mu
Cinta karena diri-Mu, adalah keadaan-Mu mengungkapkan tabir
Hingga Engkau ku lihat
Baik untuk ini maupun untuk itu
Pujian bukanlah bagiku
Bagi-Mu pujian untuk semua itu

III
Tuhanku, tenggelamkan aku dalam cinta-Mu
Hingga tak ada satupun yang mengganguku dalam jumpa-Mu
Tuhanku, bintang gemintang berkelip-kelip
Manusia terlena dalam buai tidur lelap
Pintu pintu istana pun telah rapat
Tuhanku, demikian malam pun berlalau
Dan inilah siang datang menjelang
Aku menjadi resah gelisah
Apakah persembahan malamku, Engkau terima
Hingga aku berhak mereguk bahagia
Ataukah itu Kau tolak, hingga aku dihimpit duka,
Demi kemahakuasaan-Mu
Inilah yang akan selalau ku lakukan
Selama Kau beri aku kehidupan
Demi kemanusian-Mu,
Andai Kau usir aku dari pintu-Mu
Aku tak akan pergi berlalu
Karena cintaku pada-Mu sepenuh kalbu

IV
Ya Allah, apa pun yang akan Engkau
Karuniakan kepadaku di dunia ini,
Berikanlah kepada musuh-musuh-Mu
Dan apa pun yang akan Engkau
Karuniakan kepadaku di akhirat nanti,
Berikanlah kepada sahabat-sahabat-Mu
Karena Engkau sendiri, cukuplah bagiku

V
Aku mengabdi kepada Tuhan
bukan karena takut neraka
Bukan pula karena mengharap masuk surga
Tetapi aku mengabdi,
Karena cintaku pada-Nya
Ya Allah, jika aku menyembah-Mu
karena takut neraka, bakarlah aku di dalamnya
Dan jika aku menyembah-Mu
karena mengharap surga, campakkanlah aku darinya
Tetapi, jika aku menyembah-Mu demi Engkau semata,
Janganlah Engkau enggan memperlihatkan keindahan wajah-Mu
yang abadi padaku

VI
Alangkah buruknya,
Orang yang menyembah Allah
Lantaran mengharap surga
Dan ingin diselamatkan dari api neraka

Seandainya surga dan neraka tak ada
Apakah engkau tidak akan menyembah-Nya?

Aku menyembah Allah
Lantaran mengharap ridha-Nya
Nikmat dan anugerah yang diberikan-Nya
Sudah cukup menggerakkan hatiku
Untuk menyembah-Mu

VII
Sulit menjelaskan apa hakikat cinta
Ia kerinduan dari gambaran perasaan
Hanya orang
yang merasakan dan mengetahui
Bagaimana mungkin
Engkau dapat menggambarkan
Sesuatu yang engkau sendiri bagai hilang
dari hadapan-Nya, walau ujudmu
Masih ada karena hatimu gembira yang
Membuat lidahmu kelu

VIII
Andai cintaku
Di sisimu sesuai dengan apa
Yang kulihat dalam mimpi
Berarti umurku telah terlewati
Tanpa sedikit pun memberi makna

IX
Tuhan, semua yang aku dengar
di alam raya ini, dari ciptaan-Mu
Kicauan burung, desiran dedaunan
Gemericik air pancuran
Senandung burung tekukur
Sepoian angin, gelegar guruh
Dan kilat yang berkejaran
Kini
Aku pahami sebagai pertanda
Atas keagungan-Mu
Sebagai saksi abadi, atas keesaan-Mu
dan
Sebagai kabar berita bagi manusia
Bahwa tak satu pun ada
Yang menandingi dan menyekutui-Mu

X
Bekalku memang masih sedikit
Sedang aku belum melihat tujuanku
Apakah aku meratapi nasibku
Karena bekalku yang masih kurang
Atau karena jauh di jalan yang ‘kan kutempuh
Apakah Engkau akan membakarku
O, tujuan hidupku
Di mana lagi tumpuan harapanku pada-Mu
Kepada siapa lagi aku mengadu?

XI
Ya Allah
Semua jerih payahku
Dan semua hasratku di antara segala
kesenangan-kesenangan
Di dunia ini, adalah untuk mengingat Engkau
Dan di akhirat nanti, di antara segala kesenangan
Adalah untuk berjumpa dengan-Mu
Begitu halnya dengan diriku
Seperti yang telah Kau katakan
Kini, perbuatlah seperti yang Engkau kehendaki

XII
Ya Tuhan, lenganku telah patah
Aku merasa penderitaan yang hebat atas segala
yang telah menimpaku
Aku akan menghadapi segala penderitaan itu dengan sabar
Namun aku masih bertanya-tanya
Dan mencari-cari jawabannya
Apakah Engkau ridha akan aku
Ya, Ya Allah
O Tuhan, inilah yang selalu mengganggu langit pikiranku

XIII
Ya Allah
Aku berlindung pada Engkau
Dari hal-hal yang memalingkan aku dari Engkau
Dan dari setiap hambatan
Yang akan menghalangi Engkau
Dari aku

XIV
Ya Illahi Rabbi
Malam telah berlalu
Dan siang datang menghampiri
Oh andaikan malam selalu datang
Tentu aku akan bahagia
Demi keagungan-Mu
Walau Kau tolak aku mengetuk pintu-Mu
Aku akan tetap menanti di depannya
Karena hatiku telah terpaut pada-Mu

XV
Tuhanku
Tenggelamkan diriku ke dalam lautan
Keikhlasan mencintai-M
Hingga tak ada sesuatu yang menyibukkanku
Selain berdzikir kepada-Mu

*****

Referensi:

Asfari MS dan Sukatno CR (Editor), Mahabbah Cinta Rabi’ah al-Adawiyah, Yayasan Bentang Budaya Yogyakarta, Cetakan Keempat Juni 1999.

sumber : http://dwikisetiyawan.wordpress.com/2011/04/29/puisi-puisi-sufi-rabiah-al-adawiyah/
Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "