Kisah Eve dengan kecoa
Alhamdulillah Allah, kubisa menuliskan kisah ini
Sampaikanlah sholawat beriring salamku kepada nabiMu Muhammad Saw
Kecoa, sepertinya imagenya itu bikin kotor, jorse dan jijik. Reflek kita jika melihat makhluk Allah yang satu ini dibunuh, ditepak pake sendal, sapu dll sampai mati. Sesungguhnya ia makhluk Allah juga yang membutuhkan kasih sayang dari sesama makhluk yang lain.
Malam beranjak datang. Tiba-tiba muncullah kecoa mondar mandir. Kutanya sama kecoa, "kamu mau kemana kecoa?". "Aku cuma pingin lewat". Lalu kutanya lagi, "Kamu mau kubunuh ga biar ga ngganggu?". "Jangan, aku kan tidak mengganggu, aku tidak mau dibunuh". Namun lain hal jika ia mengganggu masuk ke lemari makanan, "maaf ya kecoa, aku harus membunuhmu." Lalu kecoa berkata, "tidak mengapa Eva, aku ingin mati di tanganmu". Lalu bangkai kecoa yang sudah meninggal itu berkata, "Eva, aku ingin dibuang di kotak sampah. Kau ambil tisue kau pungut, lalu masukkan kesana". "Baiklah, sudah kulakukan". "Terimakasih Eva". Ternyata, ia ingin disempurnakan juga, ia makhluk Allah juga yang butuh kasih sayang. Sama juga dengan memperlakukan jenazah manusia menurut fiqih Islam sungguh penuh dengan kasih sayang, begitu pula dengan jenazah kecoa ini. Tidak hanya jenazah kecoa, serangga, semut, nyamuk, hingga tikus yang tertabrak kendaraan, butuh ditolong, kita pinggirkan ke pinggir jalan, atau dimasukkan kotak sampah, atau kita kubur di dalam tanah. Subhanallah, memang Islam adalah agama yang berkasih sayang.
Semut pun begitu, walau ia adalah makhluk yang kecil, ia tak mau dengan mudahnya kita reflek membunuhnya. Kebiasaanku disaat melihat semut merayap di tanganku, adalah kutiup, dan tiba-tiba terdengar suara "ihaa", demi Allah ini adalah kenyataan. Semut bilang "aku senang ditiup olehmu Eva". Mereka kita biarkan hidup, selama tidak mengganggu, namun jika menggigit di dalam sepatu, terpaksalah harus kita matikan, "maaf ya semut". "Tidak mengapa Eva, aku ingin mati di tanganmu". Meminta maaf tidak hanya kepada manusia, tapi juga kepada semua penduduk bumi langit dan seluruh isinya.
Sesungguhnya dengan merasakan mereka tanpa diajak bicara, kita bisa mempunyai firasat atau rasa dari Dia meridhoi atau tidak. Jika Dia meridhoi, hati kita akan tenang saat mau tidak mau harus membunuh binatang yang kadang mengganggu itu (2:38), begitu juga sebaliknya.
Amalan ini seperti amalan yang sepele, tapi belum tentu sepele di mata Allah. Siapa tahu merekalah yang akan menentukan surga neraka kita. Mereka nanti akan bersaksi terhadap apa yang sudah kita lakukan kepada mereka. Ajarkanlah kepada anak-anak kita, memang terlihat agak 'sesuatu', tapi Allah akan menghargai usaha kita. Marilah kita saling menyayangi berwelas asih kepada semua makhluk Allah di bumi langit dan seluruh ciptaanNya. Lahawla walaaquwwata illa billah.
Wallahualam bissawab.
Subhanakallahumma wabihamdika
Asyhadu alla ilaaha illa anta
Astaghfiruka wa atubu illaik
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Diberdayakan oleh Blogger.
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
3 komentar:
Subhanallah, walhamdulillah, ALlahu Akbar :)
manusia pada umumnya termasuk saya tidak pernah berfikir sampai demikian. Terimakasih post nya...
kedepannya mungkin akan lebih hati hati dalam mengusir makhluk ciptaan-Nya.
salam kenal
@anonim
Lahawla walaa quwwata illabillah...Pekikkan Allahuakbar!!!God is Great!!! Subhanallah..
@de hoppus
Salam kenal juga...makasih mau mampir di blog sederhana ini. Betul sekali kawan, semuanya adalah makhluk/ciptaanNya..klo kita sayang sama Dia, itu artinya kita juga sayang sama ciptaanNya...ga hanya manusia..tp bumi langit dan seluruh isiNya.. Slmt mencoba..hati kita akan bertambah bahagia, karena makhluk2 kecil itu turut mendoakan kita.. amiin..
Posting Komentar